Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi main golf (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi main golf (pexels.com/Kampus Production)

Memiliki hobi dan bisa melakukannya secara rutin memang menyenangkan. Hobi membantumu menurunkan tingkat stres akibat kegiatan sehari-hari seperti bekerja. Melalui hobi, kamu juga dapat memperluas pertemanan. Namun di samping manfaatnya, ada pula sisi negatifnya kalau dirimu tidak bijaksana dalam mengelola hobi.

Terutama terkait pembiayaannya. Hobi yang murah meriah gak membuatmu risau soal uang. Akan tetapi, hobi yang memerlukan cukup banyak uang seperti otomotif dan fotografi perlu disiasati secara bijaksana. Pun pada akhirnya hobi apa saja dapat membuatmu kehilangan kendali dalam menggunakan pendapatan.

Saking senangnya dirimu dengan hobi itu, kamu seakan-akan rela mengeluarkan uang berapa pun. Masalahnya, penghasilanmu tetap ada batasnya. Supaya hobi tetap berjalan sekaligus gak mengganggu kesehatan keuanganmu, atur pengeluaranmu dengan enam tips berikut. Jangan sampai hobi berakhir dengan tragis lantaran membuatmu boncos terus-menerus.

1. Gak boleh mengganggu pengeluaran rutin

ilustrasi melukis (pexels.com/Alina Rossoshanska)

Pengeluaran rutin sudah pasti penting. Sebab jika kamu sehari saja tidak mengeluarkan uang guna memenuhi kebutuhan tersebut, keberlangsungan hidup akan terganggu. Contoh pengeluaran rutin ialah makan sehari-hari, aneka kebutuhan rumah tangga, transportasi, biaya sewa atau cicilan rumah dan kendaraan, hingga uang saku anak.

Sesuka apa pun dirimu pada suatu hobi, belanja rutin seperti di atas harus tetap lancar. Jangan kamu menurunkan kualitas menu harian sampai gizinya kurang seimbang cuma demi hobi. Meski sisa pendapatanmu yang bisa dipakai untuk memuaskan hobi hanya sepersekian dari total pengeluaran rutinmu, berpuaslah. 

Masih lebih baik ada uangnya daripada sama sekali tak ada. Apalagi untukmu yang sudah berkeluarga. Jangan menjadi pribadi egois dengan lebih memprioritaskan hobi daripada kebutuhan sehari-hari keluarga. Buat anggaran yang jelas untuk setiap pos pengeluaran, termasuk hobi. Hindari menggemukkan pos hobi yang tidak hanya akan mengganggu pos belanja rutin, melainkan juga jatah tabungan.

2. Kalau ada barang mahal yang perlu dibeli, nabung dulu

ilustrasi memotret (pexels.com/Anil Sharma)

Ada hobi yang memang memerlukan peralatan cukup mahal seperti kamera yang bagus atau perlengkapan buat naik gunung yang berkualitas. Meski skill penting, peralatan yang tepat juga gak boleh diabaikan. Penggunaan perlengkapan dengan kualitas di bawah standar akan memengaruhi hasil jepretanmu.

Bahkan perlengkapan mendaki gunung yang palsu dan dijual murah dapat membahayakan keselamatanmu. Penuhi kebutuhanmu akan barang yang lebih berkualitas sekaligus mahal dengan giat menabung. Buat daftar apa saja yang perlu dibeli buat menunjang hobimu. Lalu survei harga setiapnya dari berbagai merek dan cermati spesifikasinya.

Kalau ada lebih dari satu alat yang perlu dibeli atau satu saja tetapi harganya mahal sekali, tingkatkan kesabaranmu. Hindari berusaha memilikinya lebih cepat dengan segala cara, seperti dengan berutang. Pandai-pandailah menyisihkan uang. Dirimu juga dapat mencari versi bekasnya yang masih bagus daripada membeli baru. Kalau barang diperoleh dari orang dengan hobi yang sama, umumnya kondisinya terjaga.

3. Jangan FOMO tren sesaat

ilustrasi hobi bersepeda (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tidak ada tren yang bertahan lama. Singkatnya waktu juga kerap membuat sesuatu yang sedang menjadi tren memiliki harga yang tinggi. Sebagai contoh, ketika orang-orang ramai menggemari olahraga bersepeda. Iklan sepeda mahal pun membanjiri pasaran. Di komunitasmu pun mungkin langsung mengalami demam sepeda mahal.

Tak ada lagi anggota gowes yang percaya diri mengunggah foto dengan sepeda murah. Pemilik sepeda murah tenggelam, sedangkan pemilik sepeda mahal kian sering mengunggah kegiatan gowesnya. Namun, lihat beberapa saat kemudian. Tak terlalu lama setelahnya, hukum seleksi alam akan berlaku. 

