Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Quarter Life Crisis Itu Nyata, Pahami agar Tak Tersesat

ilustrasi sedang berbicara (pexels.com/Vinicius Quaresma)

Usia 20-an sering dianggap sebagai masa emas, penuh kebebasan, kesempatan, dan potensi. Namun kenyataannya, banyak dari kita justru merasa bingung, kosong, bahkan kehilangan arah. Tiba-tiba kamu sadar hidup bukan cuma soal lulus kuliah, kerja, atau punya pasangan.

Ada pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang datang tanpa aba-aba, “Aku mau jadi apa?” “Kenapa semua orang kayaknya udah punya rencana?” “Apa aku cukup?” Inilah yang disebut quarter life crisis, dan ya, itu nyata, bukan drama. Tapi kabar baiknya, krisis ini bukan akhir, justru bisa jadi pintu awal untuk kamu kenal diri sendiri lebih dalam. Berikut empat fakta quarter life crisis yang harus kamu pahami agar tidak tersesat.

1. Ekspektasi sosial yang menekan diam-diam

ilustrasi wanita menyendiri (pexels.com/Vlada Karpovich)

Kita tumbuh di era di mana hidup orang lain bisa dilihat hanya dengan scroll jempol. Teman SMA udah tunangan, temen kuliah buka bisnis, dan kamu masih bingung mau ngapain. Padahal, semua punya timeline-nya masing-masing. Masalahnya, society sering bikin kita ngerasa harus 'cepat' sukses, nikah, punya rumah.

Ekspektasi ini datang pelan-pelan, tapi dampaknya besar. Kamu mulai membandingkan tanpa sadar, dan perlahan jadi ragu sama langkahmu sendiri. Kuncinya? Sadari bahwa kamu gak sedang berlomba. Lepaskan ekspektasi luar, dan fokus ke apa yang bikin kamu bahagia secara otentik. Prosesmu valid, meskipun gak sama kayak orang lain.

2. Bingung antara passion dan realita

ilustrasi wanita bekerja (pexels.com/Liza Summer)

Banyak orang bilang, “kejar passion kamu.” Tapi gimana kalau kamu gak tahu passion-mu apa? Atau malah tahu, tapi gak yakin bisa hidup dari situ? Quarter life crisis sering muncul karena kita dihadapkan sama pilihan, idealisme atau realistis. Di satu sisi, kamu pengen ngejar mimpi, tapi di sisi lain kamu butuh bayar sewa, bantu keluarga, atau cari stabilitas.

Wajar banget kalau kamu merasa terpecah dua. Solusinya adalah cari titik tengah. Gak harus langsung ‘loncat’ ke passion penuh waktu, kamu bisa mulai dari proyek kecil, freelance, atau belajar pelan-pelan. Hidup itu maraton, bukan sprint. Passion bisa ditemukan sambil jalan, bukan cuma lewat satu momen wah. Yang penting, jangan biarkan realita mematikan semangatmu total.

3. Takut salah langkah dan gagal

ilustrasi suasana bekerja (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Di usia 20-an, banyak dari kita jadi terlalu hati-hati karena takut salah pilih. Mau ambil kerjaan A takut gak cocok, mau ambil kerjaan B takut nyesel. Akhirnya? Kita stuck. Tapi gini, gagal di usia muda itu bukan kutukan, justru berkah tersembunyi. Di sinilah kamu belajar, ngulik ulang arah, dan nambah mental tangguh.

Semua orang besar pernah gagal, dan mereka tetap bisa bangkit karena gak berhenti di titik jatuh. Yang perlu kamu latih adalah keberanian untuk coba, bukan perfeksionisme yang bikin kamu takut mulai. Jangan tunggu semuanya pasti baru kamu bergerak. Pilih satu jalan, jalanin, evaluasi, dan adjust. Karena satu-satunya kegagalan sejati adalah gak pernah mencoba sama sekali.

4. Kehilangan jati diri di tengah kebisingan dunia

ilustrasi wanita merenung (pexels.com/Thnh Phng)

Di tengah banyaknya opini, saran, dan standar, kadang kita kehilangan suara kita sendiri. Kamu mulai hidup buat menyenangkan orang tua, bos, atau followers. Kamu lupa tanya ke diri sendiri, “Aku sebenarnya pengen apa?” Quarter life crisis sering terjadi karena kita terlalu lama hidup di naskah orang lain.

Maka, penting banget buat punya momen ‘sunyi’ jauh dari distraksi, dan dekat dengan diri sendiri. Tulis jurnal, pergi sendirian, atau refleksi malam-malam. Temukan pola, hal yang kamu suka, dan kenapa kamu suka itu. Dari situ, jati diri mulai terbentuk, bukan dari tekanan luar tapi dari dalam yang jujur. Dunia boleh ramai, tapi kamu harus punya ruang buat mendengar isi hatimu sendiri.

Quarter life crisis bukan hal yang harus ditakuti, tapi dipahami. Dia bukan musuh, tapi sinyal bahwa kamu sedang tumbuh dan bertanya hal-hal penting dalam hidupmu. Kamu gak sendiri. Semua orang yang kamu lihat sukses pun pernah berada di titik ini. Bedanya, mereka gak menyerah saat merasa tersesat. Justru dari rasa bingung itu, mereka menemukan arah yang lebih tepat.

Jadi kalau sekarang kamu merasa galau, gak yakin, atau tertekan, tarik napas dan peluk perasaan itu. Kamu sedang dalam perjalanan penting, mengenal versi terbaik dari dirimu sendiri. Jangan terburu-buru, jangan panik. Dunia gak akan runtuh hanya karena kamu belum ‘mapan’. Yang penting kamu jalan terus, satu langkah kecil setiap hari. Karena di ujung pencarian itu, kamu akan temukan versi diri yang lebih dewasa, lebih kuat, dan jauh lebih tahu apa yang dia mau.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us