Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kenapa Susah Mencari Teman di Usia 20an, Faktor Psikologis?

Ilustrasi seorang wanita membawa kucing
Ilustrasi seorang wanita membawa kucing (Pexels.com/Mikhail Nilov)
Intinya sih...
  • Perubahan prioritas yang drastis di usia 20-an
  • Ketakutan akan komitmen sosial dan pengaruh media sosial
  • Ketidakmampuan mengelola waktu secara efektif dan perubahan lingkungan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di usia 20-an, kita sering merasa bahwa mencari teman baru semakin sulit. Dulu, mungkin berteman terasa begitu mudah—baik itu di sekolah atau kampus, hubungan sosial datang begitu alami. Namun, memasuki fase dewasa muda, segalanya berubah. Tugas, pekerjaan, dan target hidup yang terus menumpuk seolah membuat kita sibuk dengan diri sendiri. Sementara itu, rasa kesepian kadang datang menyelinap, dan kita mulai berpikir, kenapa ya, jadi susah berteman di usia ini?

Ternyata, kesulitan ini bukan hanya soal kurangnya waktu atau kesempatan. Ada banyak faktor psikologis yang mempengaruhi bagaimana kita membentuk hubungan sosial di usia 20-an. Tidak hanya tentang bertemu orang baru, tetapi juga tentang bagaimana kita menilai hubungan itu dan apa yang kita harapkan darinya. Di artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang alasan-alasan tersebut. Jadi, siap untuk membuka mata tentang dunia pertemanan di usia dewasa muda?

1. Perubahan prioritas yang drastis

Ilustrasi seorang wanita fokus belajar (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Ilustrasi seorang wanita fokus belajar (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Di usia 20-an, kita sering mengalami perubahan prioritas yang cukup signifikan. Dulu, mungkin kamu punya waktu luang lebih banyak untuk sekadar nongkrong atau hangout tanpa tujuan. Sekarang, waktu terasa lebih sempit karena fokus utama beralih pada karier, pendidikan, dan masa depan yang semakin mendesak. Ketika kita terlalu sibuk mengejar target pribadi, hubungan sosial seringkali menjadi hal yang terabaikan, meskipun itu adalah aspek yang juga penting untuk keseimbangan hidup.

Dengan waktu yang terbatas, terkadang kita jadi lebih selektif dalam memilih teman. Hanya orang-orang yang benar-benar memberikan nilai tambah atau mendukung tujuan kita yang bisa bertahan. Hal ini membuat pencarian teman baru terasa lebih sulit, karena tidak semua orang memiliki visi yang sejalan dengan kita, atau bahkan punya waktu untuk menjalin hubungan yang lebih dalam.

2. Ketakutan akan komitmen sosial

Ilustrasi seorang wanita berdiri sendiri
Ilustrasi seorang wanita berdiri sendiri (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebagian dari kita mungkin merasa cemas atau enggan terlibat dalam hubungan sosial yang lebih serius. Di usia 20-an, banyak orang mulai merasa lebih fokus pada diri sendiri dan ketakutan untuk berbagi waktu atau emosi dengan orang lain. Hal ini bisa jadi dampak dari pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan, seperti pertemanan yang toksik atau hubungan yang tidak sehat. Ketakutan akan pengkhianatan atau kekecewaan membuat kita lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan baru, bahkan jika kita sebenarnya membutuhkan teman untuk saling mendukung.

Selain itu, rasa takut untuk berkomitmen pada hubungan sosial juga bisa muncul dari ketidakpastian hidup. Usia 20-an adalah waktu di mana kita masih mencari jati diri, dan banyak yang merasa terikat dengan status sosial atau pencapaian pribadi. Tak jarang, ketakutan ini berujung pada sikap menutup diri, yang akhirnya memperburuk kesulitan dalam membangun pertemanan yang erat.

