Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Mengendalikan Pola Pikir Destruktif, Jangan Sampai Mendominasi!

ilustrasi berpikir serius (Anastasiya Vragova)
Intinya sih...
  • Pola pikir destruktif merugikan secara emosional, mental, dan tindakan sehari-hari.
  • Menyadari awal munculnya pola pikir negatif, mengambil solusi yang tepat untuk mengatasinya.
  • Membatasi pemicu pola pikir destruktif dari lingkungan sekitar atau media sosial.

Pola pikir menjadi pondasi dari setiap tindakan maupun keputusan yang diambil. Seharusnya kita mampu menjadi individu dengan pola pikir bijaksana. Tapi yang terjadi, justru mengedepankan pola pikir destruktif. Pola pikir demikian ini cenderung merugikan diri sendiri. Baik secara emosional, mental, maupun dalam tindakan sehari-hari.

Menjadi keharusan bagi kita untuk belajar mengendalikan pola pikir destruktif. Bagaimanapun juga, pola pikir yang bersifat merusak dapat menghambat pertumbuhan pribadi. Pada akhirnya ini akan mempengaruhi ketercapaian tujuan hidup. Bagaimana cara mengendalikan pola pikir destruktif? Berikut yang harus diterapkan!

1. Menyadari kehadiran awal dari pola pikir negatif

ilustrasi terpuruk (pexels.com/Derick Makwasi)

Pola pikir destruktif jika tidak segera dikendalikan akan mempengaruhi aspek-aspek penting dalam hidup. Orang-orang yang memiliki pola pikir destruktif dihadapkan dengan rasa takut dan kekhawatiran yang mendominasi. Penting bagi kita untuk mengendalikan pola pikir destruktif agar tidak mendominasi setiap tindakan dan keputusan penting.

Ini bisa dilakukan dengan menyadari kehadiran awal dari pola pikir negatif itu sendiri. Apakah ini berawal dari overthinking yang terlalu berlebihan, atau mungkin kita tidak pernah merasa cukup dengan hal-hal yang sudah berhasil dicapai. Menyadari kehadiran awal dari pola pikir negatif, kita mampu mengambil solusi yang tepat untuk mengatasinya.

2. Membatasi paparan yang memicu pola pikir destruktif

ilustrasi membuka sosial media (unsplash.com/Courtney Clayton)

Apakah pola pikir destruktif muncul begitu saja? Sudah tentu jawabannya tidak. Tentu ada beberapa sebab yang menjadi sumber munculnya pemikiran destruktif. Entah berasal dari pengaruh lingkungan sekitar. Atau mungkin ini berasal dari pengaruh konten dan informasi di media sosial.

Mengendalikan pola pikir destruktif, kita perlu membatasi hal-hal yang menjadi pemicunya. Jika disebabkan oleh suatu lingkungan, tentu harus membuat batasan yang tegas. Jika ini disebabkan oleh pengaruh media sosial, kita bisa menyaring kembali konten-konten yang dapat dilihat.

3. Mengganti dengan pikiran yang realistis dan seimbang

ilustrasi berpikir realistis (pexels.com/Keira Burton)

Banyak orang tidak sadar jika dirinya sedang terjebak dalam pola pikir destruktif. Bahkan ini mempengaruhi setiap tindakan maupun keputusan penting yang diambil. Dalam hal ini, sebenarnya pola pikir destruktif masih bisa dikendalikan asal mengetahui tips yang tepat. Bagaimana caranya?

Kita bisa mengganti dengan pikiran yang lebih realistis dan seimbang. Saat terjebak rasa takut dan kecemasan, lihat kembali fakta yang ada di depan mata. Dengan melihat gambaran yang lebih realistis dan memperhatikan keseimbangan, pola pikir destruktif berkurang secara perlahan.

4. Berhenti mencemaskan masa depan secara berlebihan

ilustrasi merasa cemas (pexels.com/Timur Weber)

Kita memang tidak bisa memprediksi bagaimana alur masa depan. Tapi yang pasti, kita tidak bisa membiarkan diri dalam perasaan cemas. Sikap demikian ini tidak akan menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Jika kecemasan terus berlanjut, justru mengurung diri dalam keterpurukan berlarut-larut.

Di sinilah tips mengendalikan pola pikir destruktif. Sudah saatnya berhenti mencemaskan masa depan secara berlebihan. Meskipun sedang menghadapi rasa lelah dan perjuangan panjang, sadari bahwa masa depan tetap terbuka untuk mereka yang konsisten berusaha.

5. Menyadari bahwa tidak semua hal bisa dikontrol

ilustrasi perempuan tersenyum (unsplash.com/Courtney Cook)

Mengendalikan pola pikir destruktif agar tidak mendominasi adalah tantangan. Seringnya pola pikir ini justru mempengaruhi cara seseorang dalam bersikap maupun mengambil keputusan penting. Lantas, bisakah kita mengendalikan pola pikir destruktif agar tidak sampai mendominasi?

Jawabannya tentu saja bisa. Kita perlu menyadari bahwa tidak semua hal bisa dikontrol. Mari belajar berfokus pada aspek-aspek hidup yang memang masih berada dalam jangkauan. Fokus pada tindakan, respon, dan cara kita dalam menghadapi ketidakpastian.

Mengendalikan pola pikir destruktif membutuhkan konsistensi dan kesabaran. Kita perlu mengenali terlebih dahulu penyebab dari kehadiran pola pikir tersebut. Kemudian mengganti mindset yang lebih realistis dan seimbang, sampai dengan pada tahap menyadari bahwa tidak semua hal bisa dikontrol.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us