Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menangis (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Menangis dalam suasana duka sudah menjadi hal yang wajar. Misalnya, ketika orang terdekat meninggal dunia. Kamu tak lagi bertanya-tanya kenapa orang-orang menangis. Akan tetapi, air mata tidak hanya menetes dalam situasi duka seperti di atas. Berbagai peristiwa memengaruhi emosi manusia dan ada yang kemudian diekspresikan dengan tangisan.

Orang yang dirimu kenal bisa saja di waktu yang berdekatan menangis untuk alasan yang berbeda. Kamu kudu memiliki kepekaan seputar aneka penyebab orang menangis biar dapat bersikap penuh empati. Jangan sekadar menyebutnya cengeng yang terasa sebagai olok-olok.

Pun air mata tak selalu menjadi tanda seseorang sedang merasakan emosi negatif. Untukmu yang masih mengidentikkan tangisan sebagai gambaran jiwa yang lemah, mari mempelajari berbagai alasan orang sampai menangis. Baca pesan di balik air matanya karena tidak semua hal mudah dikatakannya.

1. Frustrasi dan putus asa

ilustrasi menangis (pexels.com/Alena Darmel)

Orang disebut frustrasi apabila ia kebingungan hingga kecewa berat lantaran tidak bisa mencapai keinginannya. Dia sudah mencoba segala cara, tetap tetap saja gagal. Situasi ini membawanya ke dalam kepanikan. Pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan bagaimana sekarang?

Apa lagi yang harus dilakukannya? Kebuntuan ini dapat berlanjut menjadi keputusasaan apabila ia tidak kunjung mengalami pencerahan dan bantuan pun gak ada. Menangis menjadi reaksi yang otomatis terjadi seperti anak-anak yang frustrasi dan putus asa tak dapat menemukan mainan kesayangannya. 

Pada orang yang sedang frustrasi hingga putus asa begini, kamu mesti menenangkannya terlebih dahulu. Pahami situasinya lalu perlahan-lahan tumbuhkan harapan baru dalam dirinya. Jangan lupa untuk membantunya semampumu. Sebab motivasi sebesar apa pun tidak akan bertahan lama kalau dia merasa tetap kesulitan. Kali kedua ia jatuh dalam keputusasaan bakal lebih sukar buatmu menolongnya.

2. Malu berat

ilustrasi menangis (pexels.com/Keira Burton)

Tidak semua rasa malu menyebabkan orang menangis. Sebagai contoh, orang yang malu berdekatan dengan gebetannya. Dia tak menangis, melainkan tersipu-sipu sampai pipinya merona. Orang yang dipermalukan tetapi masih cukup mampu menanggung rasa malunya juga gak menangis.

Paling-paling dia hanya segera berlalu agar tak lagi mendengar olok-olok yang ditujukan padanya. Akan tetapi, ketika rasa malu begitu hebat seseorang dapat menangis tersedu-sedu. Rasa malu yang luar biasa umumnya bercampur dengan sakit hati. Contohnya, korban perundungan. 

Ia terus dipermalukan di depan banyak orang. Hingga puncaknya, temannya menyerang dengan hinaan yang menyasar hal paling sensitif dalam hidupnya. Begitu sakelar ini ditekan, seketika matanya berkaca-kaca disusul jatuhnya air mata yang tidak tertahankan lagi. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam bercanda. Jika ucapanmu sampai bikin orang menangis, itu bukan candaan melainkan perundungan.

3. Merasa tidak dihargai

ilustrasi menangis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pengalaman tidak dihargai oleh orang lain dapat menimbulkan rasa malu seperti dalam poin sebelumnya atau kekecewaan. Misalnya, seorang istri yang setiap hari sudah berusaha mengerjakan seluruh pekerjaan domestik sebaik mungkin. Harapannya, suami pulang-pulang merasa senang.

Akan tetapi, reaksi suami malah hanya sibuk mencela ini itu dari hasil beres-beresnya. Atau, dengan gampangnya ia mengotori lagi lantai yang sudah disapu dan dipel. Belum lagi suami merasa tidak cocok dengan masakannya lalu memilih makan di luar.

Wajar apabila istri menangis sebab merasa tidak dihargai. Kehati-hatian dalam bersikap terhadap orang lain harus menjadi perhatianmu. Ada orang yang bila merasa dirinya gak dihargai langsung melayangkan protes keras. Kamu akan seperti dimarahi, tetapi menjadi bisa secepatnya meminta maaf dan memperbaiki perilaku.

