Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/liu zhenao)

Hati atau perasaan yang mengeras hingga menyerupai batu bukanlah bawaan sejak lahir. Semua bayi lahir dengan dibekali perasaan yang lembut. Itu sebabnya anak-anak amat perasa, mudah menangis dan merasa tertolak, sekaligus gampang iba serta memaafkan.

Tapi hatimu yang mengeras akhir-akhir ini menunjukkan tanda sebaliknya. Kamu gak peduli pada siapa pun, sangat egois, tidak memiliki rasa kasihan, dan sering mendendam. Dirimu malah bersikap sinis pada segala hal yang membuat orang lain merasa tersentuh. 

Hati yang membatu ini gak boleh dibiarkan begitu saja. Kamu harus kembali seperti aslimu. Jangan sampai dirimu menua dengan hati yang begitu keras karena akan menjauhkanmu dari kebahagiaan. Lakukan delapan hal berikut dan rasakan perubahan positifnya. 

1. Sadari apa yang membuat hatimu menjadi begini

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Migs Reyes)

Mengerasnya hatimu tentu tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada penyebabnya seperti segala rasa sakit yang bersumber dari pengalaman buruk. Juga harapan-harapan yang dibangun dan gagal berkali-kali.

Awalnya, kamu cuma berusaha menguatkan hati dari setiap rasa tidak enak itu. Namun, lama-lama malah membuatmu mati rasa. Kamu mengingkari setiap kepedihan dengan berpura-pura kuat.

Salah satu cara agar dirimu terlihat lebih kuat ialah menumpulkan emosi. Saat kamu menghadapi cobaan hidup, putus cinta, gagal meraih impian, dan sebagainya semua direspons dengan mematikan emosimu. Sadari mekanisme yang keliru ini supaya mulai sekarang dirimu tidak melakukannya lagi.

2. Pahami bahwa hati yang mengeras itu buruk

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/SHVETS production)

Jika kamu pernah berpikir bahwa mengerasnya hati membuatmu lebih tangguh, coba periksa kembali. Mungkin ketangguhan yang dirasakan hanyalah topeng yang bisa dilepas pakai. Ketangguhan itu tidak benar-benar berakar dari dalam.

Tangguh yang dipaksakan bikin kamu diam-diam merasa sangat lemah. Dirimu sebetulnya ingin mengadu bahkan bersandar pada orang lain barang sejenak, tetapi malu mengakuinya. Bahkan hati yang keras membuatmu cenderung menjauhi dan dijauhi orang-orang.

Ini terjadi lantaran dirimu gak bisa berempati pada mereka. Ucapanmu selalu pedas. Tindakanmu kejam pada siapa pun. Kamu juga sulit mencintai maupun menerima cinta dari orang lain. Dengan keburukan sebanyak ini, hati yang mengeras harus segera disembuhkan.

3. Berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan hati

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/cottonbro studio)

Kepahitan apa pun di masa lalu hendaknya tidak mengambil alih kesempatanmu untuk berbahagia di masa kini. Meski pengaruhnya ada, minimalkan supaya kamu cuma menjadi lebih berhati-hati untuk mencegah terulangnya pengalaman buruk. Tidak sampai hatimu ikut mengeras.

Membiarkan hatimu membatu merupakan harga yang terlalu mahal buat masa lalu yang gak bisa diapa-apakan lagi. Justru agar masa depanmu lebih baik, kamu memerlukan batin yang dapat berfungsi normal. Sederhanakan cara berpikirmu menjadi yang terpenting peristiwa pahit itu sudah berlalu. Setiap masa berkabung harus ada akhirnya, jangan berlarut-larut. 

4. Banyak membaca atau menonton tayangan yang melatih empatimu

ilustrasi membaca buku (pexels.com/cottonbro studio)

Meski secara alami kamu terlahir dengan hati yang lembut, jika telanjur mengeras, dirimu perlu melatihnya supaya bisa kembali seperti dahulu. Cobalah setiap hari membaca cerita fiksi barang 30 menit. Pilihan genrenya boleh apa saja bahkan dongeng anak pun sangat baik untuk dipilih.

Dengan membaca karya fiksi, dirimu akan masuk ke pengalaman setiap tokoh. Kamu seakan-akan berada di posisi tokoh-tokoh tersebut. Begitu pula tayangan seperti film atau liputan kehidupan sehari-hari masyarakat bakal membantumu merasakan rasanya menjadi mereka. Hatimu melunak bersama empati yang bangkit kembali.

