Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi usaha kue (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi usaha kue (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Bulan Ramadan tidak hanya waktunya meningkatkan kualitas keimanan dengan memperbanyak ibadah. Bulan ini sebetulnya juga bagus sekali untuk memulai usaha yang selama ini diimpikan. Apalagi di tengah banyaknya pemutusan hubungan kerja. Apabila kamu menjadi salah satu karyawan yang kena PHK, gunakan bulan puasa sebaik-baiknya untuk merintis usaha.

Ada usaha yang sifatnya hanya sementara, seperti takjil. Menjelang Idul Fitri biasanya pedagang takjil mulai berkurang. Banyak orang sudah mudik dan penjualan takjil mengalami penurunan.

Usaha takjil juga kurang diminati kalau dilanjutkan setelah bulan Ramadan. Namun, ada beberapa jenis usaha yang sebenarnya sangat potensial diteruskan di bulan-bulan lain. Tinggal semangatmu sebagai perintisnya.

Kalau dirimu cuma ingin menjadikannya usaha sampingan selama bulan puasa, maka usaha itu terhenti setelahnya. Namun, bila kamu bertekad lanjut, tujuh usaha di bawah ini masih diminati. Cukup usahanya dikembangkan biar pasarnya lebih luas.

1. Katering buka dan sahur

ilustrasi masakan (pexels.com/Артем Смолдарев)

Di bulan Ramadan tidak semua orang bersemangat memasak hidangan untuk berbuka dan sahur. Jangankan memasak buat sekeluarga yang melelahkan. Bikin menu berbuka serta sahur hanya untuk diri sendiri saja kadang malas.

Misalnya, mahasiswa yang indekos atau karyawan yang kesibukannya di bulan Ramadan gak berkurang. Untuk mereka mampir jajan sekalian pulang kerja dan keluar lagi di jam sahur kerap terasa berat. Kesamaan rute yang dilewati saat pulang kerja membuat jenis menu yang dibeli buat berbuka cenderung sama.

Sementara ketika sahur mereka masih mengantuk sekali. Dirimu bisa memanfaatkan peluang dengan menyediakan katering untuk buka dan sahur. 

Pelanggan tinggal memesan untuk seminggu atau sebulan sekalian. Mereka cukup menunggu di rumah dan makanan bakal diantarkan.

Setelah Lebaran, usaha ini masih bisa dijalankan menjadi warung makan atau katering biasa. Orang-orang yang sudah pernah merasakan kelezatan masakanmu bakal kehilangan, jika kateringmu berhenti total bersama dengan berakhirnya bulan Ramadan.

2. Kue kering

ilustrasi membuat kue (pexels.com/Nicole Michalou)

Usaha yang satu ini sangat diminati oleh konsumen. Kue kering menjadi hidangan khas saat Idul Fitri atau sebagai hantaran. Bahkan sebelum Lebaran, kue kering sudah disukai untuk pengganti takjil basah yang banyak dijual mendekati waktu berbuka.

Kalau sudah tersedia kue kering di rumah, orang merasa aman. Ada tamu kapan pun, meja tidak kosong. Mereka lapar lagi setelah salat Tarawih pun ada kue kering yang bisa dinikmati. Memang usai Lebaran, kue-kue khas seperti nastar dan kastengel pasti mengalami penurunan penjualan secara drastis.

Namun, usaha kuemu masih bisa berjalan cukup baik dengan mengganti jenis kue yang diproduksi. Kamu dapat membuat pai susu, roti pisang cokelat, roti semir, dan sebagainya. Sistem penjualannya bisa dengan pre-order atau dirimu menitipkannya di warung-warung. Jangan lupa bikin iklan terima pesanan untuk berbagai acara.

3. Penitipan hewan

ilustrasi menyayangi kucing (pexels.com/Arina Krasnikova)

Buat kamu yang senang dengan binatang, raup cuan dengan menyediakan layanan penitipan hewan peliharaan saat pemiliknya mudik. Untukmu yang memang sayang binatang pasti gak sulit buat merawat lebih banyak hewan untuk 1 atau 2 minggu sampai pemiliknya kembali.

Usaha ini gak hanya menggiurkan dari sisi materi, melainkan juga banyak kebaikannya. Para pemilik hewan merasa sangat terbantu dengan adanya layanan penitipan binatang peliharaan. Mereka tak perlu cemas binatang kesayangan bakal kelaparan dan sakit.

Selepas Lebaran, usaha ini juga masih sangat mungkin dilanjutkan. Walau peminatnya agak berkurang karena tidak ada libur panjang, pasti sesekali masih ada orang yang membutuhkannya.

Misalnya, ketika mereka hendak piknik akhir pekan atau tugas ke luar kota. Sembari tetap menerima penitipan hewan, dirimu juga dapat menjual aneka perlengkapannya seperti makanan hingga kandang dan aksesori.

