Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Langkah Efektif Pulihkan Tanaman Indoor Akibat Overwatering

ilustrasi menyiram tanaman indoor
ilustrasi menyiram tanaman indoor (pexels.com/cottonbro studio)

Pernah merasa tanaman indoor-mu layu padahal kamu sudah rajin menyiramnya? Mungkin justru karena terlalu sering disiram! Overwatering atau penyiraman berlebihan adalah salah satu penyebab paling umum kerusakan tanaman hias indoor. Meskipun terlihat sepele, kondisi ini bisa merusak akar secara permanen jika tidak segera ditangani dengan benar.

Untungnya, ada langkah-langkah praktis yang bisa kamu lakukan untuk menyelamatkan tanaman kesayanganmu dari kerusakan lebih parah. Dengan mengenali tanda-tandanya lebih dini dan mengambil tindakan yang tepat, tanamanmu masih punya peluang besar untuk pulih dan tumbuh sehat kembali. Yuk, simak delapan langkah efektif berikut ini!

1. Kenali tanda-tanda overwatering

ilustrasi tanaman indoor
ilustrasi tanaman indoor (pexels.com/Charlie Murphy)

Langkah pertama untuk menyelamatkan tanaman adalah dengan mengenali gejala overwatering sejak dini. Biasanya, tanaman yang terlalu banyak air akan menunjukkan daun menguning, batang yang melunak, serta tampak layu meskipun tanah masih terlihat basah. Selain itu, bisa muncul jamur di permukaan tanah dan bau tak sedap dari media tanam.

Gejala ini sering kali disalahartikan sebagai tanda kekurangan air, padahal justru sebaliknya. Mengenali perbedaan ini sangat penting agar kamu tidak memperparah kondisi tanaman dengan terus menyiram. Jika dibiarkan, akar akan membusuk, menyebabkan tanaman kehilangan kemampuannya menyerap air dan nutrisi secara normal.


2. Hentikan penyiraman segera

ilustrasi menyiram tanaman
ilustrasi menyiram tanaman (pexels.com/cottonbro studio)

Begitu kamu sadar tanamanmu terlalu sering disiram, hentikan penyiraman sepenuhnya. Biarkan tanah mengering secara alami, terutama jika kondisinya masih cukup lembap. Tanaman perlu waktu untuk bernapas kembali setelah mengalami kelebihan air yang menghambat oksigen di sekitar akar.

Jika pot yang kamu gunakan tidak memiliki lubang drainase, sebaiknya segera pindahkan tanaman ke pot baru. Air yang menggenang di dasar pot akan memperparah pembusukan akar. Dalam kondisi seperti ini, repotting adalah langkah wajib untuk menghentikan kerusakan dan memberi kesempatan akar pulih.


3. Keluarkan tanaman dan periksa akar

ilustrasi mengeluarkan tanaman dari pot
ilustrasi mengeluarkan tanaman dari pot (pexels.com/Prathyusha Mettupalle)

Langkah berikutnya adalah mengeluarkan tanaman dari pot dengan sangat hati-hati. Setelah keluar, bersihkan tanah di sekitar akar dan periksa kondisinya. Akar yang sehat akan tampak putih atau krem dan terasa kokoh, sedangkan akar yang rusak berwarna cokelat kehitaman, lembek, dan bisa berbau tidak sedap.

Gunakan gunting tajam yang telah disterilkan untuk memangkas semua akar yang busuk. Langkah ini penting agar infeksi tidak menyebar ke bagian akar lain yang masih sehat. Jangan ragu membuang bagian yang sudah tak bisa diselamatkan—lebih baik kehilangan sebagian akar daripada mempertahankan bagian busuk yang bisa merusak semuanya.


4. Keringkan akar sebelum menanam ulang

ilustrasi akar tanaman
ilustrasi akar tanaman (pexels.com/Teona Swift)

Setelah akar dibersihkan dari bagian yang busuk, jangan langsung menanamnya kembali. Letakkan tanaman di tempat yang teduh dan biarkan akarnya mengering selama beberapa jam. Langkah ini akan membantu mengurangi kadar air berlebih dan memberi waktu bagi akar untuk ‘bernapas’.

