Biasa Dilakukan, 8 Hal Ini Dapat Rusak Kebahagiaanmu Lho!

Sah-sah saja jika kita ingin mengintrospeksi diri, mengoreksi kekurangan kita lalu memperbaikinya. Tetapi, terlalu sering menghakimi kekurangan dan kelemahan diri ternyata merupakan jalan langsung menuju ketidakbahagiaan.

Bahkan, self-judgement dapat menjadi penghambat dalam mencapai potensi penuh diri sendiri, lho! Jika kamu adalah orang yang suka mengkritik diri sendiri, mulai sekarang berhenti fokus pada kekuranganmu, dan kembangkan kelebihan yang kamu punya!

Selain men-judge diri sendiri, fokus pada kekurangan orang lain juga membuat hidupmu kurang bahagia. Berusaha mencari kelemahan orang menggambarkan kondisi batin diri kita. Semakin sering menghakimi orang lain, artinya semakin kita menumpuk hal-hal negatif dalam diri.

Tidak masalah jika kita tak setuju atau berbeda selera dengan orang lain, karena manusia satu sangat berbeda dengan yang lain. Lagipula, orang tak membutuhkan persetujuan kita untuk memilih seperti apa mereka ingin menjalani kehidupan mereka.

Di masa lalu, kita tentu berkali-kali melakukan kesalahan kemudian menyesal. Tak masalah, karena bukan hidup namanya jika kamu tak mengalami rasanya jatuh bangun. Yang paling penting dari semua itu, adalah bagaimana kamu mengambil hikmah dan belajar dari masa lalu.

Jika kamu masih terus terbayang-bayang kesalahan yang kamu perbuat, atau penyesalan-penyesalan lain, maka jangan harap kamu akan hidup dengan baik. So, just forgive the past and let it be!

Banyak orang bilang, merantaulah jika ingin berkembang dan sukses.

Sama seperti kebahagiaan, tak perlu susah-susah mencari. Mulai dari hal kecil seperti memberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman agar hari-harimu menjadi lebih berbahagia.

Lakukan saja hal-hal yang selama ini sudah kamu impikan, tanpa perlu mengurung diri lagi. Jangan membatasi diri sendiri untuk tak melakukan hal-hal baru, karena dunia ini jauh lebih indah dibandingkan batas imajinasimu!

Kebiasaan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain tentu tak akan menguntungkan bagimu. Agar hidupmu lebih berbahagia, berhenti melihat apa yang orang lain miliki yang kamu sendiri tidak.

Menyimpan rasa cemburu tak akan membuatmu mencapai apa yang mereka capai. Sebaliknya, turut berbahagia dan mengapresiasi prestasi mereka, kemudian belajar dari pengalamnnya untuk kita terapkan dalam hidup kita, justru akan membuat hidup kita lebih ringan dan enjoy.

Keinginan untuk dapat mengontrol apapun tak terkecuali orang lain dapat mendatangkan stress di hidupmu. Kehidupan kita sangatlah spontan, maka berhentilah menganggap kamu dapat mengendalikan keadaan sekitarmu.

Selain itu, berusaha menunjukkan bahwa yang kamu lakukan untuk orang lain adalah yang paling benar, hanyalah sia-sia dan merugikan kamu. Jadi, hiduplah santai dan terima bahwa kamu dan orang lain punya perbedaan. Maka, dengan sendirinya hidupmu akan jauh lebih tenang dan bahagia.

Sosial media mungkin memang cukup memudahkan mobilitas kita, tetapi juga menjadi penyakit di abad sekarang ini. Bagaimana tidak, hal pertama kali yang dipikirkan sebangun tidur adalah sosial media : chat, jumlah followers, like, retweet, berita yang sedang viral. Hal-hal seperti itu justru merupakan beban bagi pikiran.

Tanpa sadar, dalam sehari kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan hal yang kurang berguna di dunia maya.

Untuk mengurangi stres dan kecemasan akibat sosial media, akan sangat bijaksana jika kamu membatasi diri dan kembali berinteraksi dalam dunia nyata, melakukan hobi, dan berkumpul bersama keluarga dan sahabat dekat.

Berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari merupakan kualitas diri yang baik. Namun, jika kamu terus memperbaiki diri agar menjadi sempurna adalah sebuah kesalahan. Bukannya bahagia, obsesi yang serba sempurna tersebut justru membuat hidupmu tertekan.

Di dunia ini, tak ada pribadi, pasangan, karir, keluarga, dan hidup yang sempurna. Kamu boleh terobsesi untuk menjadi lebih baik, tapi jangan sekali-kali terobsesi akan hal-hal sempurna. Terima apa adanya segala di hidup ini, dan kebahagiaan pasti datang dengan sendirya.

Kita sendirilah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan diri kita. Mungkin orang lain dapat mempengaruhi, tetapi pada akhirnya kitalah yang membuat keputusan.

Berhenti menganggap dunia ini hanya ada hitam dan putih, salah dan benar. Syukuri dan nikmati apa yang sudah hidup berikan padamu. Dengan begitu, kebahagiaanmu tentu tak akan dirusak oleh hal-hal yang tidak perlu.