Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi komunitas perempuan (unsplash.com/Marea Wellness)
ilustrasi komunitas perempuan (unsplash.com/Marea Wellness)

Bayangkan seseorang dengan autisme berlari kecil sambil menyisir sampah di sepanjang rute yang dilalui. Ia adalah Natrio Catra Yososha, peraih rekor MURI pada 29 Mei 2024 dengan prestasi sebagai pelari penyandang autisme pertama yang menyelesaikan maraton di Indonesia. Pria yang akrab disapa Osha ini berpartisipasi dalam acara "Road to Garmin Run: Plogging with Rekosistem" yang digelar di Jakarta pada 8 September 2024.

Gerakan semacam ini dipopulerkan oleh pegiat alam dan olahraga asal Swedia, Erik Ahlström, sejak 2016. Plogging berakar dari gabungan kata jogging dan plocka upp (bahasa Swedia) yang berarti berlari santai sembari memungut sampah. Namun, aksi ini bukan tren semata di Indonesia, melainkan juga manifestasi nyata Asta Cita ke-4 yang memiliki manfaat personal dan kolektif, sejalan dengan visi pembangunan bangsa. Bagaimana bisa? Simak enam bukti konkretnya berikut ini.

1. Investasi kesehatan fisik dan mental

ilustrasi jogging bersama (unsplash.com/LUCHI CHENG)

Selain dampak lingkungan dan sosialnya yang kuat, esensi manfaat plogging bagi pesertanya adalah kesehatan. Gerakan tambahan seperti jongkok saat memungut sampah menjadikannya latihan yang lebih komprehensif. Secara ilmiah, plogging membakar persentase kalori lemak lebih tinggi dari jogging biasa, meski energi yang dikeluarkan untuk keduanya relatif sama.

Sebuah studi medis mengonfirmasi bahwa tingkat ketegangan kardiovaskular pada plogging mencapai rata-rata 99,26 persen. Selain itu, di tengah fenomena eco-anxiety atau kecemasan terhadap krisis lingkungan, tindakan memungut sampah bersama-sama berpotensi menjadi penawar psikologis untuk perasaan tidak berdaya. Plogging menjadi aksi terapi yang memberikan rasa kontrol dan kepuasan instan dari hormon endorfin yang dihasilkan.

Manfaat ganda tersebut selaras dengan pilar kesehatan dan prestasi olahraga dalam Asta Cita ke-4, menunjukkan bahwa kebugaran individu adalah fondasi untuk membangun SDM unggul. Di sisi lain, kegiatan kolektif ini membuktikan bahwa kita tidak sendirian dalam merawat bumi. Merawat lingkungan artinya juga merawat kesehatan mental kita.

2. Merayakan kesetaraan peran perempuan dan disabilitas

ilustrasi inklusivitas (unsplash.com/Capstone Events)

Lebih dari sekadar partisipan, perempuan adalah salah satu motor penggerak kebersihan lingkungan di lingkup mana saja. Kegiatan plogging menjadi medium baru yang membawa partisipasi aktif perempuan dalam menjaga lingkungan yang mulanya mengakar di ranah komunitas ke ruang publik yang lebih luas. Keterlibatan ini tecermin dari keikutsertaan relawan kelompok Srikandi Bluebird dan Kartini Bluebird dalam acara "BlueSky Fun Run".

Lebih dari itu, plogging juga turut mewujudkan arena inklusif bagi penyandang disabilitas. Acara "Road to Garmin Run: Plogging with Rekosistem" di Jakarta menjadi bukti penguatan peran disabilitas melalui partisipasi Natrio Catra Yososha di dalamnya. Ia tak hanya hadir di sana, melainkan juga membuktikan bahwa penyandang disabilitas bisa tampil setara di depan publik sambil berkontribusi pada lingkungan di sekitarnya.

3. Meleburkan sekat sosial dalam semangat gotong royong

ilustrasi komunitas peduli lingkungan (unsplash.com/OCG Saving The Ocean)

Aksi plogging secara alami menjadi wadah untuk memupuk toleransi dan solidaritas. Semua partisipan dengan beragam status sosial, berkumpul untuk tujuan yang sama. Mereka mencerminkan nilai gotong royong dalam versi yang modern. Menariknya, sampah yang menjadi musuh bersama inilah yang menyatukan visi mereka.

Tak heran, berbagai acara plogging di Indonesia berhasil menyatukan puluhan, ratusan, bahkan ribuan peserta. Apa pun latar belakang yang kita bawa, isu lingkungan adalah persoalan bersama. Semua akan sama-sama membungkuk, lalu memungut kardus bekas, kemasan plastik, botol kaca, dan sampah lainnya.

4. Penguatan peran pemuda dalam berinovasi

ilustrasi crafting (unsplash.com/Hillary Ungson)

Salah satu bukti konkret dari penguatan peran pemuda adalah lahirnya gerakan Gralapah (Gerak Lari Ambil Sampah) di Surabaya. Aksi ini diinisiasi oleh tiga mahasiswa yang berasal dari Universitas Airlangga, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan Universitas Brawijaya. Ide cemerlang mereka didukung penuh oleh dua perusahaan, Intiland dan Bank Maspion, melalui program “Inovator Muda”.

Mewujudkan harmoni bisa dimulai dari memberi kepercayaan dan tanggung jawab pada pemuda untuk menyampaikan ide-ide inovatif mereka. Gralapah adalah contoh inspiratif yang lahir dari pemuda sebagai inovator dan agen perubahan. Lebih dari itu, tren plogging itu sendiri juga banyak diikuti oleh generasi muda masa kini.