3. Standar sosial yang tinggi

Ilustrasi seorang pria menggunakan ponsel (Pexels.com/Polina Tankilevitch)
Ilustrasi seorang pria menggunakan ponsel (Pexels.com/Polina Tankilevitch)

Media sosial memegang peranan besar dalam kehidupan kita, dan sering kali menciptakan tekanan tersendiri dalam memilih teman. Di dunia maya, kamu bisa melihat kehidupan orang lain yang tampaknya sempurna, mulai dari karier yang sukses hingga hubungan sosial yang ramai. Hal ini bisa menumbuhkan standar sosial yang tak realistis dalam diri kita, bahkan tanpa disadari. Akibatnya, kita jadi lebih sulit merasa puas dengan hubungan sosial yang ada, karena selalu merasa ada "yang lebih baik" di luar sana.

Memang, standar yang tinggi ini mungkin membuat kita terdorong untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Namun, hal ini juga bisa membuat kita lebih kritis terhadap teman baru, bahkan tanpa memberi kesempatan untuk saling mengenal lebih dalam. Kita jadi lebih memilih untuk menyendiri daripada berusaha memperbaiki hubungan yang mungkin masih bisa berkembang.

4. Ketidakmampuan mengelola waktu secara efektif

Ilustrasi seorang pria melihat jam (Pexel.com/Arina Krasnikova)
Ilustrasi seorang pria melihat jam (Pexel.com/Arina Krasnikova)

Kita semua tahu bahwa di usia 20-an, kita berada di puncak tekanan pekerjaan atau pendidikan. Terlalu banyak hal yang perlu dikejar dalam waktu yang terbatas membuat kita seringkali lupa bagaimana cara mengelola waktu dengan bijak. Saking sibuknya, kita sering terjebak dalam rutinitas harian yang tidak memberi ruang untuk membangun relasi sosial yang sehat. Bahkan, terkadang kita merasa tidak punya energi untuk menemui teman atau bertemu orang baru.

Padahal, membangun relasi yang sehat memerlukan investasi waktu dan energi. Jika kita terus-menerus terjebak dalam pekerjaan atau rutinitas yang monoton, kita bisa kehilangan kesempatan untuk membuka diri kepada orang lain. Mengelola waktu dengan bijak dan memberi prioritas pada hubungan sosial bisa jadi langkah pertama untuk mengubah dinamika ini.

5. Perubahan lingkungan dan ketidakpastian sosial

Ilustrasi seorang wanita
Ilustrasi seorang wanita (Pexels.com/cottonbro studio)

Perubahan lingkungan, seperti pindah kota atau pergantian pekerjaan, sering kali mengubah dinamika sosial kita. Usia 20-an adalah masa di mana kita lebih sering menghadapi perubahan besar dalam hidup, dan kadang perubahan tersebut datang dengan rasa kesepian yang tak terhindarkan. Terlebih lagi, di era digital seperti sekarang, kita cenderung lebih terhubung dengan orang lewat layar, sementara pertemuan tatap muka menjadi lebih langka.

Hal ini membuat kita cenderung merasa lebih asing dengan lingkungan sosial baru dan enggan untuk mencari teman. Ketidakpastian sosial ini, baik dalam hubungan baru maupun dalam menghadapi perubahan lingkungan, sering membuat kita lebih menarik diri dan merasa kesulitan untuk membangun koneksi yang mendalam.

Meski tantangan untuk menemukan teman di usia 20-an terasa besar, bukan berarti itu hal yang mustahil. Kunci utamanya adalah memberi ruang bagi diri sendiri untuk tumbuh, menerima ketidaksempurnaan dalam hubungan sosial, dan berani membuka diri kepada orang lain.

Ingat, pertemanan sejati tidak bisa dipaksakan atau diprogramkan—ia berkembang seiring waktu, sama seperti kamu yang sedang berkembang menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Jadi, jangan biarkan keraguan atau ketakutan menghentikanmu. Setiap hubungan baru adalah kesempatan untuk belajar dan berbagi pengalaman dalam perjalanan hidup ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us

Latest in Life

See More

Cuddle Calm, Inovasi Baru Cussons Baby dengan Sentuhan Aromaterapi

07 Sep 2025, 12:30 WIBLife