Dalam hubungan antar manusia, empati dan kepedulian adalah kunci utama. Tanpa dua hal ini, salah paham mudah terjadi. Munculnya sikap empati diawali dengan rasa peduli, makanya harus diupupuk sedini mungkin pada diri manusia.
Faktanya, masih banyak orang yang tumbuh dewasa dengan kepedulian rendah terhadap sesama. Padahal gak ada manusia yang terlahir cuek lho, 6 cara di bawah ini bisa dicoba untuk mengasah rasa peduli dalam diri. Gak ada kata terlambat buat mencoba kok!
Cara paling sederhana untuk mengasah kepedulian adalah dengan meningkatkan minat baca. Tanpa harus berkomunikasi dengan orang lain, informasi bisa didapat dari bacaan.
Lewat membaca juga kita seperti terhubung dengan dunia luar. Mencoba lebih peduli dengan fenomena yang terjadi di sekitar, sekaligus melatih diri makin bijak menanggapi informasi.
Ruang-ruang diskusi di sekitar kita adalah lahan yang tepat untuk mengasah rasa peduli. Sebenarnya sudah diajarkan sejak di bangku sekolah, lewat tugas kelompok atau diskusi besar bersama guru.
Di luar kegiatan akademis, nyatanya banyak diskusi yang gak berjalan mulus. Salah satu penyebab adalah rendahnya kepedulian. Diskusi diartikan sebagai perang argumen, memaksakan pendapat dan ego masing-masing.
Tapi jangan jadikan hal ini alasan untuk menghindari ruang diskusi. Justru sering-seringlah melibatkan diri dalam diskusi agar tingkat kepedulianmu makin baik. Belajar memahami orang lain dari tiap interaksi yang terjadi.
Kamu pasti sering mendengar istilah ‘zona nyaman’. Kondisi di mana sudah merasa nyaman dengan pola hidup, namun seringnya jadi jebakan yang membuat kita kurang berkembang.
Termasuk lingkar pertemanan, kamu terjebak dalam zona nyaman jika terus membiasakan diri bertemu orang yang itu-itu lagi. Cobain deh lebih banyak berinteraksi dengan orang baru, bagus lho buat mengasah kepedulianmu!
Ketika bertemu dengan orang baru, kamu harus memulai relasi dari nol. Mengenali sikap dan memahami karakternya, mau gak mau bikin kamu jadi lebih peduli pada orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian ilmiah, manusia memiliki kecepatan berbicara 4 kali lebih cepat dari berpikir. Bayangkan, berarti sudah berapa banyak kata-kata yang kita ucapkan tanpa sempat memikirkannya terlebih dahulu.
Coba deh belajar lebih banyak mendengarkan ketimbang berbicara. Mendengar untuk memahami, bukan mendengar untuk membalas ucapan orang lain. Ini adalah salah satu bentuk kepedulian, meredam egomu dan memberi kesempatan pada orang lain.
Merasa gak kalau di zaman sekarang ini interaksi antar manusia jadi makin rumit? Niat baik kadang disalahartikan. Menawarkan bantuan dikira meremehkan. Gak membantu dibilang apatis. Serba salah ya?
Tapi jangan lelah mencoba, selagi niatmu baik maka komentar buruk orang lain anggap saja sebagai angin lalu. Kalau omongan orang selalu dimasukkan hati, lama-lama kamu malas berinteraksi dengan sesama. Jadi makin turun deh tingkat kepedulianmu.
Problem yang satu ini makin banyak terjadi di sekitar kita. Perhatian dari orang lain disamakan dengan kepo, ada yang menanyakan kabar langsung disangka mau ikut campur.
Tanpa disadari, kadang kita juga yang melakukan sebaliknya. Mengajukan pertanyaan sensitif pada orang lain dan membuat dia gak berkenan, soal pekerjaan dan hubungan misalnya.
Stop berprasangka negatif, karena pikiran semacam ini malah membuatmu makin jauh dari rasa peduli. Belajar juga untuk gak melakukan sesuatu yang kamu sendiri merasa terganggu. Ibaratnya, jangan memukul jika gak mau dipukul balik.
Siap berubah jadi pribadi yang lebih baik? Praktekkin bareng-bareng yuk 6 poin di atas!