Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels-joaosaplak-26545599.jpg
Ilustrasi gereja Katolik (pexels.com/Photo by João Saplak)

Melansir laman Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), sakramen adalah tanda rahmat keselamatan yang kelihatan, yang menghadirkan rahmat yang tidak kelihatan. Sakramen adalah kehadiran Allah dalam hidup manusia. Mengutip Iman Katolik, secara etimologis, sakramen berasal dari bahasa Latin “Sacramentum” yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan yang kudus atau yang ilahi.

Sakramen sebagai tanda dan sarana keselamatan, maka menerima dan memahami sakramen hendaknya ditempatkan dalam kerangka iman dan didasarkan kepada iman. Lalu ada berapa sakramen dalam gereja Katolik? Merangkum berbagai sumber, berikut penjelasannya.

1. Sakramen Baptis

Ilustrasi baptis (unsplash.com/Julia Michelle)

Sakramen Baptis merupakan satu-satunya sakramen yang menjadikan orang yang menerimanya masuk dalam persekutuan hidup dengan Allah dan Gereja. Sakramen ini, juga dikenal sebagai 'gerbang' menuju tujuh sakramen lain, terutama Sakramen Krisma dan Ekaristi.

Dengan lain kata, tanpa Sakramen Baptis, seseorang tidak bisa menerima sakramen-sakramen lain atau tidak bisa menjadi anggota Gereja. Makna dan tujuan Sakramen Baptis adalah, bahwa setiap orang yang menerima sakramennya dengan pengurapan air dan rumusan trinitas (Bapa, Putra dan Roh Kudus), mendapatkan pembersihan dan penyucian diri dari manusia lama menuju manusia baru, dari dosa menuju pada kehidupan suci murni sebagai anak-anak Allah dan anggota gereja.

2. Sakramen Ekaristi

Ilustrasi misa ekaristi (pexels.com/Photo by Marcelo Chagas)

Sakramen ini mengantarkan umat beriman untuk sungguh mengambil bagian secara penuh dan utuh dalam tugas-tugas Kristus di dunia, yang di dalamnya seseorang dilihat pengorbanan dirinya, kedewasaannya sebagai pengikut Kristus. Oleh karena itu, ketika seseorang menerima Sakramen Ekaristi, pada saat yang sama orang beriman dimasukkan dalam misteri keselamatan Allah.

Hal itu bermakna dalam diri Kristus yang mengorbankan diri-Nya bagi keselamatan manusia dengan wafat dan bangkit-Nya serta lewat kesediaan-Nya menjadikan diri-Nya sebagai makanan dan minuman (tubuh dan darah Kristus) bagi kehidupan manusia. Penerimaan Sakramen Ekaristi yakni orang beriman disatukan secara utuh dan penuh dengan diri Kristus.

3. Sakramen Tobat

ilustrasi berdoa (pexels.com/Ivan Samkov)

Sakramen Tobat juga disebut sakramen rekonsiliasi. Pasalnya, melalui sakramen ini manusia kembali memperbaiki hubungannya dengan Allah yang renggang karena dosa. Sakramen ini juga disebut sakramen pengampunan dosa karena melalui penerimaan sakramen ini, Allah yang maha rahim mengampuni segala salah dan dosa manusia yang datang dengan hati penuh penyesalan ingin melakukan pertobatan terhadap dosa-dosa yang diperbuat.

Karena alasan belas kasih Allah, maka Sakramen Tobat sejatinya adalah tanda nyata belas kasih Allah. Oleh karena itu, sakramen ini sangat penting, mengingat dosa adalah satu-satunya penghalang utama bagi manusia untuk 'bergaul' dengan Allah dan menghalangi manusia untuk mengalami kerahiman dan kemurahan hati Tuhan. Dengan menerima sakramen pertobatan, maka manusia yang berdosa kembali diberi kesempatan untuk menjalin relasi intim dengan Allah dan gereja yang telah mereka lukai akibat dosa-dosa.

4. Sakramen Krisma

Ilustrasi misa Paskah (pexels.com/Photo by Huynh Van)

Sakramen Krisma diwajibkan bagi setiap orang beriman sebagai lambang pendewasaan dan pengakuan iman akan Yesus Kristus berkat pencurahan Roh Kudus. Sebab dengan menerima Sakramen Krisma sebagaimana makna dari namanya dalam bahasa Yunani “chrisma” pengurapan, seseorang diurapi oleh kekuatan roh kudus yang memampukannnya untuk bersaksi akan imannya sendiri. 