Hanya orang-orang yang betul-betul suka bersepeda yang masih bertahan. Sementara anggota komunitas yang FOMO akan tren bersepeda berikut penggunaan sepeda mahal berangsur-angsur menghilang. Kamu kudu mampu membedakan hobimu dengan sekadar tren. Fokuslah di kegiatan yang menjadi hobimu, bukan trennya.

4. Hasilkan uang dari hobi

ilustrasi bermain (pexels.com/RDNE Stock project)

Biaya buat hobi akan terasa lebih ringan kalau kamu gak sekadar bersenang-senang. Cobalah lebih serius dalam melakukan hobi biar sedikit demi sedikit ada uang yang masuk. Dirimu dapat mengikuti lomba terkait hobi tersebut atau menjual hasil karyamu. Walaupun uang yang didapat dari hobi belum besar, setidaknya sudah mengurangi pengeluaranmu.

Ini sebabnya kalau kamu hendak bergabung dalam komunitas hobi, pilihlah yang dapat membantumu makin berkembang. Jangan bertahun-tahun menjalankan hobi, dirimu masih saja amatiran. Sesedikit apa pun uang dihasilkan dari hobi lebih baik daripada sama sekali gak ada.

Apalagi hobi hanya menyedot uangmu dan makin lama pengeluaranmu makin deras. Kalaupun teman-temanmu menjalankan hobi sebatas buat seru-seruan, tidak apa-apa kamu punya tujuan ekstra berupa uang. Hobi yang selalu dilakukan ditambah dengan adanya uang yang dihasilkan bakal menyempurnakan kebahagiaanmu.

5. Hobi hanya dibiayai dengan pendapatkan dari kerja sampingan

ilustrasi menata bunga (pexels.com/cottonbro studio)

Untukmu yang sudah mempunyai pekerjaan lebih dari satu, inilah waktunya buat mengatur penggunaan uang yang dihasilkan. Kalau berbagai kebutuhan di luar hobi dapat terpenuhi dari satu gaji, penghasilan dari pekerjaan sampingan dapat sepenuhnya dialihkan untuk aktivitas kegemaranmu itu. Namun jika kebutuhan lain masih perlu tambahan biaya, pendapatan dari side hustle dibagi dua.

Akan tetapi, pembagiannya tidak harus 50:50. Tergantung sisa biaya rutin yang belum tertutup dari gaji pekerjaan utama. Misalnya, kebutuhan pokok masih memerlukan 60 persen dari penghasilan tambahanmu. Artinya, hanya 40 persen dari pendapatan pekerjaan sampingan yang bisa digunakan untuk hobi.

Bila kamu belum punya pekerjaan sampingan, hitung baik-baik pendapatanmu dari satu-satunya pekerjaan. Kalau penghasilanmu besar, gak apa-apa dirimu tidak mencari pekerjaan tambahan buat membiayai hobi. Namun jika gajimu terbilang pas-pasan, carilah satu lagi pekerjaan supaya lebih mudah untukmu membiayai hobi.

6. Jual barang terkait hobi yang sudah tak terpakai

ilustrasi hobi membaca (pexels.com/George Milton)

Orang yang lama menjalankan hobi biasanya memiliki cukup banyak barang terkait kegemarannya itu. Contohnya, kamu suka membaca. Koleksi bukumu pasti banyak sekali. Demikian pula seandainya hobimu berolahraga, tentu dirimu punya pakaian olahraga yang cukup banyak.

Bahkan mereknya ternama untuk memberimu kenyamanan tertinggi ketika latihan. Namun, sebagiannya mungkin tidak lagi terpakai. Bukan karena kondisinya sudah benar-benar rusak, melainkan secara berkala kamu menambah koleksi. Walaupun semuanya disukai, pikirkan untuk mulai menyeleksinya.

Alasan pertama, supaya dirimu gak kehabisan ruang penyimpanan. Alasan kedua, biar kamu memperoleh tambahan uang bakal membiayai hobi. Lumayan bila dirimu bisa menjual setengah saja dari barangmu yang tak lagi digunakan. Hasilnya bisa buat membeli perlengkapan baru sehingga peremajaan tidak berhenti karena ketiadaan dana.

Hobi bisa memberimu rasa senang sekaligus dapat berujung menyedihkan kalau pengeluaran tidak diatur dengan baik. Hindari selalu berpikir tak apa-apa kamu mengeluarkan banyak uang asalkan senang. Rasa senang akan berakhir ketika uangmu habis bahkan pendapatan per bulannya sampai minus terus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team