Ajukan 7 Pertanyaan Ini Pada Temanmu Saat Kalian Bertengkar

Pastikan dulu akar permasalahan itu ada dimana, kamu tidak bisa langsung menyemprotnya dengan luapan emosi jika kamu sendiri tidak tahu apa yang jadi akar masalahnya. Tanyakan padanya kenapa dia marah padamu dan apa salahmu padanya. Jangan ikutan marah dan membuat semuanya jadi runyam.

Jika kamu bersalah, maka jangan menjadi keras kepala dengan tidak mau minta maaf. Ini memang sepele. Tapi faktanya banyak sekali pertemanan yang putus di tengah jalan karena tidak ada yang mau meminta maaf. Terkadang, satu kalimat ini bisa mengubah segalanya.

Lakukan rencana penyelesaian masalah, bukan rencana perang. Kamu harus memiliki solusi terhadap masalahmu tersebut. Jangan menganggap lebih baik tidak berteman daripada berbaikan. Bagaimanapun, dia itu temanmu. Kamu pernah tertawa dan bahagia bersamanya.

Kamu dan dia mungkin dalam keadaan marah, namun sebaiknya jangan membiarkan dia pergi begitu saja. Sebaiknya, kamu menanyakan padanya apa yang akan dia lakukan atau tempat mana yang akan dia tuju. Dia akan tahu bahwa kamu perhatian padanya. Dan walaupun dia marah, dia akan senang dalam hatinya.

Saat terjadi masalah, maka pastikan kalian tidak akan menginjak masalah yang sama lagi di kemudian hari. Jika kalian terus saja bertengkar dengan masalah yang itu-itu saja, maka ada yang salah denganmu atau temanmu. Kalian harus bisa bertindak dewasa dengan tidak jatuh ke lubang yang sama.

Jangan hanya diam jika dia diam. Hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah mengajaknya makan. Jika dia menerima, maka sebenarnya dia juga ingin berbaikan denganmu, hanya saja dia masih marah. Tapi kalau dia menolak, maka berbesar hatilah dan mengatakan padanya kamu akan memberi dia waktu.

Jika kamu menemukan tidak adanya kemajuan pada dirinya, maka sebaiknya kamu menanyakan dengan jelas mau sampai kapan dia marah denganmu. Jangan suka menyerahkan masalah pada waktu. Ingat, waktu bukan hanya berfungsi sebagai penyembuh, tapi juga penghancur.

Jika kamu mengedepankan emosi dan amarahmu, maka itu artinya kamu siap kehilangan temanmu selama-lamanya. Ingat, teman itu adalah satu-satunya orang yang paling berpotensi menjadi musuh, karena kalian satu sama lain tahu terlalu banyak. Jangan mengubah pengetahuan itu menjadi dendam yang akan digunakan sebagai senjata di kemudian hari.