5. Lebih banyak berinteraksi dengan orang lain

ilustrasi bercakap-cakap (pexels.com/RDNE Stock project)

Kamu yang selama ini selalu menganggap orang lain sebagai sumber gangguan harus belajar melihat mereka secara lebih positif. Jangan terlalu menjaga jarak dari orang lain yang akan membuat perasaanmu tidak berkembang seperti seharusnya. Hatimu perlu disentuh oleh orang lain melalui interaksi di antara kalian.

Hindari memandang segala hal tentang percakapan dan kebersamaan dengan mereka sebagai kegiatan minim manfaat. Mulailah menjalin interaksi yang sehat dengan orang-orang di sekitarmu. Saling sapa kemudian duduk dan bercengkerama sejenak secara rutin akan meruntuhkan dinding yang mengepung hatimu. Walau kamu pernah memiliki pengalaman tak mengenakkan dengan orang lain, gak semua orang seburuk dia, kan?

6. Memaksa diri buat menolong sesama makhluk

ilustrasi anjing berkaki dua (pexels.com/cottonbro studio)

Selain empati, kepedulian yang menjadi nyawa bagi hatimu juga mesti ditumbuhkan kembali. Kamu bisa memaksakan diri untuk mulai suka menolong semua makhluk yang membutuhkan. Ulurkan tanganmu dan ini sama sekali tidak merugikanmu.

Ketika uluran tanganmu disambut oleh makhluk yang membutuhkan bantuan, hujan seperti membasahi hatimu yang gersang. Kamu bakal tahu bahwa kepedulianmu begitu berharga bagi mereka dan itu menghangatkan perasaanmu. Donasikan sebagian pendapatanmu, kirimkan bingkisan untuk orang lain, atau selamatkan hewan dan rawat tanaman. Semua itu menyuburkan pohon kasih sayang dalam hatimu.

7. Bermain dengan anak-anak

ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/Singkham)

Kepolosan anak-anak tidak akan sanggup kamu hadapi dengan hati yang membatu. Melihat wajahnya saja, perasaanmu telah tersentuh. Apalagi saat tangan kecilnya berada dalam genggamanmu dan ia duduk di pangkuanmu.

Mungkin awalnya kamu merasa kikuk, tetapi sesaat kemudian dirimu telah merasakan betapa berinteraksi dengan anak-anak membuat dunia ini terasa begitu ramah. Hal-hal berat dan pahit yang mengeraskan hatimu seperti tertinggal di luar sana. Di sini hanya ada kamu serta anak-anak yang membuatmu merasa berada di lingkungan yang jauh dari bahaya.

Kamu dapat bermain dengan keponakan atau anak tetangga dan teman. Berkunjunglah khusus buat menemui mereka, memberi sedikit hadiah, dan bermain bersama. Anak-anak merupakan penawar setiap luka hati.

8. Berdoa agar Tuhan melunakkan hatimu

ilustrasi berdoa (pexels.com/RDNE Stock project)

Di samping seluruh usaha di atas, doa juga penting karena hanya Tuhan yang mampu membalikkan hati manusia. Kalau sejauh ini kamu sibuk berdoa untuk kesuksesan, kekayaan, kesehatan, dan sebagainya; kini tambahkan pula kelembutan hati. Mintalah Tuhan melunakkan perasaanmu hingga kadar yang pas.

Agar hati yang berubah lembut itu juga tak menjadi titik lemahmu, melainkan kekuatanmu. Berharaplah kelembutan hatimu diiringi dengan kebijaksanaan agar kamu dapat tegas pada situasi yang tepat. Dirimu pun bisa meminta orang terdekat untuk mendoakan hal yang sama buatmu.

Hati yang membatu menyulitkanmu dalam mencintai dan dicintai. Cinta di sini bermakna luas, yaitu segala kasih sayang yang ada dalam hidup dan bukan sebatas hubungan dengan lawan jenis. Tanpa sentuhan cinta, hidupmu akan terasa sebagai penderitaan yang terus diperpanjang. Lembutkan hatimu biar kamu mampu merasakan setiap keindahan di dunia bahkan yang tersembunyi di balik kepedihan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team