Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Kamu Menerapkan Frugal Living Berlebihan, Gak Menikmati Hidup

ilustrasi perempuan memegang uang (freepik.com/benzoix)

Banyak dari kita mungkin telah mendengar pepatah, "Hemat pangkal kaya." Memang benar, hidup hemat dapat membantu kita mengatur keuangan dengan lebih bijak dan membangun masa depan finansial yang lebih stabil. Itulah kenapa, belakangan ini, frugal living--gaya hidup yang fokus pada prioritas keuangan dan mengatur pengeluaran--semakin diminati.

Namun seperti kebanyakan hal di dunia ini, sesuatu yang berlebihan bisa menjadi masalah. Terlalu ekstrem dalam menjalani frugal living bisa mengarah pada konsekuensi yang tak diinginkan dan bukan tak mungkin menurunkan kualitas hidup. Berikut ini tanda bahwa kamu menjalani hidup frugal yang terlalu ketat. Perhatikan dan evaluasi ulang, ya!

1. Mengorbankan kesehatan demi berhemat

ilustrasi orang sakit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu tanda paling jelas bahwa kamu hidup frugal terlalu ketat ialah dengan mengorbankan kesehatan demi menghemat uang. Sebagai contoh, kamu mungkin menunda kunjungan ke dokter saat sakit atau memilih untuk tak membeli makanan bergizi karena harganya lebih mahal.

Tentu hal ini bisa berujung pada masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan. Ingatlah, kesehatan merupakan investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya. Menjaga kesehatan yang baik juga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidupmu secara keseluruhan. 

2. Kurang bisa menikmati hidup

ilustrasi orang mengalami frustrasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hidup frugal bukan berarti harus mengorbankan semua hiburan dan kesenangan dalam hidup. Memang, menyisihkan uang untuk masa depan adalah hal yang bijak, tetapi kamu juga perlu menjalani hidupmu dengan bahagia dan berarti. 

Kalau kamu merasa sangat terbatas dalam menikmati waktu luang atau selalu menekan keinginan pribadi, mungkin kamu telah menjalani hidup frugal yang terlalu ketat. Karna itu, cobalah sesekali memberi dirimu sedikit kenyamanan dan kesenangan.

Kamu bisa menyisikan bujet untuk hiburan setidaknya 10 persen dari pendapatan setiap bulannya. Terpenting, kamu bisa mengontrol pengeluaran untuk jalan-jalan, menonton, atau belanja barang kesukaan agar tidak terlalu berlebihan.

3. Tidak berinvestasi pada diri sendiri

ilustrasi ibu merasa sedih (pexels.com/Liza Summer)

Memilih untuk tidak menginvestasikan uang pada perkembangan diri bisa menjadi tanda bahwa kamu menjalani hidup frugal terlalu ketat. Sebagai contoh, kamu menunda untuk mengambil kelas atau kursus tertentu, membeli buku, atau merawat diri karena khawatir tentang pengeluaran.

Padahal, investasi pada diri sendiri dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan kualitas hidup. Sebab, ini membantu kamu mengembangkan atau memperdalam berbagai kemampuan sehingga nilai diri kamu bertambah dan kesempatan memperoleh cuan pun bisa menjadi lebih besar.

4. Terlalu perhitungan

ilustrasi orang melakukan budgeting keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Jika kamu merasa harus mencatat setiap pengeluaran hingga ke poin terkecil, termasuk uang receh, bisa jadi kamu sudah terlalu obsesif dengan keuanganmu. Mengelola anggaran itu penting, tetapi terlalu fokus pada hal-hal kecil bisa membuatmu kehilangan pandangan tentang gambaran besar. Cobalah untuk lebih santai dalam mengelola uangmu tanpa harus terjebak dalam perhitungan yang berlebihan.

5. Ketakutan setiap akan mengeluarkan uang

ilustrasi transaksi keuangan (pexels.com/energepic.com)

Jika kamu selalu merasa khawatir dan stres setiap kali harus mengeluarkan uang, bahkan untuk kebutuhan dasar, itu bisa menjadi tanda bahwa kamu perlu menemukan keseimbangan antara menghemat uang dan merasakan kebahagiaan. Terlalu fokus pada uang dapat mengganggu kesejahteraan mental dan emosionalmu.

6. Mengabaikan kualitas demi harga yang lebih murah

ilustrasi belanja (pexels.com/Anna Shvets)

Mencari diskon dan mencari harga terbaik menjadi salah satu hal yang bisa membantu hidup lebih hemat. Namun, jangan sampai kamu memilih barang dengan kualitas rendah hanya karena harganya lebih murah. Sebab, kamu bisa saja berakhir mengeluarkan uang lebih banyak karena barangnya cepat rusak.

Karena itu, jangan hanya terpaku pada harga ketika membeli barang. Sebaiknya bandingkan juga kualitasnya agar kamu mendapat barang dengan kualitas baik karena biasanya lebih tahan lama. Anggap saja ini sebagai investasi jangka panjang.

7. Menolak sosialisasi dengan orang lain untuk berhemat

ilustrasi orang merasa kesepian (pexels.com/MART PRODUCTION)

Tak bisa dimungkiri, menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga, atau memberi hadiah untuk orang tersayang memang perlu mengeluarkan uang. Namun, ini termasuk investasi emosional yang tak kalah penting dalam hidup. Momen ini tentunya sangat berharga dan tak bisa dinilai dengan uang. Sebab, ini bisa memberimu kebahagiaan dan membuat hidup jadi lebih bermakna. 

Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Ini berlaku juga dalam hal pengelolaan keuangan dan penerapan frugal living. Dalam mengatur keuangan, penting untuk menemukan keseimbangan supaya hidup lebih bermakna. Jika kamu merasakan tanda di atas, coba evaluasi ulang cara kamu dalam mengelola keuangan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us