5 Alasan Kenapa Kamu Harus Jadi Orang yang Realistis di Usia 20-an

Setiap orang pasti mempunyai impian dan cita-cita yang harus diwujudkan. Tetapi tanpa usaha, semua impian itu hanya akan menjadi mimpi belaka. Usaha untuk mewujudkan selalu dibarengi dengan pengorbanan yang sepadan. Jika kamu tidak realistis maka kamu akan selalu mengeluh terhadap usaha yang kamu keluarkan untuk mimpimu, sedangkan pada kenyataannya pengorbanan selalu dibutuhkan dalam setiap langkah yang kamu jalani.

Ada pepatah mengatakan bahwa yang pasti di dunia ini adalah perubahan. Menjadi orang yang selalu siap menerima perubahan adalah sebuah mental yang wajib kamu miliki saat menginjak usia dua puluhan. Tidak ada yang abadi di dunia ini, hal ini juga berlaku untuk beban yang sedang kamu emban saat ini. Semua akan berlalu, tetapi jangan sampai perubahan yang terjadi kamu lewati begitu saja. Dengan menjadi realistis kamu akan menjadi orang yang penuh persiapan untuk menghadapi perubahan.

Berada di usia dua puluhan sarat akan krisis jati diri dan kesulitan menemukan potensi diri. Banyak yang bertanya apa sebenarnya potensi atau kelebihan dalam dirinya. Menjadi realistis berarti kamu bisa mengidentifikasi apa saja kelebihan dan kekurangan di dalam dirimu. Kamu akan mengenali hal-hal apa saja yang sering lakukan dan benar-benar kamu sukai dan tidak ragu untuk menggali potensi tersebut lebih dalam lagi.

Banyak orang yang cenderung ingin bisa mengerjakan apa saja. Faktanya multitasking adalah mitos. Kamu tidak akan bisa mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Kamu harus realistis terhadap sesuatu yang kamu kerjakan. Mengerjakan banyak hal justru akan membuat kamu kesulitan untuk fokus dan hanya mengerjakan semuanya setengah-setengah saja atau lebih buruknya semua akan berantakan. Jika kamu realistis terhadap satu hal yang kamu kerjakan maka kamu akan bersungguh-sungguh mengejar apa yang sudah menjadi tujuanmu dan bisa mengerjakan dengan maksimal

Hal yang sering terjadi saat menginjak usia kepala dua adalah membandingkan proses diri sendiri dengan proses orang lain. Seringkali hal tersebut membuat frustasi dan berujung menyalahkan diri sendiri sampai mengakui bahwa dirinya tidak memiliki kelebihan sama sekali. Jika kamu merasakan itu maka cobalah menjadi realistis bahwa semua diciptakan lengkap dengan kelebihan beserta kelemahan.

Menerima apa yang ada pada diri sendiri adalah sikap realistis paling penting yang harus kamu lakukan. Karena dengan menerima diri sendiri kamu akan menjadi orang yang lebih mudah mensyukuri apa yang diberikan Sang Pencipta.

Menjadi realistis akan menjadikan kamu pribadi yang menerima realita dan bukan hidup di dalam bayangan yang tidak nyata.