Akan tetapi, ada pula orang yang lebih mudah mengungkapkan emosinya dengan air mata ketimbang kata-kata. Jangan lagi hanya sibuk bertanya-tanya ada apa dengannya. Segera cek ucapan dan tindakanmu sebelumnya yang mungkin menjadi penyebabnya.

4. Bahagia luar biasa

ilustrasi menangis (pexels.com/cottonbro studio)

Sedih bisa membuat orang menangis. Sama halnya kebahagiaan yang luar biasa dapat menyebabkannya bercucuran air mata. Kebahagiaan yang amat kuat dipicu oleh tercapainya harapan yang dirasa hampir mustahil. Misalnya, pasangan yang sudah bertahun-tahun belum diberi momongan tiba-tiba mendapatkannya.

Mereka telah berada di ambang keputusasaan ketika istri akhirnya positif mengandung. Perasaan keduanya menjadi bercampur aduk. Ada kaget, bahagia, lega, terharu, dan penuh syukur. Mereka bahkan bisa menangis sekeras orang yang berduka dan selama beberapa hari ke depan.

Awalnya kamu barangkali bingung bahkan khawatir mendapati orang menangis seakan-akan baru mendapatkan berita yang sangat buruk. Namun, sekejap kemudian dirimu pasti tahu bedanya orang menangis karena bahagia atau berduka. Untuk kategori pertama, di antara air mata yang deras mengalir juga ada senyum dan mata yang bercahaya. Lain dengan orang yang bersedih, bibirnya tertutup rapat atau menahan getaran dan sorot matanya seolah-olah padam.

5. Empati mendalam pada orang lain

ilustrasi menangis (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Menangis juga tidak selalu disebabkan oleh peristiwa yang dialami diri sendiri. Ketika seseorang merasa sangat berempat pada orang lain yang sedang bersedih, dia bisa ikut menangis. Air matanya bukan sekadar kepura-puraan, melainkan karena ia sungguh-sungguh dapat merasakan penderitaan orang lain.

Apakah ini baik atau buruk? Tergantung situasinya. Kalau sesuatu yang membuat orang sedih gak dapat diapa-apakan lagi kecuali diterima sebagai takdir, ikut menangis sebentar bersamanya bukan hal buruk. Malah orang yang bersedih menjadi merasa emosinya wajar dan dapat dipahami oleh orang-orang di sekitarnya.

Namun, bila menangis bersamanya berakibat menghambat pemberian bantuan yang lebih utama untuk saat ini maka menjadi negatif. Oleh sebab itu, kemampuan mengendalikan diri meski memiliki empati tinggi pada sesama juga diperlukan. Apabila kamu punya teman atau saudara yang terlalu mudah menangis saking berempatinya, ingatkan dia agar tidak memperkeruh suasana.

6. Perasaan bersalah dan penyesalan

ilustrasi menangis (pexels.com/Pranavsinh suratia)

Perenungan yang mendalam juga bisa membuat orang akhirnya menangis. Sebelum seseorang merenung dengan sungguh-sungguh, kesalahan diri dapat sulit disadari. Bahkan orang-orang sudah mencoba menyadarkannya akan kesalahan diri pun, dia malah mengelak. Namun, ketika kesadaran diri sudah muncul ia menjadi merasa bersalah serta menyesal.

Makin besar kesalahan yang sudah dilakukannya serta berakibat luas, makin dalam pula penyesalannya. Rasa sesal ini memang tak ubahnya hukuman untuk diri sendiri. Sisi baiknya, penyesalan memotivasi seseorang buat memperbaiki diri. Kalau orang gak pernah menyesal malah perbuatannya ke depan bakal bertambah buruk.

Akan tetapi bila kamu mendapati orang terus-menerus menangis lantaran menyesali sesuatu, berikan penghiburan. Orang yang terlalu menyesal bisa jatuh dalam keputusasaan. Seakan-akan tidak ada lagi yang dapat dilakukannya untuk memperbaiki keadaan. Ini buruk sekali buat kesehatan mentalnya sehingga dirimu perlu menguatkannya dan mengembalikan fokusnya ke masa depan. Bukan terus menangisi masa lalu.

Tanpa pengetahuan yang tepat mengenai penyebab seseorang menangis, kamu bakal kesulitan meresponsnya. Salah-salah perkataanmu malah membuat tangisannya bertambah kencang. Pahami situasinya dan jangan suka mengejek seseorang dengan sebutan cengeng.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team