Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Jimmy Liao)

Takjil memang bukan makanan utama. Namun, berbuka puasa khususnya di bulan Ramadan tanpa takjil rasanya kurang lengkap. Di satu bulan ini banyak sekali pedagang makanan dan minuman menjelang waktu berbuka. Dalam satu baris pedagang saja, menu yang ditawarkan berbeda-beda dan semuanya menggugah selera.

Ada jajanan kekinian serta tradisional yang sudah jarang ditemui di hari biasa. Variasi minuman penghapus dahaga juga amat banyak. Dengan kamu membeli dan menikmati takjil diharapkan semangat menjalankan ibadah puasa sebulan penuh lebih tinggi.

Apalagi ada anak-anak di rumah yang baru latihan berpuasa. Aneka takjil menjadi daya tarik tersendiri. Namun, pengeluaran buat belanja takjil juga bisa membuat keuanganmu kurang sehat. Seperti untuk takjil saja kamu sudah mengeluarkan 50 sampai 100 ribu rupiah per hari. Ada caranya supaya sekeluarga gak beli takjil berlebihan, namun masih bisa menikmati takjil serta keuangan tetap aman. Langsung praktik, ya!

1. Beli dua jenis makanan dan satu minuman saja

ilustrasi takjil (pexels.com/Tim Samuel)

Memang ada begitu banyak jajanan yang dijual menjelang waktu berbuka. Semuanya menggoda selera apalagi saat perut sudah keroncongan dan kerongkongan kering. Namun, gak usah setiapnya dibeli sekarang juga. Masih ada waktu sebulan untukmu menjajal jajanan lainnya.

Batasi pembelian hanya dua jenis makanan dan satu minuman per harinya. Misalnya, hari ini kamu membeli gorengan berupa tahu isi dan kue pukis. Untuk minumannya es kuwut. Besok tinggal gonti-ganti macamnya sampai seluruh menu sudah dicoba di akhir Ramadan. Gak usah kalap dengan kamu membeli sebanyak mungkin jenis takjil begitu mulai puasa.

2. Jangan beli jenis takjil sama dengan yang dibikin di rumah

ilustrasi pedagang takjil (pexels.com/Markus Winkler)

Misalnya, di rumah sudah ada gorengan berupa mendoan. Berarti kalau kamu beli takjil tidak perlu lagi jenis gorengan. Nanti mendoan di rumah malah sepi peminat. Atau, sekeluarga menjadi menyantap terlalu banyak gorengan yang kurang bagus untuk kesehatan.

Belilah takjil berupa kue-kue. Kalaupun kamu tetap ingin gorengan lain, pilih varian yang manis seperti pisang atau ketela goreng sebagai pelengkap. Bukan gorengan yang sama-sama asin seperti tahu isi. Perbedaan antara takjil yang dibuat di rumah dan dibeli membuat semuanya bakal dicicipi.

3. Beli takjil yang sekalian bisa buat lauk

ilustrasi penjual makanan (pexels.com/Yulia Rozanova)

Jika takjil khusus buat kudapan, terkadang orang sudah kenyang dengan makanan berat. Takjil yang dibeli menjadi sisa banyak. Contohnya, kamu membeli aneka bubur manis. Meski enak, orang tetap akan mengutamakan makan besar untuk mengisi tenaga setelah seharian berpuasa.

Nutrisi dari makan besar dengan menu lengkap lebih dapat memasok energi daripada sekadar kudapan. Maka kamu bisa membeli satu takjil saja yang tidak terlalu mengenyangkan buat teman minum teh saat berbuka. Satu takjil lagi yang bisa sekalian buat lauk seperti sate cumi-cumi atau martabak telur. Dijamin semua takjil habis selambat-lambatnya setelah salat Tarawih.

