Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
instagram.com/instakalsel

Kalimantan Selatan kaya akan budaya, suku, adat istiadat, sumber daya alam, sastra, dan keanekaan lainnya.

Penuh dengan hikayat yang mengajarkan makna hidup sesungguhnya. Membuat Sastra Banjar banyak di kagumi karena filosofi yang kental dengan lakon masyarakat sekarang.

Berfokus pada peribahasa Banjar, yang mengunggah kata-kata kiasan menjadi motivasi. Yang dikemas begitu indah dalam memuat suatu hal yang ingin disampaikan.

Nah, berikut ada tujuh peribahasa Banjar yang menuai kesan relate dan menyindir kelakuan manusia. Penasaran apa saja?

1. "Ampun saurung disintak, ampun urang dikair''

Pexels.com/andrea piacquadio

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, peribahasa pertama ini berarti "seseorang yang egois, selalu ingin menang sendiri. Kalau bisa dalam berbagai kesempatan milik orang lain saja yang dipergunakan sedangkan punya sendiri disimpan rapat-rapat agar tak kurang sedikit pun.

Dalam artian sebenarnya peribahasa ini mengingatkan kita agar jangan tamak dan kikir. Gak ada salah untuk berbagi sesama tapi jangan menjadi benalu yang hanya merugikan buat orang lain.

2. "Muha basungkam, buntut mahambat"

Pexels.com/mentatdgt

Jika diubah ke bahasa Indonesia, kata di atas bermakna "Di depan tampak manut dan patuh, tetapi di belakang tak segan untuk menjatuhkan". Dalam peribahasa Indonesia, Ular kepala dua yang bermakna sama dengan di atas tersebut.

Maka berhati-hati dalam berteman hanya segelintir orang jujur dan baik hati. Sangat sulit mencari di masa sekarang.

3. "Apik-apik kalu tabarusuk"

pixabay.com/mwitt1337

Dalam bahasa Indonesia artinya adalah "menjalani hidup harus hati-hati, supaya jangan salah langkah atau tersesat". Makna hidup memang suatu pilihan yang pasti ada konsekuensi bukan. Cara mengangkal hal tersebut dengan sharing bersama orang berpengalaman atau yang pernah sama berada diposisi kamu. Agar tak tersesat dan tahu langkah yang diambil seterusnya. Hal tersebut agar menghindarkan kamu dalam kegagalan.

4. ''Dulang Dalit"

Ilustrasi seorang pemimpin (pixabay.com/free-photo)

Dalam peribahasa Banjar singkat tapi langsung menyendiri. Artinya "orang tidak berpendirian" kamu sangat jengkel jika mempunyai rekan bisnis maupun teman yang tidak konsisten. Sifat paling buruk suka ingkar janji dan tidak tepat waktu.

Sebaiknya jauh orang yang bersifat tidak konsisten karena hanya akan membuat kamu naik pitam dengan kelakuan ia.

5. "Dimamah dahulu hanyar ditaguk"

pixabay.com/StartupStockPhoto

"Jangan percaya pada orang yang menjanjikan sesuatu, tapi diteliti dahulu buruk baiknya" begitu jika diartikan dalam bahasa Indonesia. Peribahasa yang makna mengatakan bahwa sebelum percaya dalam hal tertentu di cek dulu kebenarnya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari yang berdampak kekecawan.

6. "Batampung tali salawar"

Instagram.com/belvadevara

Diterjemah dalam bahasa Indonesai, artinya "Dua sahabat karib yang saling membantu memperjuangkan cita-cita bersama". Maknanya mereka saling membantu dalam mengapai cita-cita, mungkin dalam mengembangkan usah misalnya startup yang sekarang banyak digeluti anak muda karena benefit yang di dapat lumayan besar. Dari sana mereka membutuhkan sahabat mereka yang mempunyai skills dalam bidang tersebut buat bekerja sama.

Bukan kuadrat kamu semua sebagai makhluk sosial membutuhkan satu sama lain untuk membuat sesuatu kolaborasi menabjukan.

7. "Kaladi menyambati birah"

Unsplash.com/@brookecagle

Peribahasa yang terakhir ini berarti "Orang biasa mengata-ngatai orang yang lebih tinggi kedudukannya. Sama halnya dengan orang yang iri dengki yang menyebarkan berita hoax atau gosip yang tidak relavan. Maka kamu tidak bisa mengatur orang karena hidup ada orang suka maupun tidak itu hak mereka. Yang pe ting kamu telah melakukan yang terbaik buat hidup kamu tanpa merugikan pihak lain.

Jika kamu merasa terganggu dengan hal tersebut kamu bisaa saja melapokan meteka kepihak berwajib agar bertanggung jawab atas berbuat mereka selagi kamu ada bukti.

Nah, itulah tujuh peribahasa Banjar yang menuai kesan relate penuh informatif, ada pesan bersahabatan dalam artikel ini. Semoga menambah khazanah dalam pengetahuan sastra bahasa Banjar, ya

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team