Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Digital Nomad Lifestyle 2025, Workcation hingga Bleisure!

Ilustrasi digital nomad
Ilustrasi digital nomad (pexels.com/Armin Rimoldi)
Intinya sih...
  • Remote work menjadi gaya hidup permanen sejak pandemik, menarik bagi milenial dan gen Z dengan fleksibilitas lokasi dan jam kerja.
  • Tren workcation terus bertumbuh di 2025, menggabungkan perjalanan liburan dengan kerja jarak jauh di tempat-tempat populer seperti Bali dan Yogyakarta.
  • Bleisure juga populer di dunia kerja, dimana perjalanan bisnis digabungkan dengan waktu luang bersama rekan kerja sebagai tren yang semakin besar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah "digital nomad". Yup, digital nomad adalah sebutan untuk seseorang yang bekerja jarak jauh (remote) menggunakan teknologi digital dan internet. Mengambil makna dari gaya hidup nomaden (berpindah-pindah tempat), masyarakat modern bekerja sambil berpindah lokasi yang berbeda, baik di dalam negeri maupun di luar.

Gaya hidup digital nomad populer sejak pandemik Covid-19 hingga saat ini, alias di tahun 2025. Industri menyesuaikan gaya hidup digital nomad dengan banyaknya jenis pekerjaan yang bisa dilakukan dari mana saja.

Dengan keunggulan fleksibilitas, semakin banyak orang memilih bekerja sambil menjelajahi berbagai tempat baru. Lalu, apa saja tren digital nomad lifestyle di sepanjang tahun 2025 ini? Let's find out!

1. Remote work

Ilustrasi digital nomad
Ilustrasi digital nomad (pexels.com/Helena Lopes)

Gaya hidup digital nomad yang pertama tentu remote working atau kerja jarak jauh. Lifestyle yang dimulai sejak era pandemik kini telah menjadi perubahan permanen. Banyak perusahaan terus menerapkan sistem kerja jarak jauh atau hybrid hingga tahun 2025, dan biasanya ditekuni oleh para pekerja lepas serta entrepreneur.

Hal ini tentu menarik bagi pekerja milenial dan gen Z, seiring dengan tren work-life balance dan isu kesehatan mental yang mulai disadari para pekerja maupun perusahaan sendiri. Karena itu, banyak perusahaan yang memberikan kebebasan bagi karyawan untuk bekerja dari mana saja.

Dimulai dari Work From Home (WFH) dan didukung oleh dunia interior dengan tren home office hingga Work From Cafe (WFC), artinya industri berbagai sektor mendukung gaya hidup remote ini. Generasi muda di dunia semakin memilih gaya hidup remote tersebut karena fleksibilitas atas lokasi, jam kerja, dan lingkungan yang dinilai mengurangi risiko kelelahan.

2. Workcation

Ilustrasi digital nomad
Ilustrasi digital nomad (pexels.com/Yan Krukau)

Digital nomad 2025 yang terus bertumbuh trennya adalah "workcation" (work vacation). Istilah ini menggabungkan perjalanan liburan dengan kerja jarak jauh, salah satu perpanjangan dari sistem remote working, tren work-life balance, dan isu kesehatan mental di tempat kerja. Menurut Sarah Daniels, seorang Mental Health Coach di Headspace, workcation bukanlah waktu istirahat, melainkan bekerja di tempat yang berbeda.

"Workcation dapat memberikan manfaat, bukan hanya peningkatan kreativitas dari perubahan pemandangan, tetapi juga rasa keseimbangan ketika harimu diakhiri dengan akses ke alam atau pengalaman baru," ujarnya, dikutip dari laman Forbes.

Beberapa kota populer sebagai tempat Workcation, seperti Bali, tepatnya di Canggu, Ubud, Seminyak, hingga dikenal dengan tren Work From Bali. Selain Bali, di Indonesia tempat yang dikenal nyaman untuk workcation termasuk Yogyakarta, Bandung, Lombok, hingga Labuan Bajo. Riset SiteMinder membuktikan, 80 persen pelancong bermaksud mencari pengalaman di lokasi akomodasi mereka dan 41 persen lainnya berencana liburan sambil bekerja.