4. Hitung jumlah anggota keluarga dan beri jatah

ilustrasi banyak pedagang (pexels.com/Markus Winkler)

Saking banyaknya takjil yang dijual, kamu bisa dengan mudah memasukkan apa saja ke kantong plastik. Tanpa terasa ternyata dirimu membeli banyak sekali jajanan. Meski kamu menyadarinya ketika masuk mobil atau mencantolkannya ke sepeda motor, takjil yang sudah dibeli gak bisa dikembalikan.

Sama seperti belanja apa pun, penting untuk menghitung dulu kebutuhanmu. Kalau di rumah ada empat orang misalnya, satu orang cukup di beri jatah masing-masing sebuah dari setiap jenis takjil. Bila dirimu membeli dua macam kue, artinya hanya perlu mengambil empat potong dari setiapnya sehingga totalnya delapan. Jangan mengambil sepuluh potong apalagi lebih dari itu.

5. Takjil porsi besar disantap bareng-bareng

ilustrasi membeli takjil (pexels.com/cottonbro studio)

Es buah yang tidak dalam kemasan gelas melainkan kantong plastik biasanya lebih banyak. Es tersebut ditaruh di gelas besar saja belum tentu cukup. Padahal, kebutuhan setiap orang mungkin hanya satu gelas ukuran sedang. Apabila anggota keluargamu empat orang, beli es buahnya bisa 2 atau 3 bungkus saja.

Sampai di rumah es buah ditaruh di baskom dan diisikan dalam gelas-gelas berukuran sedang. Kalau rasanya terlalu manis, air juga bisa ditambahkan. Demikian pula bila ada sisa buah di rumah. Terlebih jika di rumah terdapat anak-anak. Mereka tidak makan dan minum sebanyak orang dewasa.

6. Jangan berpikir besok bisa dinikmati lagi

ilustrasi membeli makanan (pexels.com/Alex P)

Pemikiran seperti ini malah sering membuatmu menimbun makanan di kulkas dan akhirnya hanya terbuang. Ingat bahwa di bulan puasa, jam serta kemampuanmu makan menjadi sangat terbatas. Makin banyak hari yang sudah dilalui dengan berpuasa, selera makan cenderung makin menurun.

Takjil yang tersisa dan diniatkan akan kembali dikonsumsi besok kemungkinan tak akan tersentuh kembali. Pun seleramu terkait makanan untuk berbuka mudah berubah. Masih ada sisa takjil kemarin, tetapi hari ini dirimu ingin menikmati jenis takjil lainnya. Walaupun takjil dapat disimpan di lemari es atau dihangatkan lagi, mending beli sesuai kebutuhan harian.

7. Batasi uang belanja takjil

ilustrasi membeli takjil (pexels.com/Bram Goudeseune)

Sama seperti berbelanja apa pun, pembatasan anggaran penting. Tujuannya, supaya kamu tidak merasa bebas membeli segalanya di satu waktu. Bikin anggaran beli takjil yang sesuai dengan kemampuanmu. Contohnya, jatah uang makanmu di hari biasa dalam sehari hanya 50 ribu rupiah.

Di bulan puasa, uang sebesar itu seharusnya tetap cukup buat makan besar sekaligus beli takjil. Alasannya, dirimu hanya makan besar 2 kali dalam sehari. Jatah 1 kali makan besar dialokasikan untuk membeli takjil. Misalnya, buat beli makan malam dan sahur di luar untukmu yang indekos 30 ribu rupiah. 15 ribu rupiah buat beli takjil dan masih ada sisa 5 ribu rupiah untuk ditabung. 

Tetap hemat di bulan puasa sangat mungkin, lebih baik gak beli takjil berlebihan. Apalagi kamu harus menahan hawa nafsu. Berhemat selama Ramadan juga gak berarti dirimu tidak boleh jajan. Buat buka puasa lebih semarak dengan aneka takjil, tetapi belilah secukupnya saja. Jangan berlebihan karena biasanya dirimu hanya lapar mata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team