Ada hal menarik dari Korea yang sering diangkat dalam film dan literaturnya, yaitu sejarahnya yang panjang. Mulai dari zaman dinasi, pendudukan Jepang, perang dingin, sampai kepemimpinan diktator.
Kalau kamu tipe orang yang lebih suka tema-tema sejarah ketimbang percintaan, coba lirik novel Korea bergenre historical fiction berikut, deh. Siap temani waktu luangmu.
Novel karya Kyung Sook Shin berlatarkan dinasti Joseon, tepatnya di akhir tahun 1880an. Cerita dimulai dengan kedatangan diplomat asal Prancis ke Korea. Ia kemudian terpesona oleh sosok penari tradisional bernama Yi Jin.
Seiring berjalannya waktu rasa cinta sang diplomat semakin kuat dan ia pun melamar sang penari dan memboyongnya pulang ke Prancis. Di sana Yi Jin bekerja menjadi translator, tetapi ia juga mengalami banyak pengalaman pahit dan manis. Sangat reflektif dan mudah dipahami, silakan pertimbangkan novel Korea ini sebagai bacaanmu selanjutnya.
Dari dinasti Sojeon, kamu bisa melompat ke tahun 1917 saat Korea masih belum terpecah jadi dua entitas dan berada di bawah pendudukan Jepang. Lakon di buku ini adalah Jade, gadis muda yang dikirim orang tuanya untuk bekerja sebagai wanita penghibur.
Di sana pengalamannya pun meluas, ia belajar bagaimana perempuan diperlakukan bak objek, diposisikan untuk saling bersaing satu sama lain, dan berbagai hal lain yang sengaja diekspos penulis untuk menunjukkan betapa latennya dampak patriarki pada tatanan masyarakat saat itu.
Selain Jade, pembaca juga akan mengikuti Myung Bo, pemuda yang terlibat dalam gerakan kemerdekaan Korea.
Buku ini berhasil menyabet gelar Pulitzer Pize for Fiction di tahun 2013. Penulis mengambil latar Korea Utara dengan lakon utama Jun Do, seorang pemuda yang dibesarkan di Panti Asuhan yang dikelola sang ayah.
Ia kemudian bergabung dengan militer dan ditugaskan dalam berbagai misi yang menguji moralitas dan mengikis rasa kemanusiannya. Adam Johnson memang bukan orang Korea, ia dosen di Stanford University, tetapi berhasil menciptakan nuansa Korea Utara di masa lalu yang realistis lewat riset mendalam. Bahkan beberapa kejadian di novel ini ia adopsi dari peristiwa nyata.
Ditulis oleh Lisa See, novel fiksi sejarah Korea ini berlatarkan Jeju yang sebagian besar perempuannya bekerja sebagai pencari nafkah utama. Plot kemudian dijalin lewat karakter Young Sook dan Mi Ha yang sama-sama merasakan sulitnya ditinggal orang tua di usia muda.
Belum lagi, tekanan sosial dari lingkungan mereka yang selalu mengkritisi perempuan dalam perkara anak dan pernikahan. Novel ini juga diperkaya dengan latar politik Korea saat itu yang masih berada di bawah okupasi Jepang. Seperti yang kita tahu okupasi tersebut juga berdampak pada perpecahan antara Utara dan Selatan, yang punya banyak efek pada posisi Jeju.
Novel ini sebenarnya kumpulan cerita pendek yang ditulis Caroline Kim, penulis Amerika keturunan Korea. Ceritanya mencakup diaspora Korea di Amerika Serikat pada tahun 80an, anak laki-laki yang tumbuh besar di tengah Perang Korea di tahun 50an, dan lain sebagainya.
Buku ini cukup singkat, hanya 200an halaman saja. Formatnya cocok buat kamu yang kurang tekun membaca kisah yang panjang.
Lee Hana punya mimpi menempuh pendidikan setinggi mungkin, tetapi semuanya hancur saat ia diculik dari desanya dan dipaksa menjadi comfort woman di kamp militer prajurit Jepang pada Perang Dunia II. Di sisi lain ada Kim Young Nam, pemuda miskin yang mengalami brutalnya krisis pangan dan kemiskinan parah di sekitarnya.
Buku ini mengandung banyak unsur yang mungkin tidak nyaman untuk pembaca seperti kekerasan dan pelecehan, tetapi memang perlu dipotret untuk membangun atmosfer yang realistis di masa sulit tersebut.
Novel ini juga berlatar pendudukan Jepang di mana para imigran asal Korea diperlakukan diskriminatif dan dibuat malu dengan warisan budaya serta identitas asli mereka. Mereka juga diwajibkan mengganti nama dengan nama Jepang akibat kebijakan tsumei.
Termasuk Sun Hee dan Tae Yul, saudara kandung yang harus hidup di masa sulit tersebut. Saat perang kemerdekaan berkecamuk, mereka pun harus memilih berada di pihak mana.
Banyak hal menarik yang bisa diulik dari Korea. Tidak hanya musik dan dramanya, literaturnya juga membuka wawasan. Masukkan dalam daftar bacaanmu tahun ini, yuk!