Selain itu, Sakramen Krisma juga disebut sebagai sakramen “penguatan” yang merupakan terjemahan dari kata Latin “confirmatio”. Hal ini berarti mau menunjukkan bahwa seseorang yang menerima Sakramen Krisma dikuatkan oleh roh kudus untuk mewartakan tentang Kristus dan kerajaan-Nya.

5. Sakramen Perkawinan

Ilustrasi misa Paskah (unsplash.com/Josh Applegate)

Sakramen Perkawinan merupakan salah satu sakramen yang mengikat perjanjian seorang laki-laki dan perempuan untuk bersatu sebagai suami dan istri. Sakramen ini bersifat selama-lamanya dan eksklusif. Hal ini berarti mereka saling mencintai, bebas dari paksaan pihak manapun, bebas dari halangan nikah kodrati maupun non-kodrati untuk hidup menikah secara monogami, sekali untuk selama-lamanya sampai maut memisahkan.

Sakramen ini dimaksudkan untuk membangun cinta kasih sejati antarsuami istri sebagaimana persatuan Kristus dengan gereja-Nya, yang menyelamatkan, penuh dengan cinta kasih dan membahagiakan. Dengan segitu, Sakramen Perkawinan menghadirkan rahmat kekudusan dan penyelamatan Allah yang ditunjukkan dalam tindakan Allah yang mengasihi umat-Nya.

6. Sakramen Perminyakan/Pengurapan Orang Sakit

ilustrasi orang sakit (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sakramen Pengurapan Orang Sakit merupakan sakramen yang sangat berguna bagi orang beriman yang sedang sakit. Sakramen ini diberikan oleh seorang imam dengan mengoleskan minyak yang telah diberkati secara khusus yakni Olieum Infirmorum.

Menggunakan minyak ini juga disebut sebagai sakramen minyak suci. Sakramen ini memiliki daya kekuatan rahmat yang memberikan penghiburan iman dan penyembuhan bagi orang yang sakit. Dengan menerimanya, orang sakit diharapkan memperoleh kekuatan untuk menanggung segala rasa sakitnya dalam Kristus yang juga mengalami sakit dan penderitaan.

7. Sakramen Imamat

Ilustrasi misa (pexels.com/Photo by Felipe Balduino)

Sakramen Imamat atau Sakramen Tahbisan Suci (Holy Orders) hanya diberikan kepada seorang calon diakon, calon imam dan calon uskup oleh seorang uskup. Sakramen Imamat sering disebut sebagai sakramen tahbisan karena rahmat roh kudus dicurahkan melalui penumpangan tangan seorang uskup yang menjadikan mereka yang ditahbiskan menjadi kudus untuk pelayanan-pelayanan rohani dan menggembalakan umat Allah.

Dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK 1008), mengatakan bahwa “Dengan sakramen Imamat yang diadakan oleh penetapan Ilahi, seorang beriman diangkat menjadi pelayan-pelayan rohani dengan ditandai oleh materai yang tak terhapuskan, yakni dikuduskan dan ditugaskan untuk selaku pribadi Kristus Sang Kepala, menurut tingkatan masing-masing, menggembalakan umat Allah dengan melaksanakan tugas mengajar, menguduskan dan memimpin.” Sakramen Imamat juga sering disebut penyempurnaan dari penerimaan sakramen pembaptisan.

Para uskup, imam dan diakon yang ditahbiskan berbicara bukan lagi atas nama kekuatan mereka, tetapi atas nama Kristus sebagai kepalanya dan atas nama gereja. Sakramen ini hanya diterima sekali seumur hidup.

Itulah jumlah sakramen yang ada dalam gereja Katolik. Yesus Kristus adalah 'sakramen dasar', karena seluruh hidup Yesus menghadirkan Allah kepada manusia. Rahmat dan kasih Allah menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus. Rahmat dalam sakramen ini akan menjadi efektif jika penerima sakramen memiliki iman dan keadaan batin yang siap untuk melaksanakannya.

Editorial Team