3. Bleisure

Ilustrasi digital nomad
Ilustrasi digital nomad (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dalam gaya hidup digital nomad 2025, bleisure, (business and leisure) juga menjadi aktivitas populer di dunia kerja. Bleisure merupakan perjalanan bisnis, di mana di sela-sela tugas kerjanya dimanfaatkan untuk berwisata.

Bleisure biasanya populer di kalangan pekerja konvensional di sebuah perusahaan yang pada kesehariannya harus bekerja di kantor. Namun karena satu atau lain hal, harus menempuh perjalanan bisnis ke luar kota, luar pulau, atau bahkan luar negeri untuk melaksanakan tugas kerja dari perusahaan tempat bekerja.

Laporan Hilton's 2025 Travel Trends Report menyatakan, hampir 30 persen pelancong global kini bepergian dengan "frolleagues", istilah rekan kerja yang juga merupakan teman. Kenny Totten, pendiri dan COO AllFly, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tengah mengikuti tren tersebut dan mempermudah karyawan untuk melakukannya sebagai cara untuk menarik dan mempertahankan bakat.

"Sekitar satu dari empat pelancong korporat akan datang lebih awal atau memperpanjang perjalanan mereka nanti, jadi ini merupakan tren yang sangat besar," katanya, dikutip dari laman Business Insider.

4. Visa digital nomad

Ilustrasi digital nomad
Ilustrasi digital nomad (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Mendukung digital nomad lifestyle, banyak negara yang menawarkan digital nomad visa. Visa digital nomad adalah izin sementara yang memungkinkan pengunjung untuk tinggal di suatu negara sambil bekerja jarak jauh. Berbagai negara menawarkan visa jenis ini, kebanyakan berdurasi 12 bulan dan bisa diperpanjang.

Meskipun mungkin tidak cocok untuk semua orang, visa ini memungkinkan banyak pekerja jarak jauh untuk menjelajahi dunia sambil bekerja. Visa ini juga membantu negara-negara meningkatkan perekonomian dengan memungkinkan orang asing tinggal untuk jangka waktu yang lebih lama.

Beberapa negara bahkan memberikan manfaat lain, seperti pengecualian pajak dengan visa ini. Ada 73 negara di dunia yang menyediakan digital nomad visa, termasuk di antaranya Belanda, Islandia, Jerman, Norwegia, Prancis, Australia, Malta, Indonesia, Malaysia, Thailand, India, dan lain-lain.

5. Tools kolaborasi

Ilustrasi digital nomad
Ilustrasi digital nomad (pexels.com/Firmbee.com)

Gaya hidup digital nomad 2025 tak lengkap apabila tidak membicarakan collaboration tools (alat kolaborasi) yang digunakan selama bekerja remote. Tempat kerja modern saat ini bergantung pada kolaborasi karyawan, baik itu kerja jarak jauh, hybrid, maupun di kantor.

Sebuah survei bertajuk "Executives Want Flexible Work, Too" dari Morning Consult yang dirilis oleh laman platform Zoom, menyatakan bahwa 71 persen pemimpin perusahaan melihat dampak positif pada kebahagiaan dan kepuasan karyawan, berkat pilihan kerja hybrid dan jarak jauh. Alat kolaborasi ini juga didukung oleh AI yang semakin memperkuat bisnis dan model kerja jarak jauh. Adapun tools yang populer digunakan tahun 2025 termasuk Slack, Microsoft Teams, Google Workspace, Asana, Monday.com, ClickUp, Notion, Miro, dan Zoom.

Gaya hidup yang didukung teknologi ini cocok buat kamu yang suka berpindah-pindah tempat, namun tetap punya penghasilan. Digital nomad bertumbuh seiring dengan tren work-life balance yang semakin digemari milenial dan gen Z. Jadi, gaya hidup mana yang sudah kamu jalani?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Home Office Highlight 2025: Smart-tech, Multifungsi, dan Personal

25 Des 2025, 03:03 WIBLife