5. Lingkungan yang sehat sebagai fondasi keadilan masyarakat

ilustrasi ruang publik yang sehat (unsplash.com/Serena Repice Lentini)

Plogging bukan sekadar gerakan simbolis, melainkan aksi positif dengan dampak terukur. Di Jakarta saja, beberapa acara berhasil mencegah ratusan kilogram sampah mencemari ruang publik. Mulai dari 165,92 kilogram sampah dalam waktu 4 jam di area CFD Bundaran HI, 294,82 kilogram sampah dari sepanjang 4 kilometer wilayah Menteng, hingga mencapai 415,98 kilogram sampah di kawasan Cikini. Dampaknya secara langsung mewujudkan lingkungan bersih yang merupakan hak setiap warga.

Lingkungan yang sehat adalah dasar untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Setiap potongan sampah yang dipungut para peserta itu membantu masyarakat sekitar menikmati ruang publik yang bersih. Taman kota yang bebas dari polusi sampah, yang aman dijadikan area bermain anak-anak, menjadi tempat lansia bersosialisasi tanpa gelisah, dan ruang bagi semua warga untuk menghirup udara dengan lega.

6. Mendorong potensi inovasi menuju ekonomi sirkular

ilustrasi pengelolaan sampah (unsplash.com/Jutta Gutberlet)

Lalu, apa yang terjadi dengan sampah yang berhasil dikumpulkan? Semua sampah dari aksi plogging berpotensi meningkatkan ekonomi. Acara-acara plogging besar kini menjalin kemitraan dengan institusi atau startup di bidang teknologi daur ulang limbah, memastikan bahwa sampah tak hanya akan berakhir di TPA.

Sebagai contoh, kemitraan Garmin dengan Rekosistem (2024) dan Limbah.id (2025), atau acara "World Cleanup Day 2022" dengan PlusTik, adalah jembatan nyata aksi komunitas dengan penerapan sains dan teknologi yang sejalan dengan elemen Asta Cita ke-4. Rekosistem, Limbah.id, maupun PlusTik akan mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.

Contoh lainnya, sampah yang terkumpul dari acara Gralapah dikelola oleh Bank Sampah Induk Surabaya dan hasilnya bahkan didonasikan ke Yayasan Bina Bhakti Lingkungan. Dengan demikian, setiap langkah plogger tak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada rantai pasok industri yang berkelanjutan.

Plogging adalah ekosistem nyata di mana kesehatan, prestasi olahraga, penerapan sains dan teknologi, hingga penguatan peran pemuda, perempuan, serta penyandang disabilitas menyatu menuju harmoni. Harmoni di Indonesia tak hanya dibangun dari kebijakan besar, tetapi juga oleh ribuan langkah kecil yang memungut setiap harapan. Kini, giliran kita mengambil bagian mulai dari lingkungan sekitar.

 

Daftar referensi:

1.       Penyandang Autis Pertama yang menyelesaikan Lari Marathon. https://muri.org/Website/Rekor_detail/penyandang_autis_pertama_yang_menyelesaikan_lari_marathon

2.       Road to Garmin Run: Plogging Bersama Rekosistem, Langkah Nyata Ajak Masyarakat Berlari Sambil Membersihkan Lingkungan. https://www.garmin.co.id/news/press-release/news-2024-sep-road-to-garmin-run/

3.       Plogging: what it is, how to practice it, and benefits. https://uk.garmont.com/post/plogging-garmont.html

4.       Running the green mile with Erik Ahlström. https://www.redbull.com/us-en/theredbulletin/erik-ahlstrom-litter-picking-and-running-interview

5.       Ergonomic risk and physiological assessment of plogging activity. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35723137/

6.       Eco-Anxiety, Kecemasan Berlebih Akibat Krisis Lingkungan. https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/eco-anxiety/

7.       Gralapah Fun Plogging 5K: Kolaborasi untuk Lingkungan Bersih dan Sehat. https://www.intiland.com/id/gralapah-fun-plogging-5k-kolaborasi-untuk-lingkungan-bersih-dan-sehat/

8.       Peringati World Cleanup Day lewat Plogging dan Pawai, 165,92 kg Sampah Terkumpul di Area CFD Jakarta. https://mediaindonesia.com/humaniora/524910/peringati-world-cleanup-day-lewat-plogging-dan-pawai-16592-kg-sampah-terkumpul-di-area-cfd-jakarta

9.       Plogging Bersama Limbah.id: Mengubah Lari Menjadi Aksi Nyata untuk Lingkungan. https://mediaindonesia.com/humaniora/798680/plogging-bersama-limbahid-mengubah-lari-menjadi-aksi-nyata-untuk-lingkungan

10.   Lari Sambil Pungut Sampah, Bluebird dan Rekosistem Plogging untuk Langit Lebih Biru. https://www.suara.com/bisnis/2024/12/11/185319/lari-sambil-pungut-sampah-bluebird-dan-rekosistem-plogging-untuk-langit-lebih-biru

11.   Serunya Peserta Envirunment Zumba Bareng Asri Welas di Kota Lama Surabaya. https://www.detik.com/jatim/berita/d-8019913/serunya-peserta-envirunment-zumba-bareng-asri-welas-di-kota-lama-surabaya

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team