Desainer Era Soekamto Rilis Jenama dan Galeri Batik Pertama

Terinspirasi dari kebudayaan Jawa, Adi Manungso

Nama Era Soekamto sudah dikenal sebagai desainer batik dan culter enthusiast. Tepat Jumat (23/7/2022) kemarin, Era resmi merilis jenama batiknya "Era Soekamto" yang penuh dengan filosofi budaya Jawa.

Pagelaran dan pembukaan galeri batik pertama Era Soekamto ini bertempat di The Apurva Kempinski Bali. Konsep Adi Manungsa diangkatnya untuk menghidupkan kembali kekayaan kebudayaan Jawa. Berikut ini ulasannya.

1. Era meluncurkan jenama serta galeri batik pertamanya

Desainer Era Soekamto Rilis Jenama dan Galeri Batik PertamaEra Soekamto (dok. Era Soekamto)

Selama 26 tahun perjalanan kariernya, kini Era Soekamto resmi merilis jenama batik dan memperkenalkan galeri batik pertamanya. Perempuan kelahiran Mataram ini menggelar 2022 Batik & Fashion Presentation dengan berkolaborasi bersama banyak pihak. 

Dalam konferensi pers yang berlangsung secara virtual, Era menjelaskan bahwa ego dan nafsu menjadi dua hal penting yang harus ia kelola. Menurut Era, apabila ego dan nafsu dalam berkarya itu dilepaskan maka karya tersebut akan berkelanjutan.

"Perjalanan saya berkontemplasi. Awalnya hanya fashion, menyamakan apa yang diinginkan oleh pasar. Lalu, saya kembali ke batik, sebagai creative director dari maestro batik. Saya melihat ini (batik_red) tidak sekadar budaya tapi makhluk spiritual. Untuk menjelaskan karya Tuhan itu gak bisa pake logika," ujarnya.

2. Manifestasi karya yang jujur dengan DNA yang detail, feminin, rapi

Desainer Era Soekamto Rilis Jenama dan Galeri Batik PertamaBatik Era Soekamto (instagram.com/erasoekamto)

Berbeda dengan batik-batik yang sudah ia kerjakan bersama maestro batik Iwan Tirta, Era Soekamto melihat bahwa karyanya memiliki DNA yang berbeda. Era ingin ia bermanfaat bagi banyak orang. Seluruh karya batiknya ini dibuat bersama 60 pembatik di bawah asuhannya.

"Inspirasinya bahwa selama kita hidup kita ingin bermanfaat buat banyak orang. Kalau kemarin saya mengerjakan sebuah batik dari maestro Iwan Tirta. Ini saatnya saya mempraktekkan ilmu yang saya dapatkan itu untuk disalurkan ke banyak orang. Saat ini ada 60 pembatik yang saya asuh, banyak anak muda. Mengerjakan sesuatu itu harus berkolaborasi itu kekuatan pembatik. Hasilnya jauh lebih feminin, detail, rapi. DNA sebelumnya seorang maestro itu gagah. Ini karya yang jujur dan bermanifestasi," tutur Era.

3. Bertajuk Adi Manungsa, karyanya terinspirasi dari peradaban manusia dalam kebudayaan Jawa

Desainer Era Soekamto Rilis Jenama dan Galeri Batik PertamaEra Soekamto (instagram.com/erasoekamto)

Presentasi batik ini mengusung konsep yang sangat kental akan budaya dan sejarah. Bertajuk Adi Manungsa, karya batik Era Soekamto ini bertujuan memberikan pencerahan kepada siapa pun yang tersentuh agar mereka tahu betapa berdaya dirinya, karena mereka adalah perpanjangan tangan Tuhan di dunia.

dm-player

Era Soekamto melihat bahwa Adi Manungso bukan hanya sekadar karya fashion dan batik, tapi memiliki pesan di baliknya. Dalam Bahasa Sanskerta atau Bahasa Jawa, Adi Manungsa bermakna ciptaan Tuhan yang sempurna.

Artinya, konsep ini merupakan gambaran manusia yang sadar bahwa dirinya harmoni dengan fisik dan rohani. Dikenal dengan istilah Papat sedulur limo pancer, merupakan elemen fisik yang ditiupkan (air, api, udara, dan tanah) serta ruh sebagai pancer.

"Bicara tentang benang merah dari zaman Medang Kamulan ing Bumi Mataram di abad 9. Ada Majapahit di abad 14. Ada benang merah papat sedulur limo pancer bahwa manusia itu multidimensi. Kembali mengingat bahwa manusia menggunakan rasa, ini elemen yang saya cantumkan di dalam batik," jelasnya.

Baca Juga: 5 Perbedaan Batik Jogja dan Batik Solo, dari Warna hingga Motif

4. Pagelaran Adi Manungsa ini juga berkolaborasi dengan The Apurva Kempinski Bali, sesuai dengan tema "Unity in Diversity"

Desainer Era Soekamto Rilis Jenama dan Galeri Batik PertamaEra Soekamto (instagram.com/erasoekamto)

Karya busana "Adi Manungsa" ini juga berkolaborasi dengan The Apurva Kimpinski Bali yang memiliki kampanye besar bertajuk "Unity in Diversity" sepanjang tahun 2022. Program ini menampilkan keindahan Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Maluku.

Unity in Diversity bila diterjemahkan ke dalam konsep Adi Manungsa menunjukkan banyak pertajaman perbedaan tapi lupa kalau satu. Kekuatan kita adalah kekuatan batiniah, linuwih di mana muncul dari hati dan rasa, termanifestasikan dalam bentuk karya seni.

5. Batik karya Era Soekamto juga dibuat menjadi 111.111 NFT

Desainer Era Soekamto Rilis Jenama dan Galeri Batik Pertama

Menariknya, karya Era Soekamto juga dihadirkan dalam bentuk non fungible token (NFT). Ada sekitar 60 desain dan dipresentasikan ke dalam 120 karya batik tulis yang ditunjukkan dalam pagelaran dan exhibition. Karya ini kemudian dikembangkan menjadi 111.111 NFT dengan mengusung semangat Adi Manungsa.

Sejalan dengan motivasinya untuk bermanfaatkan bagi orang lain. Maka, Era Soekamto juga bekerja sama dengan NFT purpose sebagai platflorm untuk menyalurkan hasil penjualan NFT tersebut. Sebagian besar akan disalurkan melalui SOS Village kepada desa-desa terpencil yang butuh didukung pendidikan dan pemberdayaan manusianya.

“Batik merupakan peninggalan kebudayaan asli Indonesia sarat dengan makna serta kebijaksanaan. Adi Manungsa adalah bukti konsistensi saya untuk terus berkarya serta mengeksplorasi batik sehingga dapat membagikan nilai kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya untuk menjadikannya cerminan bagi setiap orang,” tutup Era Soekamto.

Berkolaborasi merupakan kunci pentingnya dalam berkarya. Melalui karyanya juga, Era Soekamto berupaya mengajak anak muda untuk lebih mencintai wastra dan sejarah Indonesia.

Baca Juga: 9 Dress Batik Kekinian ala Vania Rahardja, Style Pesta Menawan!

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya