Saat liburan ke Bali Timur pada tahun 2019, Reza Riyady tak pernah menyangka hidupnya akan berubah hanya karena satu foto yang ia potret. Kala itu, tangan Reza sempat bergetar ketika menekan tombol kamera mirrorless yang ia pegang. Di hadapannya, seorang perempuan di Desa Ban tengah mendorong jeriken air, menempuh hampir lima kilometer yang terasa seperti perjalanan tanpa akhir.
Pemandangan itu terlihat sederhana, tetapi sebenarnya menyimpan beban yang jauh lebih berat. Di Desa Ban, Karangasem, Bali, tugas tersebut hampir selalu jatuh ke tangan perempuan. Mereka harus berjalan jauh di bawah terik matahari, merawat anak-anak, menjaga rumah tetap berjalan, sekaligus mencari air bersih.
Reza yang saat itu hanya berniat menikmati liburan di Bali Timur, mendadak terdiam. Ada rasa sayatan yang muncul di dalam hatinya, semacam sentakan halus yang membuatnya melihat ulang kenyataan di depan mata. Ia membayangkan perempuan yang ia lihat itu adalah ibunya sendiri, yang mana harus berada dalam posisi serupa, Dari momen kecil itu, empati tumbuh menjadi kegelisahan, lalu menjadi komitmen yang mulia.
Satu foto di tahun 2019 itu menjadi titik awal perjalanan Reza Riyady dalam memahami bahwa krisis air bukan hanya soal kekeringan, tetapi juga tentang ketimpangan yang sejak lama membebani perempuan. Dari kesadaran itu lahirlah komitmen yang ia wujudkan melalui program SAUS (Sumber Air untuk Sesama) dan platform balitersenyum.id, langkah yang kemudian mengantarnya menjadi penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards Provinsi Tahun 2022.
