8 Tips agar Tak Ketergantungan pada Smartphone, Kurangi Aplikasi

Sudah menjadi kebiasaan cukup banyak orang untuk ke mana pun membawa smartphone. Bahkan, terkadang gadget yang selalu dipegang dan dompet malah terlupakan. Alasannya, biar kalau ada apa-apa bisa segera menghubungi teman atau keluarga. Artinya, kamu selalu berada dalam kecemasan baik akan hal-hal buruk yang belum terjadi maupun cemas berpisah dari smartphone. 

Ini sebabnya makin dirimu gak bisa lepas dari perangkat ini, makin kamu sulit memperoleh ketenangan. Latih dirimu untuk tidak selalu membawa HP, misalnya ketika berolahraga atau berbelanja di sekitar rumah. Toh, jika sesuatu yang buruk terjadi, kamu masih bisa meminta tolong pada orang-orang di sekitar baik yang kebetulan lewat atau bahkan tetanggamu.

Salah satu fungsi smartphone yang dianggap sangat penting bagimu yang sibuk adalah untuk memastikan tidak ada agenda penting yang terlewatkan. Gadget canggih telah seperti asisten pribadi untukmu yang mengingatkanmu buat melakukan ini itu pada jam-jam tertentu.

Hal itu memang bermanfaat, tapi apakah hanya bisa dilakukan dengan penggunaan smartphone? Tentu saja tidak, karena sebelum ada teknologi ini pun, kesibukan orang-orang tak lantas terbengkalai. Mereka masih dapat beraktivitas dengan lancar dan tepat waktu. Justru bisa repot, bila kamu terbiasa bergantung pada alarm atau notifikasi smartphone dalam menjalani harimu. Lama-lama hidupmu dapat berjalan secara autopilot.

Kamu diingatkan oleh smartphone dan bergegas melakukannya, nyaris tanpa berpikir lagi, seperti robot yang sudah diprogram. Cobalah kembali ke buku agenda dan rasakan betapa kendali atas hidupmu lebih besar, setiap kamu dengan sadar membukanya untuk melihat jadwal demi jadwal, lalu mengingatnya. Bukan dirimu terus-menerus diingatkan oleh alarm atau notifikasi.

Kamu pun pasti sudah beberapa kali membaca mengenai tidak etisnya terus bermain smartphone ketika diajak mengobrol. Bisa juga dirimu pernah langsung ditegur orang gara-gara kebiasaan tersebut. Nah, supaya kamu bisa sejenak rehat dari gadget, salah satu cara yang paling efektif adalah dengan fokus mengobrol secara tatap muka.

Simpan smartphone di tas biar tanganmu gak gatal untuk sedikit-sedikit mengeceknya bahkan ketika tak ada notifikasi apa pun. Cukup hanya ada kamu dan seseorang sebagai lawan bicara. Jangan biarkan benda canggih itu menyela percakapan kalian setiap waktu. Dengan menyediakan dirimu sepenuhnya untuk mengobrol, selain belajar berpisah dari smartphone, kamu juga jauh lebih sopan.

Coba perhatikan, apakah kamu betul-betul perlu mengaktifkan notifikasi dari berbagai aplikasi sampai sebanyak sekarang? Dirimu tidak hanya mengaktifkan notifikasi dari pesan yang masuk melalui WhatsApp dan surel, tapi juga akun-akun medsos yang diikuti.

Benar, kamu mungkin mengidolakan mereka. Namun, duniamu gak boleh penuh sesak oleh segala yang diunggah orang lain. Biarkan orang lain mengunggah apa pun dan kehidupanmu sendiri tetap berjalan dengan baik.

Semua notifikasi yang tidak perlu dan berlebihan sesungguhnya merusak fokusmu ke kehidupan sendiri. Toh, nanti saat longgar kamu bisa membuka media sosial dan melihat ada kabar apa saja.

Kalau setiap kamu perlu mencari sesuatu di gadgetmu saja sampai bingung melihat berbagai ikon aplikasi, berarti jumlahnya memang sudah terlalu banyak. Meski smartphone-mu gak lemot karenanya, malah kamu yang menjadi lamban dalam berpikir dan bertindak. Hapus saja aplikasi-aplikasi yang tak benar-benar dibutuhkan.

Makin sedikit aplikasi dalam gadget, makin simpel cara berpikirmu. Semua tindakanmu bisa lebih cepat dan akurat. Kamu juga gak tergoda untuk membuka-buka beragam aplikasi yang tanpanya pun hidupmu baik-baik saja. Meski sama-sama memiliki smartphone, tidak apa-apa bila dirimu tak tahu mengenai beberapa aplikasi yang dipakai orang lain.

Sekarang mungkin kamu merasa semua kegiatan gak bisa lepas dari smartphone. Tapi sebenarnya begitu banyak kegiatan sehari-hari tak membutuhkan HP sampai diri sendiri yang menghubung-hubungkannya. Seperti membaca buku saja harus sambil menonton YouTube, memasak sambil mendengarkan musik, atau makan pun diwarni aksi sibuk memotret menu dan dijadikan status.

Padahal bila kegiatan-kegiatan di atas dilakukan tanpa kehadiran smartphone juga bisa. Justru dengan begitu, kamu lebih fokus untuk mengerjakan setiapnya dan menikmati momen. Gunakan smartphone ketika benar-benar tak ada hal lain yang bisa kamu lakukan, harus berkomunikasi dengan orang lain, atau menangani pekerjaan. 

Jika di sebelah bantalmu saja selalu ada smartphone, hidupmu dapat terasa beranjak dari layar ke layar. Bangun tidur, layar gadget yang pertama dilihat. Bahkan, ketika pandanganmu masih kabur, dirimu telah mulai menggeser-geser layar seakan-akan jarimu bekerja di luar kendali. Nanti ketika kamu hendak tidur lagi di malam hari, layar smartphone juga mengantarmu ke alam mimpi.

Kamu terus menggunakannya sampai ketiduran. Gak apa-apa kalau dirimu membutuhkan alarm jam di smartphone untuk bangun tepat waktu. Hanya saja, letakkan perangkat tersebut di meja yang agak jauh dari tempat tidur, agar kamu bisa mengontrol kapan boleh menyentuhnya untuk terakhir kali sebelum tidur.

Satu hari tanpa smartphone barangkali tantangan yang sulit untuk manusia di zaman sekarang. Apalagi buat kamu yang sibuk hingga akhir pekan, seharian berpisah dari HP malah dapat menimbulkan beberapa masalah. Namun, jika hanya berpisah beberapa jam dalam sehari pasti masih bisa.

Contohnya, kamu bangun pukul 05.00 pagi. Setelah mematikan alarm pada smartphone, taruh lagi dan jangan membukanya kembali sampai pukul 06.30. Dalam 1,5 jam kamu dapat leluasa beribadah, berolahraga, mandi, sarapan, dan sebagainya. 

Di kantor apabila semua orang yang perlu kamu temui ada di sana berarti smartphone bisa bertahan dalam saku atau tas sampai jam makan siang. Lalu kamu kembali menyimpannya hingga tiba jam pulang. Di rumah, dirimu kembali membatasi pemakaiannya supaya tak scrolling terus sampai jam tidur tiba.

Pemakaian smartphone dalam kehidupan sehari-hari gak perlu terlalu dihindari karena jelas teknologi ini sangat berguna. Meski demikian, tetap atur penggunaannya supaya kamu masih merasa baik-baik saja bila tidak terus menggenggam dan membuka-bukanya. Walaupun dirimu bukan anak-anak lagi, terlalu bergantung pada perangkat ini juga dapat berakibat buruk. Cegah hal tersebut dengan delapan langkah di atas.