Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi keluarga (pexels.com/Vanessa Loring)

Banyak keluarga muda sekarang berusaha menciptakan quality time bersama pasangan dan anak. Caranya bisa macam-macam, seperti dengan rutin berlibur atau melakukan berbagai kegiatan bareng. Juga bisa dengan sesimpel memperbanyak percakapan ketika di rumah.

Namun, sebenarnya untuk apa repot-repot mengusahakan waktu yang berkualitas bareng keluarga? Apakah akan benar-benar ada manfaat nyatanya? Bagaimana kamu bisa tahu usahamu mewujudkan quality time  cukup berhasil atau malah gagal?

Pertanyaan yang bagus karena sekadar FOMO tentang quality time justru dapat membuatmu merasa bosan, sia-sia saja melakukannya, lalu berhenti. Jika quality time  diwujudkan dengan cara yang tepat serta konsisten, hasil tak bakal mengkhianati usaha. Ada enam perubahan positif dan nyata yang terjadi di rumah serta dalam interaksi orangtua dengan anak maupun sebaliknya. Berikut daftar serta penjelasannya.

1. Anggota keluarga gak gampang bosan meski di rumah saja saat libur

ilustrasi keluarga (pexels.com/Anil Sharma)

Sebelum quality time tercipta di rumah, setiap anggota keluarga maunya pergi terus. Orangtua punya acara sendiri-sendiri dengan komunitasnya. Anak-anak pun ingin terus bermain di luar bersama teman-teman. Jangankan saat hari libur, di hari kerja pun kalian semua seperti gak betah menghabiskan sisa waktu dengan berada di rumah.

Kalau sudah bingung hendak melakukan apa, kalian lantas sibuk sendiri-sendiri. Seperti masuk ke kamar masing-masing dan asyik dengan gadget. Akan tetapi, dengan usaha membangun quality time yang konsisten lambat laun libur tanpa berlibur tidak lagi terasa menyengsarakan.

Kalian tidak seolah-olah berusaha saling menghindari dengan punya kegiatan sendiri-sendiri di luar rumah. Rasa nyaman berada di tengah keluarga sudah meningkat drastis. Di rumah kalian dapat mengobrol santai atau menikmati hiburan bersama di ruang tengah. Tak jarang kalian rebahan sampai ketiduran bareng di depan televisi saking nyamannya dengan suasana di rumah.

2. Tidak perlu ditanya sudah saling bercerita

ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Ivan Samkov)

Hasil dari usaha menciptakan quality time adalah kenyamanan dan rasa percaya. Ini yang bikin interaksi di antara orangtua dengan anak kian terbuka tanpa perlu diminta. Dulu sebelum kamu serta pasangan memahami pentingnya membangun waktu yang berkualitas, anak-anak lebih banyak diam.

Kalian butuh usaha keras untuk menggali informasi dari mereka. Sering kali informasi tentang kesehariannya malah diketahui dari orang lain seperti gurunya. Anak sendiri tidak mengatakan apa-apa. Ini karena anak-anak belum sepenuhnya nyaman dan memercayai orangtua.

Mereka takut orangtua terlalu sibuk buat mendengarkan cerita mereka atau malah sama sekali gak peduli. Bila dirimu serta pasangan sukses membangun quality time, anak-anak secara otomatis menceritakan harinya di sekolah atau apa pun yang dirasakannya. Begitu pula kalian sebagai orangtua tidak segan membagi kisah dengannya. Kalian sama-sama tak perlu banyak berpikir buat sekadar bercerita.

3. Lebih mudah mengekspresikan kasih sayang

ilustrasi keluarga (pexels.com/Kampus Production)

Tanpa adanya usaha sadar untuk menciptakan waktu yang berkualitas bersama keluarga, rasa sayang dapat seakan-akan gak ada. Setiap anggota keluarga saling cuek bahkan bisa terkesan tega satu sama lain. Namun berkat kamu konsisten mengupayakan quality time di tengah berbagai kesibukan, cinta kasih dalam keluarga makin terangkat ke permukaan.

Orangtua gak perlu ragu buat tiba-tiba memeluk anak. Demikian pula anak otomatis berlari menyambutmu saat kamu datang. Begitu juga hubungan antara kakak dan adik. Mereka yang dahulu sering bertengkar, sekarang makin tampak akur. Kakak lebih kerap memeluk adik sebagai tanda kasih sayang.

