ilustrasi sedang berdoa (pexels.com/Muhammad Adil)
Dahulu, pada zaman Rasulullah SAW, ada seorang pemuda berdoa dengan penuh rasa ketakutan atas dosa yang telah dilakukan. Ia meminta kepada Allah agar menyegerakan azab yang ditimpakan kepadanya, supaya di akhirat nanti ia tidak mendapatkan siksa dan azab tersebut.
Baginda Nabi SAW bertanya, “Anak muda, apakah kamu mendoakan sesuatu atau ada yang kamu pinta dalam doamu, hingga tangismu begitu pilu bersama gemuruh suara rintihanmu?” Anak muda itu menjawab, “Benar, Rasulullah. Aku meminta sesuatu kepada Allah dalam doaku tadi. Aku berkata, “Ya Allah janganlah kau siksa aku di akhirat nanti, segerakanlah siksa itu di dunia sekarang ini.” Rasulullah pun terkejut atas jawaban dari pemuda tadi dan bersabda, “Subhanallah… kamu tak akan kuat menanggung siksa, dan kamu tak akan mampu bertahan dalam kepedihannya. Bukankah kamu lebih baik kamu berdoa,
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)
Selepas itu, Rasulullah mendoakan pemuda tersebut, atas berkat limpahan karunia-Nya dan tuntunan dari Nabi Muhammad, sadarlah pemuda itu dari kekeliruannya.