ilustrasi desainer (pexels.com/Gustavo Fring)
Jika melihat ciri 1 sampai 5, orang yang suka mengambil kesempatan dalam kesempitan tampak buruk sekali. Walau kebanyakan memang seperti itu, hindari menggeneralisasi. Ada pula orang dengan sifat ini yang tidak merugikan siapa pun.
Kenapa bisa begitu? Dia cuma memanfaatkan kesulitannya sendiri, bukan situasi sempit orang lain. Contohnya, seseorang hendak membuat pakaian tetapi kehabisan gulungan kain yang masih utuh.
Situasi di atas sesungguhnya kesempitan baginya. Namun dengan kreativitas, ia masih mampu membuat pakaian indah menggunakan sisa-sisa kain yang ada dan harga jualnya malah lebih tinggi karena unik. Dia telah berhasil mengubah kesempitannya menjadi peluang.
Kalaupun ia hendak memanfaatkan kesempitan orang lain, wajib untuknya memastikan hasil perbuatannya pada akhirnya bisa menolong orang tersebut. Misalnya, orang-orang di sekitarnya kesulitan memperoleh air bersih, sedangkan sumurnya masih terus mengeluarkan air. Ia dapat saja mengalirkan air ke rumah-rumah tetangga dengan bayaran yang wajar.
Baik atau buruknya sifat ini kembali pada individunya. Asalkan keegoisan dikendalikan, daya kreatif dari orang yang mampu mengambil kesempatan dalam kesempitan justru bisa menjadi hal yang positif. Pastikan kamu mengerti perbedaannya bila ingin mengikuti.