Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips untuk Tetap Tangguh Ketika Dimarahi Bos

telfer.uottawa.ca

Kalau sudah ngomongin atasan atau bos, akan ada begitu banyak anekdot berkeliaran di sekitar kita. Mulai dari bos itu selalu punya 2 pasal, yaitu pasal pertama adalah bos tidak pernah salah dan pasal kedua adalah kalau dirimu suatu saat menemukan bos bersalah maka kembalilah dulu ke pasal pertama. Masih terkait dengan itu, maka kalau di soal ujian apapun kamu nggak tahu jawabannya, cukup tuliskan saja “Bos”. Kan, si bos tak pernah salah.

Bos itu ibaratnya orang tua, kita nggak bakalan pernah bisa memilih lahir dari perut ibu yang mana. Demikian juga ketika masuk kerja (terutama untuk ketika pertama kalinya bekerja), begitu kita masuk sudah langsung dipasangkan dengan bos yang ditentukan oleh perusahaan.

Maka di luar sana ada ribuan cerita yang bertebaran mengenai karyawan yang berhadapan dengan para bosnya. Ada yang bercerita bila dapetnya bos yang baik, hidupnya jadi sumringah, bagi mereka yang dapat bos macam itu, kerja itu tak ubahnya seperti makan saja, nggak disuruh pun kita rela untuk terus berkarya. Ada juga yang bercerita, mereka punya bos yang inspiratif, mau mengajari dan selalu menopang timnya bila timnya melakukan kesalahan, maka mereka yang mendapatkan bos seperti itu, pekerjaannya dilalui dengan suka cita, happy, dan walaupun tugas bertumpuk rasanya seperti melakukan hobi. Nah, akan tetapi karena watak manusia itu bermacam-macam, maka tidak selalu kita memiliki bos yang ada di impian kita.

Tulisan ini dipersembahkan untuk mereka yang ketika bos yang ia miliki tidak sama seperti bayangan, atau terkadang lebih banyak cemberut daripada senyum, dan lebih banyak marah ketimbang sayang. Memiliki bos seperti itu juga rasanya penting untuk kehidupan kita, agar ia menjadi pembelajaran dalam hidup, ketika esok kita digilirkan menjadi atasan, kita tidak melakukan aneka hal yang dulunya kurang kita sukai dari atasan.

1. Walau Dimarahi Tetaplah Berpikir Positif!

scmp.com

Berpikir negatif itu secara tidak langsung akan menghadirkan sentimen yang jelek dalam pikiran yang mana ia berakibat pada menurunnya semangat dalam diri, perasaan juga menjadi tidak enak, dan beban pikiran juga terbawa sepanjang hari.

Dalam bukunya Terapi Berpikir Positif, Dr. Ibrahim Elfiky menyebutkan bahwa ketika sedang berpikir negatif, otak secara otomatis ikut menggerakkan kemudi ekspresi wajah, gerakkan organ tubuh bahkan tarikan nafas ke arah yang sifatnya sangat buruk untuk kesehatan jiwa kita sendiri.

Maka tipsnya adalah sekuat mungkin, carilah celah dimana kita masih bisa memikirkan kebaikannya bos. Contohnya adalah hadirkan di pikiran bahwa kenapa si bos marah-marah adalah karena mungkin anaknya sedang sakit sehingga pikirannya terbelah ke kesehatan anaknya. Kemudian elaborasilah lebih jauh, seandainya kita berada pada posisi si bos sekaligus sebagai ayah yang sedang memikirkan anaknya yang sakit, bukankah kita akan bertindak hal yang serupa dan ingin rasanya orang memperhatikan dan memaafkan atas kurangnya performanya pada hari itu.

2. Bekerja Tambah Keras!

old.startitup.sk

Rhenald Kasali dalam salah satu tulisannya pernah bertutur tentang kisah antara suami istri yang sedang saling marah. Nah yang menarik adalah respon si istri ketika mereka sedang marah, bukannya ngambek, bukannya “mogok kerja”, maupun bukannya malah ngeluyur keluar rumah sebagai wujud protes, tetapi si istri justru hanya pergi ke dapur, melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa, dan apabila dilihat lebih seksama lagi sebenarnya hasil kerja si istri ini jauh lebih keras dibandingkan hari-hari biasanya.

Ia tak banyak berbicara, tetapi tetap keras kerjanya. Eh tak dinyana, si suami yang melihat istrinya begitu justru malah luluh dan balik minta maaf pada istrinya karena berlaku tak baik tempo hari.

3. Tanyakan Apa Sisi Positifnya!

forum.sevastopol.info

Setelah dimarahahi oleh atasan kamu mungkin pernah bertanya-tanya seperti ini,

 “Kenapa ya ini ko terjadi pada saya?”

atau

“Kenapa ko saya yang malah dimarahin?”

Padahal semua pertanyaan itu sifatnya negatif, yang membuat hatimu makin suram, dan pikiran tambah kusut. Ilustrasinya itu kita sudah jatuh dari tangga, kemudian kita tarik tangga itu agar ia jatuh menimpa kita.

Seharusnya ketika menghadapi problematika dimarahi oleh atasan, pertanyaan yang ditanyakan pada diri sendiri adalah

“Apa ya sisi positifnya saya dimarahi bos?” atau

“Apa ya makna positif yang bisa saya pelajari dari kejadian ini?”

Dengan bertanya seperti itu, kamu tidak perlu menyalahkan nasib, malahan dengan pertanyaan itu kamu akan menuju ke level yang lebih baik.

4. Syukurilah Kamu Masih Punya Pekerjaan!

tumbuhberbagidiridhoi.blogspot.co.id

Ada kalanya juga ketika kita dimarahi, ada perasaan kesal dan sebal pada kondisi yang kita alami, padahal dengan itu secara tidak langsung timbul sikap tidak mensyukuri nikmat yang sudah kita dapatkan.

Kita yang bekerja di kantor atau di pabrik, mari lihat ada sekian juta orang yang masih mencari lapangan pekerjaan. Ada sekian juta pengangguran terdidik yang selepas dari sarjana berburu peluang kerja sama persis seperti kita, akan tetapi mereka masih belum beruntung, mereka masih harus ikut tes sana sini, dan berpikir siang malam bagaimana bisa mendapatkan pendapatan.

Sedangkan kita sudah mendapatkan pekerjaan dengan kondisi yang jauh lebih baik dari mereka. Dengan memandang yang lebih kurang dari kita, jutaan rasa syukur akan berhamburan

5. Hadirkan Sikapmu yang Terbaik

whglawfirm.com

Problem hidup itu tidak ubahnya seperti soal ujian. Bukankah masalahnya itu bukan soal yang diujikan kepada kita, tetapi adalah bagaimana sikap kita menjalani soal-soal yang ada di ujian. Soal no.1 bisa jadi kesusahan untuk kita, tetapi bagi teman di kanan kiri yang juga sedang mengerjakan soal yang sama, dia tetap bisa ko mengerjakannya dengan tenang-tenang saja dan benar.

Berarti masalahnya adalah bukan “soal no.1”nya tetapi adalah bagaimana sikap kita untuk menjawab soal itu. Jadi dalam kehidupan, persoalannya justru bukan pada masalah itu sendiri, tetapi dari bagaimana kita merespon masalah tersebut. Kalau bos marah pada kita, maka bukan marahnya itu yang menjadi masalah, tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana sikap kita terhadap itu.

Share
Topics
Editorial Team
Shibgho
EditorShibgho
Follow Us