Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi nonton bersama anak
ilustrasi nonton bersama anak (pexels.com/Monstera Production)

Intinya sih...

  • Melindungi privasi dan keamanan data anak

  • Mengurangi risiko dampak negatif pada kesehatan mental

  • Sesuai dengan regulasi hukum internasional

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Social media kini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Hampir setiap orang, dari anak-anak hingga orang dewasa, memiliki akun untuk berinteraksi, mencari informasi, hingga mengekspresikan diri. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa ada batasan umur minimal yang ditetapkan oleh berbagai platform media sosial?

Batasan ini bukan tanpa alasan. Aturan mengenai umur minimal dibuat untuk melindungi pengguna dari risiko yang mungkin tidak mereka sadari. Mulai dari aspek hukum, keamanan, hingga kesehatan mental, semua dipertimbangkan dengan matang. Berikut ini empat alasan utama mengapa media sosial mewajibkan batasan usia tertentu.

1. Melindungi privasi dan keamanan data anak

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Julia M Cameron)

Anak-anak sering kali belum memahami pentingnya menjaga data pribadi di internet. Mereka mungkin dengan mudah membagikan informasi seperti alamat rumah, nomor telepon, atau bahkan lokasi mereka tanpa menyadari risikonya. Padahal, data pribadi yang tersebar di dunia maya bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dengan menetapkan umur minimal, social media berusaha memastikan bahwa penggunanya sudah cukup matang untuk memahami risiko tersebut. Selain itu, banyak platform juga diwajibkan oleh hukum untuk melindungi data anak-anak di bawah usia tertentu. Oleh karena itu, batasan usia bukan hanya sekadar aturan, melainkan bentuk perlindungan terhadap privasi.

2. Mengurangi risiko dampak negatif pada kesehatan mental

ilustrasi remaja (pexels.com/@cottonbro)

Media sosial bisa memberikan tekanan psikologis, terutama pada anak-anak yang belum siap secara emosional. Paparan komentar negatif, cyberbullying, atau perbandingan sosial dapat memengaruhi cara mereka melihat diri sendiri. Hal ini berisiko menurunkan kepercayaan diri bahkan memicu masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Batasan usia dibuat untuk memastikan pengguna memiliki tingkat kedewasaan emosional yang lebih baik dalam menghadapi dinamika interaksi online. Anak yang lebih besar cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis dan bisa menyeleksi informasi dengan lebih bijak. Dengan begitu, mereka lebih siap menghadapi berbagai sisi media sosial, baik yang positif maupun negatif.

3. Sesuai dengan regulasi hukum internasional

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/August de Richelieu)

Tidak hanya sekadar kebijakan perusahaan, batasan umur di media sosial juga mengikuti aturan hukum. Misalnya, ada peraturan perlindungan data anak internasional seperti COPPA (Children’s Online Privacy Protection Act) di Amerika Serikat. Aturan ini melarang perusahaan mengumpulkan data anak di bawah usia 13 tahun tanpa izin orang tua.

Dengan adanya regulasi tersebut, perusahaan media sosial wajib menetapkan batasan umur minimal agar tidak melanggar hukum. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa perlindungan terhadap anak di dunia digital merupakan isu global. Jadi, kebijakan umur bukan sekadar formalitas, melainkan kewajiban yang memiliki konsekuensi hukum.

4. Memberikan ruang belajar yang lebih aman bagi anak

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ivan Samkov)

Anak-anak yang belum cukup umur sebaiknya difokuskan pada ruang belajar yang sesuai, bukan langsung terjun ke dunia media sosial. Ada banyak platform edukasi yang memang dirancang khusus untuk anak, dengan sistem keamanan lebih ketat dan konten yang terfilter. Dengan begitu, mereka bisa tetap mendapatkan pengalaman digital yang bermanfaat tanpa harus terpapar risiko besar.

Ketika anak sudah mencapai usia minimal, mereka akan lebih siap secara mental maupun intelektual untuk menggunakan media sosial. Selain itu, orang tua pun lebih mudah untuk mengawasi aktivitas digital anak yang sudah lebih matang. Jadi, batasan umur ini juga membantu menciptakan transisi yang lebih sehat dari dunia digital khusus anak ke dunia media sosial umum.

Penetapan umur minimal di media sosial bukanlah hambatan, melainkan upaya perlindungan. Aturan ini dibuat demi menjaga keamanan data, kesehatan mental, kepatuhan hukum, dan perkembangan anak secara lebih sehat. Jadi, penting bagi kita semua untuk memahami alasan di balik kebijakan tersebut, bukan hanya menganggapnya sebagai aturan kaku. Pada akhirnya, social media bisa menjadi ruang positif jika digunakan di usia yang tepat dan dengan kesadaran penuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian