Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Mahasiswa Butuh Belajar tentang Batas dan Asertivitas

ilustrasi mahasiswa (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Mahasiswa butuh belajar tentang batas dan asertivitas di tengah kesibukan perkuliahan yang padat
  • Belajar tentang batas dan asertivitas penting untuk menjaga energi sosial, identitas, dan kesehatan mental serta emosional mahasiswa
  • Belajar tentang batas dan asertivitas juga melatih kemandirian, tanggung jawab pribadi, serta menjaga relasi tetap seimbang

Di tengah kesibukan perkuliahan yang padat, tugas numpuk, sampai urusan organisasi dan pertemanan, banyak mahasiswa yang tanpa sadar kehilangan kendali atas ruang pribadinya sendiri. Hidup jadi terasa seperti dikejar-kejar tuntutan dari segala arah. Padahal, masa kuliah seharusnya bukan cuma soal akademik, tapi juga tentang belajar mengenal diri, menetapkan prioritas, dan menjaga kewarasan mental di tengah tekanan yang gak pernah habis.

Belajar tentang batas (boundaries) dan asertivitas bukan cuma penting buat jaga hubungan dengan orang lain, tapi juga krusial buat menjaga relasi dengan diri sendiri. Gak semua permintaan harus dijawab "Iya", dan gak semua orang bisa masuk ke ruang personal seenaknya. Dengan memahami konsep batas dan kemampuan untuk bersikap asertif, mahasiswa bisa lebih bijak dalam mengelola energi, emosi, dan waktu. Berikut ini beberapa alasan kenapa hal ini penting banget dipelajari sejak duduk di bangku kuliah.

1. Biar gak kehabisan energi sosial setiap hari

ilustrasi mahasiswa lelah (freepik.com/freepik)

Sebagai mahasiswa, wajar kalau dikelilingi banyak orang, teman sekelas, dosen, senior organisasi, sampai teman nongkrong. Namun tanpa batas yang jelas, interaksi sosial yang seharusnya menyenangkan bisa berubah jadi beban. Terlalu sering memaksakan diri hadir di semua situasi bisa bikin energi sosial habis total. Ujung-ujungnya, muncul rasa capek, bete, bahkan burnout.

Dengan mengenal batas diri, mahasiswa bisa lebih selektif memilih interaksi mana yang memang penting dan mendukung tumbuh kembang dirinya. Asertivitas memungkinkan seseorang berkata "Gak dulu" tanpa rasa bersalah. Justru dari situ, kualitas hubungan malah bisa meningkat karena dijalani dengan tulus, bukan karena keterpaksaan. Jadi, menjaga energi sosial itu bukan berarti anti-sosial, tapi tahu kapan perlu recharge demi tetap sehat.

2. Supaya gak kehilangan identitas

ilustrasi mahasiswa (freepik.com/freepik)

Sering kali, mahasiswa merasa harus selalu bilang "Iya" supaya diterima lingkungan sekitar, ikut semua kegiatan kampus, bantuin teman terus, bahkan rela mengorbankan waktu istirahat. Lama-lama, sikap ini bikin seseorang kehilangan arah dan merasa hidupnya bukan milik sendiri. Semua dijalani karena tekanan sosial, bukan karena pilihan sadar.

Belajar bersikap asertif berarti berani menyuarakan kebutuhan diri tanpa takut ditolak atau dinilai egois. Ini bukan soal jadi keras kepala, tapi tentang mengenali batas kemampuan dan menyatakan apa yang bisa atau gak bisa dilakukan. Sikap ini justru mencerminkan kepercayaan diri yang sehat, dan bikin orang lain lebih respect karena tahu posisi dan prinsip yang dipegang teguh.

3. Meningkatkan kesehatan mental dan emosional

ilustrasi mahasiswa (freepik.com/freepik)

Kesehatan mental bukan cuma tentang bebas dari stres atau cemas, tapi juga tentang merasa punya kontrol atas hidup sendiri. Mahasiswa yang terlalu sering melanggar batas diri sendiri cenderung merasa tertekan, lelah, dan kehilangan semangat. Perlahan tapi pasti, hal ini bisa memicu gangguan emosional seperti overthinking atau rasa cemas berlebihan.

Dengan memahami batas pribadi dan menerapkan asertivitas, mahasiswa bisa lebih jujur terhadap perasaannya. Gak perlu pura-pura kuat saat sebenarnya butuh waktu untuk tenang. Memilih untuk istirahat, menolak ajakan nongkrong, atau berkata "Gak sanggup" adalah bentuk perlindungan diri yang sehat. Dan dari situlah, keseimbangan hidup bisa tercipta.

4. Melatih kemandirian dan tanggung jawab pribadi

ilustrasi mahasiswa (freepik.com/pressfoto)

Masa kuliah adalah momen penting buat membentuk karakter dan pola pikir yang matang. Salah satu cara melatih kemandirian adalah dengan menetapkan batas dan bertanggung jawab atas keputusan sendiri. Saat bisa bilang "Tidak" pada sesuatu yang gak sesuai nilai diri, di saat itu pula seseorang sedang memperkuat integritas pribadinya.

Asertivitas mengajarkan bagaimana cara menyampaikan pendapat atau perasaan dengan jujur tanpa menyakiti orang lain. Ini juga bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Semakin sering seseorang melatih hal ini, semakin terbiasa pula mengambil keputusan yang tepat, termasuk saat menghadapi tekanan dari luar.

5. Menjaga relasi tetap sehat dan seimbang

ilustrasi relasi mahasiswa (freepik.com/pressfoto)

Relasi yang sehat butuh komunikasi yang jujur dan saling menghargai batas. Baik dalam pertemanan, organisasi, atau bahkan hubungan romantis, semuanya butuh keseimbangan agar gak saling menggerus. Tanpa batas yang jelas, relasi bisa jadi toxic, penuh ekspektasi sepihak, dan bikin salah satu pihak merasa tertekan.

Dengan bersikap asertif, mahasiswa bisa menjaga kualitas relasinya tetap sehat tanpa harus mengorbankan kenyamanan pribadi. Menyatakan apa yang dirasa atau dibutuhkan secara terbuka akan menciptakan hubungan yang lebih terbuka dan saling mendukung. Dan dari sinilah, hubungan yang dewasa dan tahan lama bisa terbangun.

Belajar tentang batas dan asertivitas bukan hal remeh, apalagi buat mahasiswa yang sedang membentuk fondasi kehidupannya. Ini adalah skill hidup yang gak cuma berguna di dunia kampus, tapi juga dalam karier dan relasi jangka panjang. Makin cepat dipelajari, makin besar pula peluang untuk hidup dengan lebih sadar, sehat, dan seimbang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us