Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi intensive parenting (pexels.com/Ivan Samkov)
Ilustrasi intensive parenting (pexels.com/Ivan Samkov)

Intinya sih...

  • Jelaskan arti dari kata “maaf” agar anak mengerti pentingnya permintaan maaf dan dampak positifnya pada hubungan.

  • Tunjukkan contoh nyata dalam keseharian untuk membiasakan anak meminta maaf tanpa perlu dipaksa.

  • Gunakan cerita atau tontonan yang relate untuk mengajarkan anak tentang empati dan pentingnya meminta maaf.

Mengajarkan anak untuk meminta maaf memang gampang-gampang susah. Terkadang sebagai orang tua, kita berharap mereka langsung sadar untuk minta  maaf begitu melakukan kesalahan. Tapi kenyataannya, tidak semua anak paham kenapa mereka harus minta maaf. Ada yang ngambek, ada juga yang malah makin defensif. Padahal, tujuan utamanya bukan hanya agar anak terlihat sopan, tetapi juga mengajarkan mereka untuk belajar bertanggung jawab dan punya empati.

Nah, supaya permintaan maaf dari anak tidak hanya menjadi sekadar formalitas, sebagai orang tua bisa mulai dari pendekatan yang lebih hangat dan lembut. Yuk, intip lima tips yang bisa kamu coba untuk mengajarkan anak untuk minta maaf. 

1. Jelaskan arti dari kata “maaf”

Ilustrasi orang tua mengajari anak (Pexels.com/ Elina Fairytale)

Sebelum anak bisa meminta maaf dengan tulus, mereka perlu mengetahui terlebih dahulu apa arti dari kata “maaf”. Bagi anak-anak, kata tersebut hanya menjadi rutinitas yang diucapkan tanpa paham apa maksudnya. Penting banget untuk membantu mereka mengerti bahwa minta maaf bukan sekadar formalitas.

Jelaskan bahwa ucapan maaf itu bisa membuat orang lain merasa dihargai dan hubungan jadi lebih baik. Saat anak paham maknanya, mereka akan lebih siap minta maaf dari hati, bukan karena disuruh. 

2. Tunjukkan lewat contoh nyata

Ilustrasi berpelukan (Unsplash.com/ Annie Spratt)

Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat, bukan hanya apa yang mereka dengar. Jadi, cara paling efektif untuk mengajarkan sesuatu adalah dengan memberi contoh nyata. Kalau ingin anak terbiasa minta maaf, orang tua juga perlu menunjukkan hal yang sama dalam keseharian.

Sikap ini akan meninggalkan kesan yang kuat di benak anak, karena mereka melihat langsung bagaimana permintaan maaf dilakukan dengan tulus. Dari situ, anak belajar bahwa minta maaf bukan sesuatu yang memalukan. Justru itu tanda bahwa seseorang berani mengakui kesalahan. Pelan-pelan, mereka akan mulai mengikuti tanpa perlu dipaksa.

3. Gunakan cerita atau tontonan yang relate

Ilustrasi orang tua bersama anak (Pexels.com/ Tima Miroshnichenko)

Cerita dan tontonan anak bisa menjadi cara  yang efektif untuk mengajarkan anak untuk meminta maaf. Anak cenderung lebih tertarik pada hal-hal visual dan jalan cerita yang dekat dengan keseharian mereka. Lewat kisah yang mereka suka, orangtua bisa mengajak anak berdiskusi tanpa terkesan menggurui.

Dari situ, anak belajar memahami perasaan orang lain dan dampak dari sebuah tindakan. Nilai empati pun tumbuh secara alami lewat aktivitas yang mereka anggap menyenangkan. Tanpa disadari, anak mulai paham kapan seharusnya minta maaf dan kenapa itu penting. 

4. Hindari memaksa atau mempermalukan

Ilustrasi berpelukan (Unsplash.com/ Annie Spratt)

Meminta maaf seharusnya datang dari kesadaran, bukan karena merasa tertekan. Saat anak dipaksa minta maaf, apalagi di depan orang lain, yang muncul justru rasa malu atau enggan. Bukannya belajar tanggung jawab, anak malah bisa merasa dipermalukan.

Hal ini justru membuat mereka makin menutup diri atau tidak mau mengakui kesalahan. Lebih baik beri waktu dan ruang untuk mereka memahami situasi terlebih dahulu. Ajak anak berbicara dengan tenang, bukan dengan nada menyalahkan. Dengan cara ini, anak akan lebih siap minta maaf dengan tulus dari dalam hati.

5. Apresiasi usaha anak, sekecil apa pun

Ilustrasi meminta maaf (Unsplash.com/ Jerry Wang)

Setiap usaha anak untuk minta maaf layak untuk dihargai, sekecil apa pun usahanya. Jangan tunggu sampai mereka melakukannya dengan sempurna dulu baru diberi pujian. Justru saat proses masih berjalan, apresiasi kecil bisa memberi dampak besar. Anak jadi merasa dihargai dan lebih percaya diri untuk memperbaiki kesalahan. Sikap ini juga menunjukkan bahwa orangtua fokus pada usaha, bukan hanya hasil akhir. Lambat laun, anak akan terbiasa minta maaf tanpa merasa takut atau terpaksa. Semua berawal dari lingkungan yang suportif dan penuh pengertian.

Mengajarkan anak minta maaf memang butuh waktu, tapi bukan hal yang mustahil. Selama kita sabar mendampingi dan memberi contoh yang baik, anak akan tumbuh jadi pribadi yang lebih peka dan bertanggung jawab. Jangan khawatir kalau prosesnya terasa lambat, yang terpenting mereka belajar dengan cara yang sehat, bukan karena tekanan. Lewat langkah kecil yang konsisten, anak akan memahami bahwa minta maaf bukan sekadar kata, tapi wujud kepedulian pada orang lain. Dan dari situlah, karakter baik mulai terbentuk.


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team