Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Relasi autentik dengan lingkungan sekitar penting untuk kehidupan harmonis.
  • Ketulusan dalam interaksi dan empati terhadap isu komunitas adalah kunci menciptakan relasi yang autentik.
  • Konsistensi, menjadi diri sendiri, dan mendengarkan dengan niat memahami adalah cara membangun relasi autentik.

Manusia dan lingkungan sekitar selalu berkaitan. Namun demikian, sudahkah kita menjalin relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar? Atau jangan-jangan kita berubah menjadi sosok manusia apatis dan individualis. Padahal menciptakan relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar merupakan kunci kehidupan harmonis.

Membangun relasi dengan lingkungan sekitar sebenarnya tidak rumit. Sudah tentu ini kembali lagi pada sudut pandang maupun tindakan yang diterapkan. Dalam rangka menciptakan relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar, berikut enam kunci yang wajib kamu ketahui.

1. Ketulusan dalam berinteraksi

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Karolina Grabowska)

Relasi yang autentik diperlukan agar kita memperoleh kehidupan secara utuh. Namun untuk menciptakan relasi autentik yang terjalin harmonis dengan lingkungan sekitar juga bukan merupakan perkara mudah. Tapi dengan mengetahui kuncinya, tentu ini tidak menjadi masalah.

Salah satu yang perlu diperhatikan dalam menciptakan lingkungan sekitar adalah ketulusan dalam interaksi. Jangan hanya menunjukkan sikap ramah karena ingin memperoleh sesuatu. Tunjukkan minat yang tulus pada kehidupan, cerita, dan budaya orang-orang di sekitar.

2. Empati dan kepedulian sosial

ilustrasi memberi (pexels.com/Timur Weber)

Relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar berkaitan erat dengan cara kita dalam interaksi. Sekaligus menemukan kehidupan yang bermakna. Ternyata ada beberapa kunci yang bisa dilakukan untuk menciptakan relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar.

Salah satunya berkaitan dengan empati dan kepedulian. Tunjukkan sikap empati atas isu atau situasi yang dihadapi komunitas. Bentuk kepedulian ini meskipun sederhana namun sangat berarti. Karena bagaimanapun juga, Relasi tidak tumbuh dari sikap netral terhadap penderitaan orang lain.

3. Konsistensi terhadap perilaku

ilustrasi pertemanan (pexels.com/William Fortunato)

Pada kenyataannya tidak semua orang mampu menciptakan relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar. Seringnya mereka justru mengedepankan sikap manipulatif dan ke pura-puraan. Padahal cara ini justru membuat kehidupan terasa tidak berarti dan jauh dari kebahagiaan yang bermakna.

Lantas, bagaimana cara membangun relasi yang autentik antara diri sendiri dengan lingkungan sekitar? Dalam hal ini, kita perlu memprioritaskan konsistensi terhadap perilaku. Tindakan yang sejalan dengan ucapan membentuk kepercayaan jangka panjang. Orang lebih mudah membangun relasi dengan mereka yang konsisten dan dapat diandalkan.

4. Menjadi diri sendiri secara utuh

ilustrasi perempuan tersenyum (unsplash.com/Radu Florin)

Lingkungan sekitar beserta keberagaman yang ada di dalamnya tentu menghadirkan sisi keunikannya tersendiri. Kira-kira, sudahkah kita mampu menciptakan relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar? Padahal ini kunci meraih kebahagiaan dan kehidupan yang bermakna.

Menciptakan relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar, kita perlu menjadi diri sendiri secara utuh. Tidak perlu berpura-pura atau memanipulasi citra diri demi diterima lingkungan sosial. Kita hanya perlu menjadi versi terbaik dari diri sendiri tanpa terobsesi menjadi siapapun.

5. Mendengarkan lebih banyak

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Kindel Media)

Pada faktanya diri sendiri dengan lingkungan sekitar saling terhubung. Hanya saja kita kerap menjadi manusia egois yang tidak mau menyadari hal tersebut. Padahal menciptakan relasi yang autentik dengan lingkungan sekitarnya menjadi kunci penting mengenali diri secara utuh.

Lantas, bagaimana menciptakan relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar? Dalam hal ini kita perlu mendengarkan lebih banyak. Dengarkan dengan niat memahami, bukan untuk menghakimi apalagi menjatuhkan. Kemampuan mendengarkan membangun kepercayaan diri dan membuat orang merasa dihargai.

6. Peka terhadap lingkungan dan situasi

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Fauxels)

Seringkali kita melupakan pentingnya membangun relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar. Kemudian berubah menjadi sosok manusia apabila individualis yang menarik diri dari lingkungan sosial. Padahal menciptakan relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar itu tidak rumit.

Kuncinya, kita harus peka terhadap lingkungan dan situasi. Jangan terlalu memaksakan interaksi saat kondisi atau suasana hati orang sedang tidak tepat. Peka terhadap lingkungan dan situasi, kita mampu beradaptasi di tengah dinamika lingkungan sosial.

Pada kenyataannya kehidupan kita selalu berkaitan dengan lingkungan sekitar beserta orang-orang di dalamnya. Mampu menciptakan relasi yang autentik dengan lingkungan sekitar adalah keharusan. Karena ini yang akan membuat kehidupan terasa semakin berharga dan bermakna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team