Salah satu target yang biasanya ingin dicapai oleh anak muda setelah bekerja, adalah memiliki rumah. Kita terbiasa meluangkan waktu untuk mencari informasi tersebut. Mulai dari memeriksa penawaran properti, mendata iklan penjualan rumah, dan sebagainya.
Namun kita seharusnya berhati-hati, ada tujuh hal yang harus diperhatikan ketika akan membeli rumah.
Biasanya kita akan dikejutkan dengan harga properti yang begitu melambung. Lalu ketika melihat rumah dijual murah, buru-buru ingin membelinya.
Ingatlah bawa tidak ada orang yang ingin rugi di dunia. Rumah tersebut dijual murah pasti karena suatu alasan. Bisa jadi karena rusak, biaya renovasi mahal, lokasinya terpencil, dan berbagai kekurangan lainnya.
Tanyakan kelengkapan surat ketika mengecek sebuah rumah. Misalnya akte tanah, pajak bumi dan bangunan, serta sebagainya. Bila dia tidak bisa menunjukan surat-surat tersebut, kamu boleh curiga rumah tersebut bermasalah. Bisa juga orang yang kamu temui adalah broker alih-alih pemilik asli, sehingga harganya lebih mahal karena broker mengambil untung sendiri.
Periksa sudut-sudut yang tidak terlihat. Misalnya di ujung atap atau loteng. Biasanya tempat sepeti ini tidak terlalu diperhatikan, padahal fungsinya vital. Semisal bila ada retak di ujung atap bisa menjadi sumber kebocoran saat musim hujan. Kalau retaknya besar, malah berpotensi menjadi jalan masuk hewan liar.
Pengecekan bisa dilakukan antara dua sampai tiga kali. Semisal pengecekan pertama sewaktu pagi di hari Senin. Pengecekan selanjutnya dilakukan kala siang hari Jumat. Lalu yang terakhir adalah malam di hari Sabtu. Dengan demikian kita bisa melihat kondisi properti di waktu yang berbeda. Apakah suasananya nyaman, tetangga yang saling menghormati, dan sebagainya.
Penting untuk mengetahui kondisi batas tepi di sekeliling rumah. Misalnya bila tidak ada jalan, berarti kita harus menyiapkan jalan. Menyiapkan jalan bisa mengurangi luas tanah kita. Batas tepi yang terlalu berhimpitan dengan rumah tetangga juga tidak baik karena bisa menimbulkan perselisihan.
Ada empat tipe lingkungan di sekitar rumah; komersial, perumahan, industri, dan pertanian. Lingkungan komersial ditandai dengan banyaknya toko, otomatis ramai kegiatan jual beli. Perumahan ditandai dengan pembagian blok rumah, yang mana situasinya terbiasa sepi di siang hari karena ditinggal bekerja.
Ada juga lingkungan industri yang mana selalu ramai oleh aktivitas kerja. Lalu pertanian, ditandai dengan banyaknya sawah. Mana yang lebih cocok untukmu?
Ingat bahwa rumah adalah investasi jangka panjang. Kalau tidak cocok dengan selera, bakal membuatmu tersiksa tinggal di dalamnya. Maka dari itu pilihlah dengan seksama. Bila tidak sesuai selera namun fasilitasnya bagus, pertimbangkan membeli rumah tersebut untuk dikontrakan.
Selamat berburu properti kawan-kawan IDNtimes!