Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Bentuk Dukungan untuk Pemimpin Baru, Wajib Respek Siapa pun Dia

ilustrasi pertemuan (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Cepat atau lambat pergantian pemimpin akan tetap terjadi. Ketika masa jabatan pemimpin habis, maka harus ada penggantinya. Atau, pemimpin lama ditarik ke posisi yang lebih tinggi sehingga ada pemimpin baru yang langsung membawahi kamu serta teman-teman. Meski kehadiran pemimpin mutlak diperlukan dalam setiap organisasi, proses transisinya kadang gak sederhana.

Tak jarang malah terjadi drama terkait pergantian pemimpin di organisasi apa pun. Kamu dan teman-teman bisa terpecah menjadi 2 bahkan 3 kubu. Kubu pertama mendukung pemimpin baru, kubu kedua menolaknya mentah-mentah, dan kubu ketiga bersikap masa bodoh. Kubu ketiga ini bukan paling netral. Malah sikap apatisnya dalam organisasi dapat berbahaya.

Dia sama sekali gak peduli siapa pemimpinnya sehingga juga cenderung mengabaikan tugas-tugasnya. Terlepas dari keinginanmu pribadi, yang pasti sekarang sudah ada pemimpin yang ditunjuk. Bersikaplah legawa dengan memberikan beragam bentuk dukungan untuk pemimpin baru tersebut. Lakukan dengan enam cara berikut biar keberhasilannya memimpin menjadi kesuksesan kalian semua.

1. Ucapkan selamat dan sampaikan berbagai harapan baik

ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/Kindel Media)

Bukan sekadar gak afdal, melainkan tidak sopan apabila kamu tak memberikan ucapan selamat pada pemimpin terpilih. Semua hal baik yang diperoleh orang lain perlu dirayakan bersama. Terlebih kalian satu tim sehingga tak ubahnya berlayar dalam satu kapal. Mengucapkan selamat menjadi cara paling sederhana untuk ikut merayakan keberhasilannya. 

Bagaimanapun juga, tidak mudah buatnya sampai terpilih menjadi pemimpin. Dia pasti sudah melalui proses yang panjang untuk memantaskan dirinya. Bahkan boleh jadi kandidat pemimpin lebih dari satu. Ia mesti bertarung dan mengalahkan seluruh kandidat lain.

Berhubung kamu akan berinteraksi langsung dengannya, sampaikan selamat atas prestasinya yang tidak dapat diraih sembarang orang. Iringi dengan berbagai harapan baik seperti semoga dia selalu sehat supaya bisa terus menjalankan tugasnya. Harapan terkait kesuksesan bersama sebagai sebuah tim juga kudu disampaikan.

2. Buat acara penyambutan khusus

ilustrasi suasana kantor (pexels.com/RDNE Stock project)

Hari pertama seorang pemimpin baru akan hadir di tengah-tengah anak buahnya, tak ada salahnya untuk menyambutnya. Sambutan bisa sederhana atau lebih meriah tergantung situasi, karakter pemimpin baru, serta kedekatan kalian. Kalau tidak ada situasi genting yang menuntut semua orang harus segera bekerja, bikin acara penyambutan yang cukup meriah.

Begitu juga jika karakter pemimpin baru ada sisi santainya. Dia pasti bisa menikmati acara yang dibuat untuknya. Demikian pula apabila hubungan kalian amat dekat. Seperti tadinya kalian rekan kerja biasa, tetapi ia lantas naik posisi menjadi pemimpinmu. 

Jika sama sekali tak ada acara penyambutan untuknya, nanti kamu malah dikira kurang menyukai nasib baiknya. Buatlah acara syukuran seperti memotong tumpeng. Ada perwakilan darimu dan teman-teman yang menyampaikan maksud acara serta harapan. Pemimpin juga dipersilakan buat mengutarakan hal-hal yang dirasa perlu diketahui oleh kalian terkait tugas barunya.

3. Bersikap kooperatif

ilustrasi pertemuan (pexels.com/Moe Magners)

Pemimpin hanya satu orang, sedangkan anak buah pasti lebih banyak. Bayangkan kalau kamu dan teman-teman tidak bersikap kooperatif. Sebaik apa pun kualitas seorang pemimpin, dia akan kesulitan membawa tim pada keberhasilan.

Meski tadinya kamu berharap dipimpin oleh orang lain atau malah dirimu juga ikut menjadi salah satu kandidatnya, terimalah kenyataan. Bekerjalah bersama pemimpin yang telah terpilih. Tunjukkan sikap kooperatif dengan mengerjakan tugas-tugasmu sebaik mungkin. 

