Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tanaman indoor (unsplash.com/Annie Spratt)

Memelihara tanaman indoor memang bikin suasana rumah jadi lebih segar dan hidup. Tapi kalau ruanganmu cenderung lembap--seperti kamar mandi, dapur, atau sudut yang jarang kena matahari--tantangannya jadi berbeda. Salah-salah, tanaman malah gampang busuk karena kelembapan tinggi yang tak terkendali.

Tenang, bukan berarti kamu harus menyerah. Ada banyak cara supaya tanaman tetap sehat dan tumbuh optimal di lingkungan yang lembap. Berikut ini sembilan tips merawat tanaman indoor yang efektif di ruangan lembap. Kalau kamu ikuti panduan ini, tanamanmu gak cuma selamat dari busuk, tapi bisa tumbuh lebih subur dan tahan lama!

1. Pilih tanaman yang memang suka lembap

ilustrasi tanaman peace lily (unsplash.com/feey)

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah memilih jenis tanaman yang memang menyukai kelembapan tinggi. Tanaman seperti pakis, calathea, peace lily, dan philodendron dikenal tahan banting di lingkungan basah dan teduh. Mereka berasal dari habitat tropis yang lembap, jadi kondisi seperti ini justru mendukung pertumbuhannya.

Sebaliknya, hindari menempatkan tanaman gurun seperti kaktus atau sukulen di ruangan lembap karena mereka terbiasa hidup di lingkungan kering. Jika dipaksa bertahan di udara yang terlalu basah, akar mereka bisa cepat membusuk. Memilih tanaman yang tepat akan jadi fondasi penting supaya perawatan selanjutnya berjalan lebih mudah dan efektif.

2. Gunakan pot dengan lubang drainase

ilustrasi pot tanah liat (pexels.com/cottonbro studio)

Di ruangan lembap, air yang mengendap bisa jadi musuh utama tanaman. Itulah kenapa menggunakan pot dengan lubang drainase adalah hal yang wajib. Lubang ini memungkinkan air keluar dengan lancar saat kamu menyiram, sehingga akar tidak terendam air terlalu lama yang bisa menyebabkan pembusukan.

Selain itu, hindari memakai pot dalam yang menahan air terlalu banyak. Pilih pot berbahan tanah liat atau keramik yang bisa membantu mengatur kelembapan secara alami. Kalau kamu pakai pot plastik, pastikan ada tray penampung di bawahnya dan kosongkan air yang menggenang secara rutin.

3. Gunakan media tanam yang cepat kering

ilustrasi media tanam (unsplash.com/Neslihan Gunaydin)

Media tanam yang kamu pilih sangat memengaruhi seberapa cepat air bisa mengalir keluar. Di ruangan lembap, penting banget untuk memakai campuran tanah yang cepat kering agar akar tidak kekurangan oksigen. Hindari tanah kebun biasa yang padat dan menyimpan air terlalu lama.

Kamu bisa mencampurkan tanah dengan bahan seperti sekam bakar, pasir kasar, atau perlit. Bahan-bahan ini membantu menciptakan ruang udara di dalam tanah, sehingga akar bisa bernapas dengan lebih leluasa. Media tanam seperti ini juga membuat penyiraman lebih terkendali dan mencegah risiko busuk akar.

4. Atur jarak antar tanaman

ilustrasi tanaman indoor (pexels.com/Huy Phan)

Menempatkan terlalu banyak tanaman berdekatan memang terlihat estetik, tapi bisa jadi bumerang di ruangan lembap. Tanpa jarak yang cukup antar pot, sirkulasi udara jadi terhambat dan kelembapan akan terkumpul di satu titik. Ini bisa memicu munculnya jamur, lumut, bahkan serangga.

Usahakan memberi jarak yang cukup antar tanaman agar udara bisa mengalir bebas. Jika memungkinkan, gunakan rak bertingkat untuk menyusun tanaman secara vertikal. Cara ini bukan hanya hemat tempat, tapi juga membantu mengurangi kelembapan berlebih yang terperangkap di antara daun dan pot.

