Sejauh sudah cukup umur, mampu, dan yang pasti punya calon; memutuskan segera menikah tentu sah-sah saja. Namun buat kamu yang masih lajang selagi teman-temanmu sudah berkeluarga, gak perlu menjadi terlalu khawatir.
Menikah di usia yang lebih dewasa malah banyak manfaatnya, lho. Apa sajakah itu? Baca terus sampai kelar ya!
Jelas ini sangat berkaitan dengan kariermu. Biasanya, setelah kuliah kamu butuh beberapa kali ganti pekerjaan sebelum menemukan pekerjaan yang dirasa tepat. Itu tentu berpengaruh pada penghasilanmu.
Dalam beberapa tahun sejak lulus kuliah, penghasilanmu mungkin masih terbilang pas-pasan. Buat diri sendiri cukup, tetapi kalau untuk berkeluarga apalagi sudah ada anak mungkin masih kurang.
Dengan menunda pernikahan, kemungkinan terseok-seok di awal pernikahan bisa dikurangi. Kalau kamu dan pasangan sudah lebih mapan, tentu kehidupan kalian akan terasa lebih nyaman.
Tentu suami atau istri dapat menjadi suporter terbaik untukmu menyelesaikan pendidikan yang sedang ditempuh. Namun kalau kamu menikah muda, kompleksnya kehidupan berumah tangga sering kali sudah terlalu banyak menyedot energimu.
Kamu jadi gak bisa berkonsentrasi dengan pendidikanmu dan bisa saja memutuskan berhenti sewaktu-waktu. Sayang banget, kan? Ada baiknya kamu memutuskan menikah setelah cita-citamu terkait pendidikan tercapai.
Misal, setelah meraih gelar S1 atau S2. Jangan dianggap gak penting ya? Latar belakang pendidikanmu sedikit banyak tentu akan berguna untuk kehidupanmu bersama keluarga hingga jauh ke masa depan.
Pengalaman positif tentu macam-macam. Seperti mengambil beasiswa belajar di luar negeri, bertualang di alam bebas, atau hidup berpindah-pindah mengikuti tugas dari kantor.
Status lajangmu membuatmu lebih fleksibel untuk melakukan semua itu. Sedang bila sudah menikah, tentu harus terlebih dahulu membicarakannya dengan pasangan. Apalagi jika sudah ada anak yang gak mungkin ditinggalkan begitu saja.
Saat kamu sedang jatuh cinta, tentu si dia tampak amat tepat bagimu. Namun seiring waktu mungkin baru terlihat bahwa kalian terlalu gak cocok dan gak bisa meneruskan hubungan.
Kalau masih sekadar pacar, tentu lebih mudah untuk mengakhirinya. Akan tetapi bila sudah berstatus suami istri, rumit masalahnya. Nah, dengan menunda pernikahan, kamu jadi punya waktu lebih panjang untuk mengenal seseorang.
Kamu akan betul-betul tahu sifat baik maupun buruknya sehingga menghindarkanmu dari menikah dengan orang yang gak tepat. Kamu juga bisa leluasa mengenal banyak orang sehingga perhatianmu gak terpusat hanya pada dia yang belum tentu benar-benar cocok denganmu.
Kematangan emosi penting banget dalam kehidupan berumah tangga. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kehidupan rumah tangga itu banyak ujiannya. Terlebih di tahun-tahun awal.
Kalau emosimu dan pasangan belum stabil, perkawinan kalian akan terlalu sering diwarnai pertengkaran. Salah-salah, rumah tangga retak dan berujung perpisahan hanya oleh hal-hal yang sebenarnya sepele.
Saat hadir momongan, kematangan emosi juga sangat penting. Biar kamu gak gampang kehabisan kesabaran dalam mengasuh anak dan malah berbuat atau berkata kasar padanya.
Kalau sudah menikah, tentu kamu gak bisa sembarangan mengeluarkan uang. Bahkan jika kamu punya penghasilan sendiri. Semua perlu dibicarakan dengan pasangan terlebih untuk pengeluaran yang lumayan besar karena bisa mengganggu pemenuhan kebutuhan keluarga yang gak sedikit.
Jika kamu mengeluarkan uang secara sembunyi-sembunyi untuk orang tua atau saudara, mungkin malah bisa memicu keributan dengan pasangan. Dengan menunda pernikahan, kamu bisa lebih leluasa bila hendak membahagiakan orangtua dan saudara.
Jangan sampai usiamu baru masuk kepala tiga atau malah sebelum itu, tetapi kamu sudah merasa tua banget. Energimu terkuras untuk mengurus rumah tangga dan kamu merasa belum sempat menikmati masa muda.
Kamu jadi kurang bersemangat menjalani hidup, minder dengan teman-temanmu yang masih leluasa ke sana kemari dan melakukan hal-hal hebat. Kalau sudah begini, kamu akan terjerat ketidakbahagiaan yang sulit diurai.
Maka lebih baik nikmati dahulu masa mudamu sebelum memutuskan membangun keluarga. Biar saat tiba waktunya menikah, kamu sudah benar-benar siap dengan peran-peran barumu.