Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sikap Buruk yang Muncul Seiring Ambisi Toksik, Waspada!

ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/RDNE Stock Project)
ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/RDNE Stock Project)

Apa yang kamu ketahui tentang ambisi toksik? Apakah serangkaian sikap saling menjatuhkan? Atau memperjuangkan ambisi dengan mengkambing hitamkan orang lain? Tidak dapat dimungkiri ambisi toksik lekat dengan serangkaian sikap buruk.

Ini adalah hal yang pasti menyertai. Karena yang namanya ambisi toksik pasti penuh dengan konflik dan perselisihan. Saat seseorang sudah gelap mata dengan ambisi, ia rela melakukan segala cara. Sebagai orang di sekelilingnya kamu harus waspada dengan  sikap berikut.

1. Sifat egois berlebihan

ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Memiliki ambisi boleh-boleh saja. Justru Ini bisa menjadi motivasi agar menunjukkan kinerja terbaik. Tapi kita juga harus mampu memilih ambisi yang benar dan ambisi yang seharusnya diredam.

Sifat buruk bisa saja muncul saat seseorang terkontaminasi ambisi toksik. Mereka tumbuh menjadi manusia dengan sifat egois berlebihan. Segala sesuatu hanya berfokus pada kepentingan pribadi, bahkan tidak segan merugikan orang lain.

2. Gemar mengadu domba

ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/Kampus Production)

Mungkin kamu sudah pernah mengetahui tentang sikap adu domba di lingkungan sekitar. Seseorang gemar memancing perkara dan meributkan suatu persoalan. Mereka yang gemar adu domba sering menampilkan dirinya sebagai sosok bijaksana di balik kekacauan yang sudah diperbuat.

Dalam hal ini kamu harus tahu sikap buruk yang muncul seiring ambisi toksik. Orang-orang demikian gemar sekali mengadu domba. Mereka membuat pihak satu dengan yang lainnya saling berkonflik demi memuluskan ambisi dan kepentingan pribadi.

3. Saling mengkambing hitamkan orang lain

ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/MART PRODUCTION)

Manusia berkualitas ditunjukkan dari sikapnya saat berani mempertanggungjawabkan kesalahan. Tapi tidak dengan mereka yang sudah dikuasai oleh ambisi toksik. Sifat khas seorang pecundang justru mendominasi diri dan menjadi pedoman utama.

Salah satunya perilaku saling mengkambinghitamkan orang lain. Ia berusaha mangkir dari tanggung jawab dan membebankan kesalahan hanya pada salah satu pihak. Mereka hanya ingin mencari aman untuk diri sendiri dengan menumbalkan orang yang tidak tahu apa-apa.

4. Berbohong demi ambisi pribadi

ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/Thirdman)

Kejujuran adalah modal utama dalam menjalani hidup. Jika benar, sudah seharusnya dikatakan benar. Dan jika salah juga sudah seharusnya diluruskan. Dalam menjalani hidup sudahkah kamu memiliki keberanian ini?

Tidak dapat dimungkiri orang yang masih mempertahankan ambisi toksik justru berbohong demi ambisi pribadi. Mereka pandai memutar balikkan fakta sehingga orang lain terpojok. Bagi orang-orang tersebut, sikap berbohong tidak masalah asal tujuan bisa tercapai.

5. Iri dan serakah

ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tidak sadarkah kamu dengan dua sifat buruk yang sering mengotori hati? Sifat tersebut adalah iri dan serakah. Seseorang tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki. Mereka sengaja memanfaatkan orang lain demi meraup keuntungan pribadi.

Jangan heran jika kedua sikap tersebut dimiliki oleh seseorang yang didominasi ambisi toksik. Serangkaian tujuan terlarang sudah membuatnya gelap mata. Mereka tidak pernah bersyukur dengan pencapaian yang sudah didapat. Sebaliknya, justru merasa kurang dan kurang.

6. Sikap manipulatif dan kepalsuan

ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/ArtHouse Studio)
ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/ArtHouse Studio)

Untuk apa kita menonjolkan sisi kepalsuan secara berlebihan? Sebagai manusia berintegritas tinggi sudah seharusnya mampu menyelaraskan pikiran dan perbuatan. Namun demikian, di lingkungan sekitar tidak menutup kemungkinan kamu bertemu dengan sosok manusia manipulatif.

Ini terdapat pada diri orang-orang yang sudah dikendalikan oleh ambisi tidak wajar. Bagi mereka sikap manipulatif dan kepalsuan adalah pedoman utama. Saat di depan menunjukkan sikap baik dan bersahabat. Namun di belakang diam-diam berusaha menjatuhkan demi kepentingan sendiri.

7. Merasa superioritas

ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sudah seharusnya kita memiliki sikap waspada saat dikelilingi orang yang memiliki ambisi toksik. Sikap buruk dari diri mereka bisa merugikan orang-orang sekitar. Tidak terkecuali dengan dirimu.

Karakter khusus yang terdapat pada diri orang dengan ambisi toksik adalah merasa superioritas. Mereka mengesankan diri sebagai manusia paling berjasa dan paling unggul kedudukannya. Termasuk menjatuhkan orang lain untuk mendapatkan nama baik dan pencitraan positif.

Yang namanya ambisi toksik tidak bisa dianggap remeh. Perlahan, sikap buruk pasti muncul dan menguasai diri. Akibat dikendalikan oleh ambisi, seseorang tidak mampu berpikir. Ia hanya berjalan menuruti nafsu dan keserakahan. Bahkan sampai rela mengorbankan prinsip dan kebenaran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us