Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mudik (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi mudik (pexels.com/Gustavo Fring)

Saat orangtua pulang kampung, anak pasti ikut. Apalagi ketika mudik dalam rangka merayakan Lebaran bersama keluarga besar. Namun, perjalanan jauh dengan membawa anak ada tantangannya.

Terlebih jika anak masih berusia di bawah 5 tahun. Perjalanan mudik yang jauh dan macet kurang baik untuknya. Pertimbangkan masak-masak apakah Lebaran kali ini tepat buat mudik atau tidak. Kalau mau tetap pulang kampung, perhatikan enam hal berikut.

1. Jangan memaksakan mudik jika anak masih terlalu kecil atau lagi sakit

ilustrasi anak sakit (pexels.com/Gustavo Fring)

Sebaiknya, anak berusia di bawah 3 tahun tidak diajak mudik dulu. Apalagi kalau waktu perjalanannya lebih dari 2 jam. Untuk bayi berusia beberapa bulan, sudah paling tepat untuk orangtua gak usah mudik.

Pasalnya, anak yang masih terlalu kecil sangat rentan dengan paparan virus dan bakteri. Mudik dengan kendaraan pribadi pun sebaiknya tidak, apalagi menggunakan transportasi umum. Biarlah saudara yang berkunjung ke rumah jika ingin menengoknya.

Kalau seminggu sebelum jadwal keberangkatan anak sakit cukup berat, mudik sebaiknya juga diurungkan. Anak perlu waktu untuk sembuh total. Jangan sampai perjalanan jauh yang melelahkan membuatnya tambah sakit.

2. Hindari berdesak-desakan dan pilih transportasi yang paling aman

ilustrasi berkemas (pexels.com/Vlada Karpovich)

Mudik dan berdesak-desakan biasanya tak terpisahkan. Akan tetapi mengingat orangtua membawa anak, pilihlah transportasi massal dengan sistem tiket. Ini sangat mengurangi risiko berebut tempat duduk dengan calon penumpang lain.

Atau, ikuti program mudik gratis yang disediakan sejumlah pihak. Jika hendak membawa kendaraan sendiri dan perjalanannya berjam-jam, jangan gunakan sepeda motor. Ini sangat tidak aman untuk anak maupun orangtua.

3. Bawa ekstra pakaian dan diaper

ilustrasi berkemas (pexels.com/Timur Weber)

Anak biasanya mudah gerah selama di perjalanan. Belum lagi jika ia muntah, menumpahkan makanan atau minuman, atau justru kedinginan. Pakaian anak yang dibawa harus lengkap, baik untuk cuaca panas maupun dingin.

Untuk anak yang masih memakai diaper, pastikan orangtua membawa persediaan. Walaupun di jalan ada banyak minimarket, antisipasi kemungkinan kendaraan terjebak kemacetan. Jangan sampai anak terlambat ganti popok dan mengalami iritasi kulit atau ia terus menangis.

4. Jangan lupa bekal makanan, minuman, dan obat-obatan anak

ilustrasi berkemas (pexels.com/Ivan Samkov)

Tak seperti orang dewasa, anak tidak dapat menahan haus dan lapar. Tetap minum dan makan dengan cukup selama perjalanan menentukan kesehatan anak. Bawalah bekal yang memadai untuk seluruh anggota keluarga.

Jangan mengandalkan rest area karena pasti terjadi penumpukan pengunjung. Pun anak belum tentu cocok dengan makanan yang dijual. Obat-obatan anak juga wajib dibawa sekalipun ia berangkat dalam keadaan sehat.

5. Bila membawa kendaraan sendiri, seringlah beristirahat

ilustrasi mudik (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Orangtua biasanya ingin cepat sampai ke daerah tujuan. Akan tetapi, anak belum tentu betah berjam-jam berada di dalam mobil. Anak yang mudah mabuk perjalanan perlu lebih sering beristirahat dan menghirup udara segar. 

Istirahat lebih kerap juga penting supaya anak tidak menahan keinginan buang air kecil maupun besar. Waktu perjalanan memang menjadi lebih lama. Namun, terpenting anak tetap sehat serta ceria.

6. Bawa 1 atau 2 mainan agar anak nyaman selama di perjalanan

ilustrasi anak dan boneka (pexels.com/RODNAE Productions)

Jangan larang anak membawa mainannya dengan alasan mobil sudah penuh. Baik orangtua maupun anak sama-sama punya kebutuhan. Ketika orangtua fokus di oleh-oleh buat saudara, anak cuma peduli dengan mainannya.

Minta anak memilih 1 atau 2 mainan yang tidak terlalu besar buat dibawa mudik. Misalnya, 1 boneka kesayangan dan 1 mainan lain. Bila anak dilarang membawa mainan, pasti ia akan tantrum dan menolak pergi.

Mudik asyik bersama anak memang tidak mudah. Makin jauh daerah tujuan, orangtua harus bijaksana mengukur daya tahan anak. Pasalnya, kemacetan pasti terjadi dan menambah lama waktu perjalanan. Utamakan keselamatan dan kesehatan anak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team