Mengeringkan akar juga berfungsi sebagai tindakan pencegahan agar jamur atau bakteri tidak menyerang bagian akar yang sehat. Jika kamu terburu-buru menanam ulang saat akar masih terlalu basah, potensi infeksi bisa kembali muncul dan memperlambat proses pemulihan tanamanmu.


5. Ganti media tanam dengan yang lebih gembur

ilustrasi penggunaan media tanam yang gembur
ilustrasi penggunaan media tanam yang gembur (pexels.com/Teona Swift)

Media tanam lama sebaiknya tidak digunakan kembali karena bisa mengandung patogen dari sisa-sisa akar yang busuk. Siapkan media tanam baru yang lebih ringan dan gembur, seperti campuran tanah, sekam bakar, perlit, atau pasir kasar. Kombinasi ini akan membantu meningkatkan drainase dan sirkulasi udara di sekitar akar.

Pastikan juga kamu menggunakan pot dengan lubang drainase yang baik. Media tanam yang gembur akan mempercepat proses pengeringan tanah dan mencegah air mengendap terlalu lama. Dengan lingkungan baru yang lebih sehat, akar tanaman akan lebih cepat pulih dan tumbuh kembali.


6. Tanam ulang dan sesuaikan posisinya

ilustrasi menanam tanaman
ilustrasi menanam tanaman (pexels.com/Anna Shvets)

Saat menanam ulang, lakukan dengan hati-hati agar akar yang tersisa tidak rusak. Setelah itu, letakkan pot di tempat yang memiliki cahaya terang tetapi tidak langsung terkena sinar matahari. Cahaya yang terlalu terik bisa memperburuk kondisi tanaman yang sedang stres akibat overwatering.

Tempat yang ideal adalah area indoor yang memiliki sirkulasi udara baik dan cahaya alami tidak langsung, seperti dekat jendela dengan tirai tipis. Posisi yang tepat akan membantu tanaman beradaptasi kembali tanpa mengalami tekanan tambahan dari lingkungan yang ekstrem.


7. Awasi dan sesuaikan frekuensi penyiraman

ilustrasi merawat tanaman indoor
ilustrasi merawat tanaman indoor (pexels.com/Anna Shvets)

Setelah ditanam ulang, jangan langsung menyiram tanaman seperti biasa. Biarkan tanaman beradaptasi selama beberapa hari tanpa air agar akarnya bisa menyesuaikan diri dengan media baru. Ini juga memberi kesempatan bagi luka pada akar untuk mengering dan pulih.

Untuk langkah berikutnya, selalu periksa kelembapan tanah sebelum menyiram. Gunakan jari atau moisture meter untuk memastikan bahwa tanah benar-benar kering. Dengan pola penyiraman yang lebih cermat, kamu bisa menghindari overwatering terulang kembali.


8. Gunakan fungisida jika perlu

ilustrasi akar tanaman
ilustrasi akar tanaman (pexels.com/Teona Swift)

Jika tanamanmu sebelumnya menunjukkan tanda-tanda busuk akar yang cukup parah, pertimbangkan untuk menggunakan fungisida sebelum menanam ulang. Semprotkan sedikit fungisida pada bagian akar yang tersisa sebagai perlindungan tambahan terhadap infeksi jamur.

Langkah ini bersifat opsional, tetapi bisa sangat membantu terutama untuk jenis tanaman yang rentan terhadap penyakit akar. Gunakan fungisida yang ramah lingkungan dan ikuti dosis sesuai anjuran agar tidak menimbulkan efek samping pada tanaman yang sedang dalam masa pemulihan.

Menangani overwatering memang butuh kesabaran, tapi hasilnya sangat sepadan. Dengan mengikuti delapan langkah di atas, kamu bisa memberi kesempatan kedua bagi tanaman indoor-mu untuk pulih dan kembali tumbuh subur. Yuk, mulai rawat tanaman dengan lebih bijak dan penuh perhatian mulai sekarang!



This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us