4. Laundry

ilustrasi usaha laundry (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ketika umat Islam berpuasa, energi mereka menjadi lebih terbatas. Khususnya bagi mereka yang tetap sibuk bekerja. Belum lagi dini hari mereka sudah harus bangun untuk menyiapkan sahur. Lalu, sorenya mereka kembali bergelut di dapur buat persiapan buka puasa.

Setelah buka puasa masih ada rangkaian ibadah termasuk salat Tarawih yang lumayan lama. Pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pakaian pun bisa terbengkalai. Tak heran apabila di bulan Ramadan cukup banyak orang memilih buat mencucikan pakaiannya.

Belum lagi untuk persiapan hari raya. Gorden, taplak, sampai keset di rumah mesti bersih. Setelah Lebaran, banyak seprai kudu dicuci usai digunakan buat tidur saudara yang mudik.

Usaha laundry-mu bisa gak pernah sepi selama sebulan penuh. Teruskan usaha ini setelah Idul Fitri. Meski sebagian orang sudah punya mesin cuci, menyetrika sering kali bikin malas.

5. Sayuran pak

ilustrasi sayuran (pexels.com/Matheus Bertelli)

Menjual sayuran pak dengan membiarkan sayuran terbuka dan ditaruh di meja agak berbeda. Dari penampilannya saja, sayuran pak tampak jauh lebih menarik. Sayuran terlihat lebih bersih serta harga per paknya sudah jelas. Pembeli yang tidak jago menawar tak perlu takut dikasih harga yang terlalu mahal.

Mereka tinggal memilih sayuran yang diinginkan dan menyesuaikan isi kantong. Kamu dapat menjual per paknya Rp3 ribu sampai Rp5 ribu tergantung isinya. Sayuran pak cocok bagi mereka yang gak hendak memasak dalam porsi terlalu besar.

Setiap hari, mereka bisa membeli sayuran sesuai kebutuhan saja. Sangat praktis, ekonomis, dan cocok dengan bulan puasa yang membuat mereka tidak bisa terlalu banyak makan.

Di luar bulan Ramadan pun usaha ini amat menjanjikan. Orang kadang malas membeli bahan dapur secara kiloan atau seikat besar jika hanya membutuhkannya sedikit-sedikit.

6. Bersih-bersih rumah

ilustrasi jasa kebersihan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Saat ART penuh waktu pulang, urusan bersih-bersih rumah menjadi masalah besar. Keluarga yang tak terbiasa mengerjakan semuanya sendiri pasti kewalahan. Padahal, mereka akan menyambut tamu di hari raya. Setelah tamu pulang pun, rumah mesti kembali dibersihkan secara menyeluruh.

Sementara bagi orang yang gak pernah pakai ART pun, tenaga untuk bersih-bersih rumah selama puasa menjadi terlalu terkuras. Dengan kamu menyediakan jasa bersih-bersih, banyak orang merasa tertolong. Kasih tarif yang terjangkau saja dulu. Kalau banyak orang tertarik, mereka bisa menjadi pelangganmu di waktu-waktu mendatang.

Daripada mereka membayar ART penuh waktu, memakai jasa bersih-bersihmu sekali seminggu atau cuma saat akan ada acara di rumah jauh lebih irit. Nanti bila orang yang berminat kian banyak, tambah petugas kebersihan serta peralatannya. Kamu sendiri juga harus latihan membersihkan lebih banyak perabot secara tepat, misalnya mencuci kasur.

7. Jualan pakaian

ilustrasi mencocokkan pakaian (pexels.com/PNW Production)

Pakaian baru masih sangat diminati masyarakat terutama untuk merayakan Lebaran. Busana muslim mendominasi permintaan. Gamis, baju koko, jilbab, peci, sarung, sampai perlengkapan salat seperti mukena dan sajadah banyak dicari. Juga pakaian biasa, misalnya celana panjang hingga baju rumahan.

Biasanya orang bagi-bagi pakaian baru sekalian kumpul keluarga. Namun, meski nantinya Idul Fitri sudah berlalu, alangkah baiknya kalau kamu masih tetap berjualan pakaian. Dirimu dapat menambah stok pakaian yang bisa dikenakan semua orang. Namun, busana muslim tetap ada. Khususnya jilbab dan pakaian longgar yang cocok untuk segala aktivitas termasuk kuliah dan kerja.

Kamu juga dapat membuat dua toko online agar pakaian muslim tidak bercampur dengan pakaian yang lebih umum. Promosikan keduanya supaya calon pembeli tinggal memilih tautan yang sesuai dengan jenis pakaian yang dibutuhkannya. Dirimu juga bisa merambah ke pakaian bayi, olahraga, hingga handuk.

Meneruskan usaha yang dirintis sejak Ramadan penting daripada pelangganmu terpaksa beralih ke usaha milik orang lain. Bila dirimu melanjutkan usaha, pengembangan produk atau layanan malah membuat mereka senang. Usahamu bisa diandalkan oleh mereka yang membutuhkan sesuatu. Daripada hanya menjadi usaha musiman saat Ramadan, lebih baik dijadikan usaha sepanjang tahun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team