6 Tips agar Aturan Dress Code Tak Menyusahkan Orang, Terpenting Hadir

Sekarang banyak acara menerapkan dress code biar orang-orang yang hadir terlihat kompak dan bagus saat difoto. Terutama untuk acara yang melibatkan perempuan seperti arisan dan kondangan. Namun tak jarang dress code juga berlaku di acara reuni, jalan sehat warga, dan sebagainya.
Ada keseruan tersendiri ketika sekelompok orang memakai pakaian yang mirip. Dress code juga menjadi bagian dari identitas kelompok kalian di suatu tempat. Akan tetapi, urusan dress code ini pun kerap merepotkan. Bahkan dapat menimbulkan masalah antara orang-orang yang gak sependapat.
Nanti teman yang keinginannya akan warna lain tidak terpenuhi malah mengambek dan tak mau datang. Oleh karena itu, sebaiknya kamu jangan terlalu berkeras perihal acara dengan dress code tertentu. Ingatkan pula kawan-kawanmu tentang enam hal berikut. Apa pun pakaiannya, seharusnya tidak mengurangi inti dari pertemanan dan kebahagiaan kalian ketika bertemu.
1. Jangan terlalu spesifik soal warna dan model pakaian
Makin spesifik warna dan model pakaian makin sukar pula bagi sebagian orang. Warna merah saja ada merah bata, merah marun, merah cerah, merah darah, merah cabai, dan sebagainya. Itu pun di toko pakaian yang berbeda warnanya pasti tak sama. Daripada pakaian seseorang mengundang perdebatan di hari H, lebih baik cukup mensyaratkan warna merah saja.
Ini memudahkan orang-orang untuk mengenakan pakaian merah yang ada di rumah. Gak usah bingung termasuk merah apa. Pun dengan adanya perbedaan warna merah, ketika kalian berfoto nanti justru tiap individu terlihat lebih menonjol. Orang yang melihat foto tersebut akan menandai siapa mengenakan pakaian merah yang seperti apa.
Kalau warna merahnya persis semua, orang lain cenderung enggan memperhatikan wajah kalian. Makin banyak orang yang berfoto, makin kalian hanya tenggelam dalam lautan pakaian merah. Demikian pula buat model pakaiannya, hindari secara khusus meminta bentuk potongan tertentu.
Contohnya, bebaskan perempuan memilih celana panjang pensil, celana panjang jogger, kulot, rok dengan bentuk huruf A, rok lipit, rok di atas lutut, atau rok di bawah lutut. Tak semua orang merasa nyaman memakai model pakaian yang gak biasa dikenakannya. Jika baik warna maupun modelnya terlalu spesifik malah bakal tampak seperti seragam instansi.
2. Lebih menghargai kehadiran daripada pakaian
Mana yang lebih penting antara terpenuhinya dress code oleh setiap orang atau kehadirannya? Apabila kamu bukan tipe orang yang mengutamakan penampilan luar, seharusnya kedatangan teman atau saudara lebih utama. Baik mereka datang sesuai dengan dress code yang ditentukan atau tidak, sambutlah dengan baik.
Kamu gak usah mengolok-oloknya salah kostum yang bikin kepercayaan dirinya turun. Nanti dia malah pulang jauh lebih cepat saking tidak nyamannya berada di tengah orang-orang yang berpakaian mirip. Kalau ada kawan lain yang menyebutnya salah kostum atau gak kompak, segeralah membelanya.
Katakan bahwa itu tidak apa-apa, terpenting dia datang. Pun orang yang tak memenuhi dress code bukan berarti hendak meremehkan keputusan bersama atau mayoritas. Situasi seperti ia datang langsung dari acara yang lain juga dapat menjadi penyebabnya. Misalnya, ia menghadiri pesta ulang tahunmu langsung dari kantor dan ribet sekali jika hendak membawa serta ganti pakaian dulu.
3. Untuk kelompok kecil, tanyakan dulu pakaian yang mereka miliki
Seharusnya tidak sulit untuk berkoordinasi dengan beberapa orang saja demi semua merasa tak terbebani terkait dress code. Untuk acara arisan bulan depan misalnya, kamu dapat melakukan survei tentang pakaian yang mereka miliki ketika arisan bulan ini. Bila ada satu warna pakaian yang dipunyai oleh semua peserta arisan, kenakan itu saja.
