Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan untuk Tidak Mengambil Keputusan Apapun saat Marah

ilustrasi marah (unsplash.com/Usman Yousaf)
ilustrasi marah (unsplash.com/Usman Yousaf)

Sebagai manusia yang normal, kamu pasti pernah mengalami kemarahan. Mungkin kamu pernah merasa sakit hati akibat ucapan teman, atau merasa emosi saat kerja kerasmu tidak diakui. Saat marah, seseorang seringkali mengambil keputusan sesuai kehendak hatinya.

Keputusan yang diambil saat marah bisa membawa banyak risiko. Bahkan berpotensi menyusahkan diri sendiri. Maka dari itu, kamu harus menghindarinya. Merangkum dari exploring your mind dan psychreg, ini adalah lima alasan mengapa sebaiknya tidak mengambil keputusan apapun saat marah.

1. Ketika marah, seseorang tidak dapat berpikir jernih

ilustrasi marah (unsplash.com/Sander Sammy)
ilustrasi marah (unsplash.com/Sander Sammy)

Setiap dari kita pasti pernah marah. Tentu kamu masih ingat ketika berani melawan teman yang menghinamu. Atau marah saat tidak diperlakukan baik oleh orang-orang sekitar. Rasa marah identik dengan emosi yang berapi-api.

Saat sedang tersulut amarah, usahakan untuk tidak mengambil keputusan apapun. Bukan tanpa alasan, ketika marah seseorang tidak bisa berpikir jernih. Ia rela melakukan apapun asal kemarahannya bisa tersalurkan. Termasuk mengambil keputusan secara asal.

2. Keputusan yang diambil saat marah bisa memicu risiko buruk

ilustrasi marah (unsplash.com/Sebastian Herrmann)
ilustrasi marah (unsplash.com/Sebastian Herrmann)

Saat marah, pasti kamu pernah kepikiran untuk menghajar temanmu. Atau kamu melakukan balas dendam dengan beragam cara. Pemikiran nekat seperti ini wajar saja muncul, tapi kamu harus tetap bisa mengendalikannya.

Ketika marah, seseorang tidak bisa mengenali mana yang baik dan mana yang buruk. Kamu bisa dengan mudah mengambil keputusan penuh risiko. Rasa takut dan keraguan dalam diri seketika menghilang. Padahal keputusan berisiko bisa membuatmu menyesal di kemudian hari.

3. Bisa saja keputusan yang diambil saat marah justru menyusahkan diri sendiri

ilustrasi marah (unsplash.com/Julien L)
ilustrasi marah (unsplash.com/Julien L)

Perlakuan yang tidak menyenangkan memang bisa memancing emosi. Kamu dibuat bersungut-sungut oleh ucapan atau perilaku tak menyenangkan. Terkadang di saat seperti ini, keputusan ekstrem dan berisiko sering jadi pilihan.

Tanpa disadari, mengambil keputusan saat marah justru menyusahkan diri sendiri. Keputusan yang diambil secara asal malah membuatmu serba salah. Bahkan kamu tersudut atas ucapanmu sendiri. Maka dari itu, kamu harus menghindarinya. Apalagi keputusan tersebut sangat berpengaruh dalam jangka panjang.

4. Keputusan yang diambil saat marah tidak menyelesaikan masalah

ilustrasi marah (unsplash.com/Uday Mittal)
ilustrasi marah (unsplash.com/Uday Mittal)

Marah dan nekat selalu beriringan. Mungkin kamu adalah seorang yang penakut dan selalu ragu-ragu. Tapi suatu hal yang memancing amarah membuat rasa takut dan ragu-ragu itu hilang. Kamu mengambil keputusan tanpa berpikir panjang.

Tentu saja ini akan berakibat fatal. Apa yang kamu ambil sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Yang ada justru menambah masalah baru sampai membuat semuanya kacau. Permasalahan yang seharusnya cepat selesai semakin berlarut-larut.

5. Bisa jadi kamu justru memancing permasalahan baru

ilustrasi marah (unsplash.com/Adi Goldstein)
ilustrasi marah (unsplash.com/Adi Goldstein)

Menghadapi masalah, kamu pasti ingin semuanya cepat kelar. Permasalahan yang tak kunjung selesai membuatmu pusing sendiri. Tapi bukan berarti kamu bisa mengambil keputusan di saat marah. Amarah yang meledak-ledak membuatmu tidak bisa berpikir logis.

Kamu tidak lagi mengindahkan rasa takut. Bahkan tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang akan dihadapi selanjutnya. Akibatnya, keputusan yang kamu ambil justru memancing persoalan baru dan semakin memperlebar masalah.

Kemarahan membuat kita berani mengambil risiko. Tidak terkecuali risiko yang merugikan diri sendiri. Saat sedang marah, lima alasan di atas, harus direnungkan kembali sebelum kamu terlanjur membuat keputusan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us