Jangan malah kamu sengaja mempersulit penyelesaian berbagai tugas tim. Jadikan kepentingan bersama yang lebih besar sebagai fokusmu. Singkirkan rasa sakit hati dan ketidakpuasanmu atas penetapannya sebagai pemimpin. Hormati mekanisme yang ada. Sukses atau gagalnya sebuah tim ditentukan oleh kekuatan kerja sama di antara setiap orang.

4. Memahami bahwa ia butuh waktu untuk beradaptasi

ilustrasi pertemuan (pexels.com/Elevate Digital)

Walaupun pemimpinmu sekarang termasuk dalam orang lama di organisasi, tetap ada perbedaan lantaran jabatan barunya. Dia perlu beradaptasi dengan perannya sebagai pemimpin dari sejumlah orang. Masa adaptasi ini bisa singkat atau cukup lama tergantung banyak faktor.

Selain karakter dan kapasitas dirinya, juga seberapa positif respons anak buah atas keberadaannya. Apabila kalian semua kompak, suportif, dan bersikap kooperatif seperti dalam poin 3 tentu lebih mudah baginya menyesuaikan diri. Akan tetapi, tetaplah bersikap toleran di minggu-minggu pertama kepemimpinannya.

Jangan cepat mencela sikapnya yang kikuk dan terlihat bingung ketika ditanya berbagai hal. Tidak ada bayi yang begitu lahir langsung berlari. Begitu pula seorang pemimpin butuh waktu untuk mempelajari seluruh tantangan yang ada. Apalagi kalau pemimpin baru diambil dari luar organisasi. Pengalamannya belum tentu dapat langsung diterapkan.

5. Memantapkannya saat ia ragu akan sesuatu

ilustrasi percakapan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Meski pemimpin dituntut untuk mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat, manusiawi kalau terkadang dia juga ragu-ragu. Terutama saat ia baru terpilih menjadi pemimpin. Jangan meninggalkannya dalam keraguan. Anak buah juga memiliki tugas untuk memberikan masukan serta pertimbangan pada pemimpin. 

Ini sekaligus kesempatan yang bagus untukmu mendapatkan poin lebih di matanya. Kamu gak perlu menjilat dengan memujinya secara berlebihan. Tunjukkan kecerdasan dan kebijaksanaanmu dengan mampu membuatnya mantap mengambil sikap. Jika masukanmu terbukti benar, dirimu bakal mendapatkan ekstra kepercayaan darinya.

Lambat laun kamu akan menjadi tangan kanannya. Suaramu selalu lebih didengarkan olehnya. Bagaimanapun juga, kariermu perlu dikembangkan. Jangan terhenti di posisi yang itu-itu saja. Menjadi orang kepercayaan pemimpin adalah salah satu jalan lapang untuk menaikkan posisimu di masa depan.

6. Tidak termakan rumor tentangnya

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/Kindel Media)

Hadirnya pemimpin baru juga kerap diwarnai aneka rumor. Berbagai gosip miring terdengar dari sumber yang berbeda-beda. Sering kali isinya tidak berkaitan langsung dengan tugasnya sebagai pemimpin. Misalnya, rumor tentang rumah tangganya yang hancur, masalah serius yang pernah membelit orangtuanya, dan sebagainya.

Apabila kamu gampang termakan desas-desus seperti ini, dirimu justru tidak fokus ke tugas-tugas. Sikapmu juga menjadi cenderung negatif terhadap pemimpin yang baru. Kamu telah dikuasai prasangka terhadapnya. Bahkan bila semua temanmu sibuk menggosipkannya, ingat bahwa apa yang mereka katakan belum tentu benar. 

Pun kamu tidak perlu mencari tahu kebenarannya. Selama desas-desusnya gak berhubungan langsung dengan perannya sebagai pemimpin, abaikan saja. Orang tak harus memiliki catatan hidup yang sempurna buat menjadi pemimpin. Kalau bisa, kamu justru harus membantu menciptakan suasana yang lebih tenang dalam tim. 

Ingatkan teman-temanmu agar fokus bekerja saja. Namun jika mereka gak menggubris, minimal kamu tidak membuat keadaan tambah keruh. Pemimpin akan menghargai sikap loyal anak buahnya. Ini bisa ditunjukkan dengan kamu lebih percaya pada kemampuannya memimpin ketimbang aneka rumor mengenai dirinya.

Semua pemimpin memerlukan dukungan dari orang-orang yang dipimpin. Kalau kamu sebagai bagian dari tim saja bersikap negatif terhadap pemimpin yang baru, ini malah melemahkan organisasi. Berikan berbagai bentuk dukungan untuk pemimpin baru dan tunjukkan bahwa dirimu siap kerja bareng untuk mencapai target-target yang ditetapkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us