Tentu akan ada usulan tentang warna-warna lain. Biasanya ide ini berangkat dari orang yang kebetulan memiliki pakaian dengan warna tersebut. Misalnya, semua orang sebetulnya punya pakaian berwarna putih. Akan tetapi, orang yang senang dengan warna nila mengusulkan warna ini.
Untuk menghargai pendapatnya, voting saja dulu. Berapa banyak peserta arisan yang setuju warna nila? Demikian pula dengan usulan warna-warna lainnya. Apabila tak ada warna lain yang disepakati dengan bulat, bikin simpel saja dengan dress code putih. Tidak ada orang yang merasa menang atau kalah karena tinggal mengenakan pakaian yang ada di lemari.
4. Next time dress code yang sama bisa kembali dipakai
Lebih dari sekadar menyusahkan, perkara dress code juga dapat berujung kesia-siaan. Masih dengan contoh kelompok arisan, setiap pertemuan pasti ganti warna pakaian. Untuk memenuhi ketentuan ini, kalian menjadi sering membeli pakaian baru. Setelah pertemuan arisan, banyak di antaranya hanya mengisi lemari.
Alangkah baiknya jika kalian kembali memakai dress code yang sama dengan beberapa bulan sebelumnya. Atau, kombinasikan saja dress code beberapa bulan lalu. Seperti bulan pertama, warna yang dipilih putih. Sedang bulan kedua cokelat. Untuk arisan bulan keenam nanti bisa kombinasi bawahan cokelat dan atasan putih atau sebaliknya.
Dengan begini, pakaian-pakaian yang telanjur dibeli dapat digunakan berulang kali dalam acara kalian. Memang pakaian-pakaian itu bisa juga dikenakan di kegiatan-kegiatan lainnya. Namun, beberapa warna pakaian seperti merah muda atau hijau dapat kurang cocok dengan aktivitas harian mereka.
5. Perhatikan kesesuaian warna untuk pria dan perempuan
Kalau suatu acara melibatkan pria dan perempuan, tetapkan dress code secara bijak. Meski semua warna sebetulnya dapat dikenakan oleh kedua jenis kelamin, ada warna yang diidentikkan dengan pria atau perempuan. Contohnya, tidak semua pria bakal mau diminta memakai pakaian berwarna merah muda.
Juga tak setiap perempuan mau mengenakan pakaian berwarna army atau navy. Dress code dapat disiasati dengan membedakannya antara tamu pria dan perempuan. Atau, ambil warna yang masih dapat diterima oleh kedua jenis kelamin seperti krem, putih, hitam, dan biru.
Walaupun sekarang orang cenderung makin berani mengenakan pakaian berwarna apa pun, hargai beberapa orang yang masih menghubungkan warna dengan jenis kelamin. Daripada ada tamu yang tertekan bahkan batal hadir cuma gara-gara dress code dianggap gak banget untuknya, mending ganti warna lain. Kuatkan kesan bahwa acara itu memang ditujukan buat semua orang.
6. Pemberitahuan jangan mendadak
Apa pun dress code-nya, repot sekali apabila pemberitahuannya mendadak. Bahkan sekalipun tampaknya mudah dipenuhi, seperti pakaian berwarna putih atau hitam. Dua warna di atas umumnya memang dimiliki orang-orang. Namun, kalau pemberitahuannya baru semalam dan harus dipakai hari ini boleh jadi pakaian itu sedang dicuci.
Orang dapat terpaksa membeli pakaian putih atau hitam lagi hanya demi memenuhi dress code tersebut. Masih mending bila ia sempat pergi ke toko atau toko sudah buka. Bagaimana jika dia terlalu sibuk atau waktu pertemuan kalian lebih pagi daripada jam buka toko?
Mereka hendak meminjam pada orang lain pun belum tentu punya. Bisa jadi juga mereka memilikinya tetapi tengah dipakai. Bahkan sebagian orang gak mau meminjam atau meminjamkan pakaian karena termasuk dalam barang pribadi.
Mereka risi bila harus kembali mengenakan bawahan atau atasan yang pernah dipinjam orang. Walau pakaian itu sudah dicuci sampai wangi, mereka terbayang-bayang keringat orang lain yang menempel.
Walaupun dress code sudah banyak diterapkan dalam berbagai acara, jangan sampai menyulitkan beberapa orang. Hindari kebiasaan menganggap lumrah hal-hal yang justru bikin ribet. Gak semua orang punya dana lebih untuk terus membeli pakaian baru demi memenuhi dress code. Bijaklah tentang kapan dress code benar-benar diperlukan atau bebaskan saja.