5. Hindari menyiram terlalu sering

ilustrasi menyiram tanaman (pexels.com/Teona Swift)

Kelembapan udara yang tinggi membuat tanaman tidak membutuhkan banyak air dari penyiraman. Jika kamu tetap menyiram seperti biasa, tanah akan jadi terlalu basah dan akar akan tercekik. Hal ini bisa memicu pembusukan akar dan pertumbuhan jamur di media tanam.

Sebelum menyiram, biasakan mengecek kelembapan tanah dengan jari. Kalau masih terasa basah, tunda penyiraman beberapa hari. Setiap tanaman punya kebutuhan air yang berbeda, jadi sebaiknya kamu memahami karakteristik masing-masing agar bisa menyesuaikan jadwal penyiraman dengan tepat.

6. Lap daun secara berkala

ilustrasi mengelap daun tanaman indoor (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Di ruangan lembap, daun tanaman bisa mudah tertutup embun, debu, atau bahkan jamur. Kalau dibiarkan, lapisan kotor ini bisa menghambat proses fotosintesis dan membuat tanaman jadi lemah. Maka dari itu, penting untuk rutin mengelap daun menggunakan kain lembap dan bersih.

Membersihkan daun juga membantu tanaman menyerap cahaya lebih efektif, terutama jika berada di ruangan dengan pencahayaan terbatas. Selain itu, ini adalah momen yang bagus buat kamu mengecek kondisi daun lebih detail—apakah ada bercak, luka, atau tanda-tanda penyakit lainnya.

7. Tambahkan kipas kecil atau buka jendela

ilustrasi tanaman indoor (unsplash.com/Elly M)

Udara yang diam di ruangan lembap bisa memperparah kondisi tanaman. Untuk mengatasinya, kamu bisa menambahkan kipas kecil untuk membantu sirkulasi udara. Alternatif lainnya adalah membuka jendela selama beberapa jam setiap hari, agar udara segar bisa masuk dan mengurangi kadar uap air.

Gerakan udara yang konstan sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap sehat bagi tanaman. Ini membantu tanah cepat kering, mencegah jamur, dan mengurangi suhu lembap yang membuat tanaman stres. Jangan remehkan kekuatan aliran udara, apalagi kalau tanamanmu berada di ruangan tanpa ventilasi alami.

8. Jangan letakkan tanaman terlalu dekat dinding

ilustrasi tanaman indoor (unsplash.com/Annie Spratt)

Banyak orang menempatkan tanaman dekat tembok demi menghemat ruang, padahal area ini cenderung lebih lembap dan minim sirkulasi udara. Kelembapan yang terperangkap di sudut-sudut dinding bisa mempercepat pembusukan daun dan merusak akar jika tanaman terlalu dekat.

Lebih baik beri jarak beberapa sentimeter dari dinding untuk memastikan tanaman bisa bernapas dan tidak terjebak di area pengap. Selain itu, posisi ini juga memudahkan kamu untuk membersihkan bagian belakang pot dan mengecek kondisi lingkungan di sekitar tanaman.

9. Periksa secara rutin tanda-tanda stres

ilustrasi tanaman indoor (unsplash.com/Pete Alexopoulos)

Kunci dari keberhasilan merawat tanaman indoor di ruangan lembap adalah kepekaan terhadap tanda-tanda stres. Daun yang menguning, tumbuh jamur, atau terlihat busuk adalah sinyal bahwa ada yang tidak beres. Jangan tunggu sampai tanaman benar-benar sekarat untuk bertindak.

Lakukan pengecekan secara rutin setidaknya seminggu sekali. Kalau ada bagian tanaman yang rusak, segera pangkas dan bersihkan area sekitarnya. Jika tanah sudah berbau atau terlalu basah, pertimbangkan untuk mengganti media tanam. Deteksi dini bisa mencegah masalah kecil berkembang jadi kerusakan besar.

Merawat tanaman indoor di ruangan lembap memang butuh perhatian ekstra, tapi bukan berarti sulit. Dengan memilih tanaman yang tepat, mengatur sirkulasi udara, dan rutin memeriksa kondisinya, kamu bisa menjaga tanaman tetap sehat dan terbebas dari risiko busuk. Yuk, rawat tanamanmu dengan lebih cermat supaya rumah makin hijau dan hidup!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team