Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi perempuan sedang tertawa (unsplash.com/Vinicius Wiesehofer)

Dalam kehidupan sehari-hari tentu tak lepas dari bersosialisasi. Topik pembicaraan pun macam-macam, mulai dari masalah umum hingga pribadi. Terkadang terselip kritik atau saran yang ditujukan pada lawan bicara.

Penampilan seringkali tak lepas dari topik ini. Mulai dari sifatnya membangun hingga membuat lawan bicara merasa down. Tak hanya pada lawan bicara, jika bahan omongan habis, begitu melihat seseorang yang lewat menarik di mata, mulut pun asyik berkomentar.

Kira-kira hal apa saja sih yang sering jadi penilaian seseorang dalam penampilan? Berikut ulasannya.

1. Bentuk badan

ilustrasi orang-orang dengan bentuk tubuh berbeda (unsplash.com/Gabin Vallet)

Beberapa orang ada yang mengetahui bahwa bentuk tubuh hanya seputar kurus, langsing, dan gemuk. Tentunya standar ideal badan di mata beberapa orang adalah langsing. 

Jika kurang dari kriteria, tanpa sengaja dijadikan bahan cemoohan. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kebanyakan selebriti yang mempunyai badan ideal.

Padahal, bentuk badan gak hanya itu, lho! Seperti yang dilansir dari laman Healthline, bentuk badan ada 10, yaitu pisang, pir, sendok, jam pasir, top hourglass, bottom hourglass, apel, oval, berlian, dan atletis.

Hal ini tentu tak bisa disamaratakan untuk menjadi langsing bak supermodel. Yang terpenting mau bentuk tubuh apapun, perhatikan bagaimana keadaan kolesterol.

2. Pakaian yang dikenakan

ilustrasi gaya berbusana (unsplash.com/Clarke Sanders)

Setiap orang tentu mempunyai selera berbeda dalam menentukan pakaian yang dikenakan. Mulai dari warna hingga bentuk. Dari pakaian, seseorang menjadi nyaman dan percaya diri.

Untuk pemilihan warna pun ada yang tergantung suasana hati, menyukai warna lembut, bahkan berani menabrakan warna. Itu semua kembali pada selera setiap individu asalkan sesuai situasi.

Meski terserah mau memakai pakaian seperti apa, tentu tak jarang jadi bahan pembicaraan jika dikaitkan dengan bentuk badan dan warna kulit. Responnya pun berbeda-beda, ada yang menerima namun tak sedikit merasa down.

3. Aksesori yang digunakan

ilustrasi aksesori (unsplash.com/Tamara Bellis)

Selain pakaian, aksesori pun menjadi pendukung dalam berbusana. Tak jarang, barang ini pun menjadi pusat perhatian.

Jika menurut seseorang itu berlebihan, lidah pun tanpa sadar tak terkontrol. Misal, saat undangan bertemu dengan ibu-ibu yang menggunakan perhiasan berlebihan, beberapa orang ada yang berkomentar "toko emas berjalan". Walaupun hanya berbisik dengan lawan bicara.

Atau bisa juga saat melihat lawan bicara menggunakan tas yang sudah usang atau koyak, mungkin akan terceplos, "Tas udah koyak gitu aja kok masih dipakai, sih?". Padahal tidak tahu bagaimana keadaaan ekonomi lawan bicara yang sebenarnya.

4. Bagian kepala

ilustrasi orang-orang dengan jenis rambut berbeda (pexels.com/Anna Shvets)

Masih seputar anggota tubuh, bagian kepala pun juga ikut dikomentari jika menurut seseorang di luar kualifikasinya. Benar, bukan? Mulai dari jenis hingga rambut yang sudah mulai menipis.

Seseorang yang mendengar komentar negatif tentu akan merasa jadi tidak percaya diri. Padahal bukan maunya punya rambut seperti itu. Tak jarang beberapa ada yang mempercayakan pada pihak salon untuk mengubah rambut alaminya menjadi seperti penilaian orang lain.

Lebih parahnya saat bertemu dengan rekan yang sudah sulah lalu berujar, "Masih muda kok udah sulah?". Terlepas dari candaan, rasanya tidak pantas jika bertanya seperti itu. 

5. Warna kulit

ilustrasi warna kulit berbeda (unsplash.com/Alexis Fauvet)

Standar kulit cantik adalah putih. Hal ini banyaknya iklan yang didominasi untuk membantu mencerahkan kulit atau memutihkan. Tak hanya itu, sekarang pun telah tersedia suntik pemutih.

Faktanya warna kulit gak hanya putih, di antaranya kuning langsat, sawo matang, cokelat kehitaman, dan hitam gelap. Selain itu, menurut beberapa orang masih ada yang mempunyai pikiran bahwa warna kulit harus disesuaikan dengan warna pakaian agar enak dipandang.

Terbukti masih ada yang memberikan info tentang penyesuaian warna kulit dan pakaian. Padahal asalkan nyaman dipakai, warna kulit tak akan memengaruhi.

6. Kondisi wajah

ilustrasi orang berjerawat (pexels.com/Shotpot)

Beranjak puber, tentu wajah setiap orang pernah berjerawat. Ada yang sembuhnya cepat dan tak berbekas, ada juga butuh waktu lama meski sudah diobati. Semua tergantung kondisi wajah seseorang.

Namun adanya jerawat ini membuat penampilan menjadi tidak percaya diri. Hal ini bisa dilihat bagaimana produk kecantikan wajah menampilkan orang yang berjerawat dalam iklan tersebut. Di dunia nyata, ejekan pun diterima hanya karena berjerawat.

Selain berjerawat, penggunaan makeup atau tidak pun tak lepas dari penilaian seseorang. Asal kriteria makeup tak sesuai dengan standarnya tentu akan asal ceplos. Selain itu, yang tidak menggunakan makeup pun dibilang pucat.

7. Ekspresi wajah

ilustrasi ekspresi wajah (unsplash.com/Tamara Bellis)

Beberapa orang ada yang dengan mudah menampilkan ekspresi hanya dari wajahnya. Bisa kelihatan kapan senang, sedih, takut, dan lain sebagainya. Tapi, ada juga orang yang mempunyai ekspresi datar.

Meski ini menjadi manfaat tersendiri bagi orang tersebut, sayangnya ini juga bisa menjadi penilaian seseorang. Hanya karena kejadian sedih, ia tak menampilkan seperti orang pada umumnya, ia dicap sebagai orang yang gak punya hati.

Ada juga yang berkomentar jika tersenyum kelihatan terpaksa. Padahal, orang yang dengan ekspresi datar ini juga mempunyai hati. Tentunya ia pun juga berusaha keras menampilkan ekspresi seperti orang lain.

Penilaian orang lain memang tidak ada habisnya. Jika mengikuti standar mereka tentu akan membuat kesehatan mental terganggu. Nah, setelah mengetahui 7 hal penampilan di atas, ada baiknya persiapkan mental jika sewaktu-waktu dinilai. Biar gak gampang down jika tampil apa adanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team