Sifat manja dan mau menang sendiri dalam diri adik pun berkurang. Ia tidak lagi sedikit-sedikit menangis dan mengadukan kakak pada orangtua. Adik tahu kakak menyayanginya seperti ia mengasihi kakaknya. Bahkan kakaknya seakan-akan menjadi idola yang selalu diikutinya. Quality time  mendekatkan seluruh anggota keluarga sehingga mengekspresikan kasih sayang gak lagi terasa memalukan.

4. Saling dukung kala ada yang kesusahan

ilustrasi keluarga (pexels.com/MART PRODUCTION)

Keberhasilan quality time juga dapat dilihat dari kepedulian pada anggota keluarga yang sedang mengalami kesulitan. Empati seluruh anggota keluarga menjadi lebih tinggi. Mudah bagi setiap orang buat merasakan penderitaan saudaranya. Bukan malah ada perasaan senang saat saudaranya susah.

Tidak berhenti sampai di situ, kalian juga saling mendukung untuk menguatkannya. Tak ada pemikiran bahwa itu masalah pribadinya dan anggota keluarga yang lain gak mau tahu. Kalian tak sekadar merasa wajib peduli pada kesusahan anggota keluarga yang lain.

Namun, ada keinginan untuk membantunya semampu diri. Dengan keadaan di dalam keluarga yang suportif begini, mencari ketenangan serta motivasi kala ada masalah menjadi jauh lebih mudah. Kalian tinggal pulang ke rumah dan orang-orang yang paling tulus selalu siap membantu. Gak perlu curhat ke mana-mana apalagi caper di media sosial demi lebih diperhatikan.

5. Kegembiraan satu orang menjadi kebahagiaan bersama

ilustrasi keluarga (pexels.com/Dominique Edwards)

Ini bikin suasana di rumah kerap mendadak seru dan menyenangkan. Makin banyak anggota keluarga makin hangat pula suasananya. Sebab kegembiran kecil dari salah satu anggota keluarga saja bikin semua orang ikut senang dan bersyukur. Bukan malah iri lantas mengembangkan pikiran negatif.

Di rumah menjadi kerap ada perayaan kecil atas kebahagiaan salah satu anggota keluarga. Bahkan bila perayaan ini hanya diisi dengan memberikan ucapan selamat, rasa antusiasnya terasa sekali. Bukan sekadar basa-basi atau menyikapinya dengan datar apalagi meremehkan.

Interaksi yang hangat begini tentu memuaskan semua pihak. Anggota keluarga yang sedang senang oleh sesuatu menjadi merasa kebahagiaannya makin sempurna. Sementara anggota keluarga lainnya seolah-olah mengalami sendiri peristiwa menyenangkan itu. Tidak ada sekat kegembiraan di sini. Kebahagiaan seperti air yang mengalir dan membasahi benak semua orang.

6. Makin kompak

ilustrasi keluarga (pexels.com/Julia M Cameron)

Perbedaan pendapat dalam keluarga tentu ada. Akan tetapi, sekarang kalian tidak lagi berdebat panjang lebar untuk memenangkan pendapat sendiri. Lebih mudah untuk seluruh anggota keluarga berdiskusi dan bersepakat. Tidak ada lagi pihak yang merasa dikalahkan atau harus mengalahkan.

Ini disebabkan quality time yang dibiasakan bikin setiap orang saling percaya. Kalian sadar bahwa perbedaan pendapat tidak menandakan adanya maksud jahat satu pihak pada pihak lain. Semua anggota keluarga ingin kebaikan buat bersama. Caranya saja yang berlainan.

Sehingga pada pokoknya, tak masalah untuk mengikuti pendapat yang mana pun. Kalaupun pendapat yang diikuti ternyata tidak berjalan dengan baik, tinggal ganti rencana ke pendapat lainnya. Tak ada lagi perpecahan dalam keluarga serta perasaan sakit hati apabila pendapatnya gak dipakai untuk sementara waktu. Dengan kekompakan, seluruh urusan bersama berjalan lebih lancar.

Ada manfaat jangka pendek dan panjang dari membangun quality time  bersama keluarga. Manfaat jangka pendek misalnya, agar setiap orang tidak terlalu bergantung pada gadget. Kalian lebih terdorong untuk berinteraksi dengan anggota keluarga.

Sementara itu, enam manfaat jangka panjang di atas juga tak kalah pentingnya. Bila satu per satu poin di atas sudah dirasakan, tandanya kamu serta pasangan sukses dalam membangun quality time. Teruskan kebiasaan baik kalian dalam meningkatkan rasa kebersamaan sebagai sebuah keluarga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team