Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kamar kos (pexels.com/Matheus Bertelli)

Orangtua masih ada dan dalam kondisi sehat memang bikin kamu tenang. Apalagi orangtua tipe yang gercep buat memenuhi segala kebutuhanmu. Mereka tidak sekadar menyediakan uangnya, tapi juga sering turun tangan sendiri.

Termasuk soal kos-kosan yang akan ditempati olehmu. Sebagian mahasiswa baru kudu mencari kos-kosan sendiri di kota yang asing. Dirimu beruntung sekali ada orangtua yang aktif ke sana kemari mencarikan tempat kos yang sepertinya cocok buatmu.

Namun, alangkah baiknya apabila kamu juga tak tinggal diam dan cuma menunggu hasilnya. Dirimu perlu ikut orangtua mencari calon tempat tinggalmu buat beberapa tahun mendatang. Walaupun orangtua yang akan membayar biaya sewa, ini pentingnya kamu turut serta.

1. Kamu yang akan menempatinya

ilustrasi kamar kos (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Ingat, bukan orangtua yang hendak menempati kos-kosan tersebut melainkan kamu. Maka penting sekali buatmu ikut biar dapat melihat dan merasakan sendiri berada di tempat tersebut. Seleramu boleh jadi amat berbeda dengan orangtua.

Mereka hanya mementingkan kos-kosan yang tampaknya cukup aman. Sementara dirimu sebagai anak muda juga ingin kamar kos yang modern dan keren. Tentu soal bujet orangtua gak bisa dipaksakan.

Artinya, kamu tidak boleh sembarangan memilih kamar kos bagus yang sewanya melampaui kemampuan orangtua. Namun, setidaknya dirimu punya kesempatan melihat-lihat kamar di beberapa kos-kosan. Di akhir pencarian tinggal kamu menentukan satu kamar yang dirasa paling nyaman.

2. Bisa langsung melihat dan berkenalan dengan penghuninya

ilustrasi anak kos (pexels.com/Havanna Sousa do Nascimento)

Bila hanya ayah dan ibumu yang mencarikan kos-kosan, mereka dapat kurang menganggap penting penghuni lainnya. Selama survei, mereka cuma fokus melihat kondisi fisik bangunan, kamar yang ditawarkan, dan mengobrol dengan penjaga atau pemilik kos. Anak kos yang ada di situ mungkin tidak diperhatikan.

Padahal, sesama anak kos ini akan menjadi keluarga keduamu di rantau. Mereka yang setiap hari bertemu denganmu. Penting sekali buatmu sejak awal mencoba membuat penilaian tentang para penghuni kos. Apakah di sana banyak penghuni yang sepantar denganmu?

Mayoritasnya mahasiswa atau pekerja? Bagaimana sikap mereka, terlihat cukup ramah atau sepertinya terlalu individualis? Pun jika sudah ada kamar yang cocok, dirimu dapat langsung berkenalan dengan penghuni lainnya dan minta nomor telepon. Berkenalan lebih awal menghindarkanmu dari rasa sungkan berlebih saat mulai tinggal di kos-kosan.

3. Sekalian survei tempat belanja dan makan

ilustrasi kamar kos (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Kamu gak cuma butuh kamar untuk ditempati. Dirimu pun memerlukan tempat belanja termasuk warung makan. Tentu orangtua juga sudah memikirkan hal ini. Tapi seandainya cuma mereka yang pergi, bagaimana kamu bisa memahami lokasi setiapnya?

Dirimu mesti mengukur sendiri jarak antara kos-kosan dengan berbagai warung dan minimarket. Apakah menurutmu jaraknya cukup terjangkau atau terlalu jauh? Terutama untukmu yang gak bakal bawa kendaraan sendiri.

Kamu harus tahu kemampuanmu berjalan kaki dibandingkan jarak setiap tempat belanja serta warung makan. Orangtua dapat berpendapat jarak setiapnya dekat. Tapi bagimu jaraknya terlampau jauh. Cari yang paling pas untukmu. Apabila kamu sudah tahu mau beli apa di mana, sehabis pindahan tak bingung lagi.

4. Kamu bisa tanya-tanya langsung ke pemilik atau penjaga kos-kosan

ilustrasi kamar kos (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Beberapa hal boleh jadi tidak sempat terpikirkan oleh orangtua untuk ditanyakan ke pemilik atau penjaga kos. Mereka cuma fokus di harga kamar dan fasilitasnya. Orangtua boleh jadi kurang mengerti kebutuhan mahasiswa zaman sekarang.

Jika kamu ikut, dirimu dapat langsung menanyakan berbagai hal. Seperti ada atau tidaknya aturan jam malam mengingat kamu mungkin ada tugas kelompok di luar. Lalu batasan dalam memasukkan tamu. Apakah teman boleh menginap di kamarmu atau dilarang sekalipun berjenis kelamin sama?

Kemudian terkait dekorasi kamar. Bolehkah dirimu menghias bagian dalam kamar atau tidak diizinkan melakukan perubahan apa pun? Di usiamu sekarang, tak semua kebutuhanmu dipahami oleh orangtua. Dirimu perlu lebih aktif.

5. Kamu di rumah juga gak ngapa-ngapain

ilustrasi kamar kos (pexels.com/Niels from Slaapwijsheid.nl)

Kamu sudah gak sekolah. Seleksi masuk perguruan tinggi pun telah dilalui. Bila dirimu belum dinyatakan diterima di sebuah kampus tentu orangtua juga belum mencarikan kos-kosan. Terus kamu mau ngapain di rumah saja?

Daripada seharian dirimu cuma berguling-guling di kamar lebih baik ikut mencari kos-kosan. Kamu dapat mencari alamat berbagai kos-kosan di internet dengan lebih mudah. Baca peta juga pasti dirimu lebih jago.

Kasihan ayah dan ibumu bila sampai bingung ke sana kemari demi mencarikanmu kos-kosan. Sementara dirimu sejak dari rumah pun telah bisa mencari informasi kos-kosan dari medsos. Kamu juga dapat menghubungi nomor kontaknya dulu sebelum survei lokasi.

Kos-kosan di sekitar kampus memang banyak. Akan tetapi, peminatnya tak kalah banyak apalagi bertepatan dengan tahun ajaran baru. Pun kondisinya berbeda-beda. Sebagai orang yang akan tinggal di sana, sudah seharusnya kamu ikut dalam pencarian tempat kos biar nantinya lebih betah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team