5 Tips Menjamu Tamu Saat Lebaran, Gak Harus Lontong Opor

Selain bermaaf-maafan, Lebaran memang identik dengan acara makan-makan. Menunya pun khas, yaitu lontong opor. Biasanya dilengkapi dengan sambal goreng kentang dan rendang.
Menu khas setahun sekali ini memang bikin kangen. Namun, di sisi lain juga gampang membuat bosan bahkan kurang baik untuk kesehatan jika disantap terus-menerus selama beberapa hari.
Penggunaan santan kental, pemanasan berulang, serta tiadanya sayuran sebagai sumber serat dapat menimbulkan masalah kesehatan. Mulai dari sembelit, asam lambung meningkat, sampai kolesterol tinggi. Oleh sebab itu, ada baiknya kamu mengikuti lima tips berikut ini kalau hendak menjamu tamu Lebaran nanti.
1. Sediakan menu selain lontong opor biar orang gak bosan

Sebelum bertamu ke rumahmu, kemungkinan besar orang sudah menyantap lontong opor di rumahnya sendiri, juga di rumah keluarga serta tetangga terdekatnya. Dua kali makan dengan menu yang sama saja bisa bikin bosan, apalagi jika ia baru datang ke rumahmu H+1 atau lebih dari itu.
Akan lebih menggugah selera mereka apabila kamu punya menu selain lontong opor. Misalnya, menyediakan nasi putih dengan capcay kuah atau bakso dan soto. Ini bakal terasa menyegarkan ketimbang lagi-lagi lontong opor.
2. Jangan paksa tamu untuk makan besar bila mereka masih kenyang

Sebagai tuan rumah, kamu tak perlu merasa terhina apabila tamu menolak untuk makan besar. Tempatkan dirimu di posisi mereka. Bila dari pagi kamu sudah bersilaturahmi ke beberapa rumah dan setiapnya mengharuskanmu buat makan besar, menjelang siang kamu tentu telah kekenyangan.
Jadi, tamu cukup diajak 1 atau 2 kali saja. Kalau jawabannya konsisten masih kenyang, tidak perlu dipaksa. Bukankah kita memang diajarkan untuk makan secukupnya saja? Isi perut dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman, dan sepertiga udara.
3. Prasmanan lebih baik agar tamu dapat menyesuaikan porsi

Apabila makanan berat telah disajikan dalam piring-piring, porsinya bisa jadi terlalu banyak untuk orang lain. Akan tetapi, mereka juga merasa tidak enak jika sampai tak menghabiskannya. Alhasil, tamu malah tersiksa, tidak bisa menikmati hidangan, dan akhirnya tetap gak habis.
Jika prasmanan, tamu dapat mengambil makanan sesuai dengan porsi makannya. Tamu yang sudah cukup kenyang juga bisa mengambil lauknya saja, sekadar buat menghormati tuan rumah yang telah repot-repot memasak. Ini menghindarkan banyaknya makanan yang terbuang sia-sia alias mubazir.
4. Untuk tamu luar kota, makanan khas daerah lebih terasa istimewa

Lebaran adalah waktunya mayoritas perantau pulang ke kampung halaman. Selain keluarga, mereka pasti merindukan makanan-makanan khas di daerahnya. Bila kamu sudah tahu tamumu siapa saja dan banyak di antaranya perantau, makanan khas daerah dapat menjadi pilihan.
Misalnya, soto Sokaraja, ayam betutu, bakmi Jawa, dan sebagainya. Makanan-makanan khas daerah seperti ini juga menjadi tanda penyambutan darimu khusus buat kerabat yang telah jauh-jauh merantau. Mereka pasti merasa diistimewakan olehmu.
5. Masih situasi pandemik, batasi tamu yang makan di rumah

Setelah dua tahun tak ada mudik, Lebaran tahun ini tentunya akan menjadi sukacita bagi kita semua. Akhirnya, para perantau dapat leluasa pulang ke kampung halaman. Meski bahagia berkumpul bersama keluarga dan teman, jangan lupa bahwa pandemik belum berakhir.
Lebih baik tetap waspada daripada menyesal kemudian apabila ada keluarga yang jatuh sakit. Solusinya, di samping tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat seperti menggunakan masker saat menerima tamu, batasi juga tamu yang makan di rumah.
Sebab ketika makan bersama, pastinya semua orang membuka masker dan mengobrol. Tamu yang diajak makan bersama di rumah sebaiknya hanya keluarga dekat. Untuk tamu lain, kamu dapat membawakan mereka oleh-oleh buat dibawa pulang.
Kalau sebelum pandemik kamu terbiasa menerima banyak tamu, atur mulai sekarang menu-menu yang akan disajikan serta cara supaya protokol kesehatan terjaga. Semoga acara silaturahmi berjalan lancar dan kesehatan semua orang tetap prima.