Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Perasaan Bersalah Baik untuk Hidup Kamu, Mulailah Evaluasi! 

ilustrasi menyesal (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi menyesal (pexels.com/Alex Green)

Perasaan bersalah adalah kondisi yang umumnya timbul, ketika kamu melakukan kesalahan kepada orang lain. Tentunya, perasaan bersalah ini tidak mengenakkan karena rentan menimbulkan penyesalan atau bahkan rasa terpuruk. Di sisi lain orang  yang terdampak tentu akan merasa kesal dan kecewa. 

Meskipun begitu, jangan terus menganggap bahwa diri kamu tidak pantas dan terus berkecil hati. Sebab, asalkan ada keinginan mengakui dan berusaha memperbaiki,  perasaan bersalah sebenarnya baik. Salah satunya adalah membuatmu introspeksi diri dan belajar berempati. Setidaknya ada empat alasan perasaan bersalah itu sebenarnya baik untuk hidup kamu. Keep scrolling!

1. Membantu kamu lebih objektif menilai diri

ilustrasi laki-laki merasa kurang percaya diri (pexels.com/Min An)
ilustrasi laki-laki merasa kurang percaya diri (pexels.com/Min An)

Alasan pertama rasa bersalah baik untuk hidup kamu yaitu untuk membantu  menilai diri lebih objektif atau realistis. Menilai diri secara realistis, artinya kamu tidak hanya menetapkan standar tinggi atau kebaikan saja pada diri, melainkan juga sadar akan celah kekurangan serta berusaha memperbaiki. Contohnya, ketika sedang berselisih pendapat dengan sahabat. Kamu merenungkan kenapa kondisi tersebut bisa terjadi dan kemudian meminta maaf.

Meski kelihatannya mudah, mengakui kesalahan juga kerap menjadi masalah bagi beberapa orang. Alasannya bervariasi, entah karena merasa gengsi, ego berlebihan, atau menunggu orang lain meminta maaf terlebih dulu.

Padahal, tanpa adanya kesadaran diri untuk saling mengakui kesalahan, masalah gak akan selesai. Satu lagi, mengakui kesalahan dan meminta maaf bukan sesuatu yang memalukan, justru akan ada pelajaran berharga di balik itu semua.

2. Perasaan ini juga menjadi tanda, bahwa kamu punya perkembangan emosional yang sehat

ilustrasi merenung (unsplash.com/humberto chavez)
ilustrasi merenung (unsplash.com/humberto chavez)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya,  perasaan bersalah merupakan kondisi emosi yang gak terkontrol, karena perilaku negatif. Munculnya emosi ini biasanya  menimbulkan kecemasan atau penyesalan yang dalam. Namun, jangan berkecil hati dulu. Sebab, perasaan bersalah juga menjadi tanda, bahwa kamu punya perkembangan emosional yang sehat, lho.

Hal ini terjadi karena umumnya rasa bersalah ini timbul ketika seseorang sudah mengerti mana yang benar dan salah. Dalam kata lain, mereka mulai paham akan kontrol diri dan tahu bagaimana cara yang tepat dalam menyikapi suatu keadaan.

Misalnya, mulai berhenti menghakimi pilihan hidup orang lain dan lebih fokus pada diri sendiri. Secara tidak langsung, berani mengakui kesalahan adalah ciri pribadi yang mampu menangani masalah dengan baik. 

3. Membantu kamu  lebih baik dalam memahami perasaan orang-orang di sekitar

ilustrasi wanita dan pria (unsplash.com/jenny marvin)
ilustrasi wanita dan pria (unsplash.com/jenny marvin)

Bukan hanya menjadi tanda perkembangan emosional sehat, rasa bersalah juga menjadi tanda bahwa kamu butuh membangun hubungan yang lebih baik dengan sesama. Kamu tidak lagi menjadikan ego dan emosi sebagai pelampiasan untuk mengungkapkan masalah atau rasa tidak nyaman. Namun sebaliknya, mencoba introspeksi dan lebih  banyak memahami.

Bagaimana caranya? Salah satunya yaitu dengan perluas sudut pandang dan coba posisikan diri sebagai mereka. Cari tahu apa sih hal-hal yang membuat mereka sedih atau kecewa. Dari sini kamu bisa belajar empati dan tidak bersikap seenaknya. 

Di sisi lain, bersiaplah juga dengan reaksi negatif ketika hendak memperbaiki kesalahan. Bagaimanapun, kamu perlu sadar bahwa mereka juga berhak memberikan reaksi demikian atas apa yang dialami. 

4. Mendorong kamu memperbaiki hal-hal yang ada dalam kendali dan terus belajar

ilustrasi ibu memeluk anak (unsplash.com/unsplash+)
ilustrasi ibu memeluk anak (unsplash.com/unsplash+)

Sekali lagi, perasaan bersalah dalam beberapa kondisi memang diperlukan. Salah satunya yaitu mendorong kamu mengevaluasi  hal-hal yang kurang dalam diri dan kemudian memperbaiki. Misalnya, ketika orangtua sadar bahwa waktu kebersamaan dengan anaknya kurang. Mereka pun berusaha untuk lebih banyak meluangkan waktu. Di sisi lain, ini akan memberikan kesadaran, bahwa manusia merupakan makhluk biasa yang tidak luput dari namanya kesalahan.

Sebaliknya tanpa adanya kesadaran diri dan mau mengakui kesalahan, justru itu berbahaya. Hal tersebut akan membentuk seseorang menjadi pribadi yang suka mencari pembenaran, egois, dan cenderung mengulang kesalahan yang sama. Di mana pada akhirnya akan berpengaruh buruk. Bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga orang lain.

Pada akhirnya, baik atau buruknya arti dari perasaan bersalah yaitu tinggal bagaimana kamu mengeksekusinya. Apakah kamu akan benar-benar menjadikan rasa bersalah itu sebagai pembenahan agar lebih baik atau justru sebaliknya mengulangi lagi? Meskipun memiliki rasa bersalah penting, tapi jangan sampai berlebihan hingga menyakiti diri sendiri, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us