Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi banyak belanjaan (pexels.com/Gustavo Fring)

Belanja impulsif menjadi penyebab pemborosan yang perlu dikendalikan. Baik kamu membeli sesuatu yang mahal atau murah tetapi sering, keduanya sama-sama bisa bikin kantong jebol. Kalau dorongan untuk berbelanja tanpa rencana dapat ditahan, keuanganmu bakal lebih sehat.

Akan tetapi, menghentikan kebiasaan belanja impulsif juga tidak mudah. Bahkan ketika kamu sudah mulai mengalami masalah keuangan, mendadak berhenti belanja di luar rencana tetap terasa sulit. Di bulan-bulan pertama bahkan sampai setahun kamu masih dalam tahap menyesuaikan diri.

Normal kalau dirimu kali gagal mengendalikan dorongan berbelanja secara impulsif. Khususnya ketika baru gajian, banyak diskon, ada produk yang baru dirilis dan terbatas, serta emosi lagi gak stabil. Lalu, bagaimana jika ini terjadi? Rasa bersalah dan gagal yang otomatis muncul harus disikapi dengan bijaksana. Berikut lima caranya.

1. Cek apakah barang yang dibeli akhirnya bakal dipakai juga?

ilustrasi belanjaan (pexels.com/Max Fischer)

Contoh barang yang dibeli akhirnya pasti dipakai juga ialah kebutuhan rumah tangga. Seperti sabun, sampo, pasta gigi, dan sebagainya. Sebenarnya awal bulan kamu sudah berbelanja untuk kebutuhan empat minggu sekalian. Misalnya, sabun batang 4 buah, pasta gigi ukuran sedang 1 buah, dan sampo yang cukup untuk sebulan.

Akan tetapi ketika kamu masuk minimarket sepulang kantor, niat cuma beli kopi malah ditambah belanja barang-barang di atas lagi. Penyebabnya mungkin ada label diskon dan dirimu merasa sayang untuk melewatkannya. Kemarin ketika kamu berbelanja bulanan belum ada diskon.

Sekalipun belanjamu di luar perencanaan, jangan terlalu merasa bersalah. Semua produk yang dibeli itu pada dasarnya juga bakal terpakai bulan depan. Kamu bisa menyimpannya tanpa rasa bersalah. Namun, pastikan bulan depan dirimu gak menambah barang serupa. Hapus dulu dari daftar belanjamu bulan depan biar stok tak menumpuk terlalu banyak di rumah dan bikin keuangan tidak sehat.

2. Periksa frekuensi kegagalan menahan dorongan belanja per bulan

Editorial Team

Tonton lebih seru di