4 Tanda Seseorang Miliki Empati Berlebihan, Sering Kelelahan

Ketika hal positif jadi membebani

Dilansir dalam Your Brain, empati merupakan sebuah bentuk kemampuan memahami dan berbagi perasaan dengan orang lain. Dengan empati kita dapat merasakan serta berbagi emosi baik maupun buruk yang dialami oleh orang lain. Dengan empati, manusia dapat menjalin hubungan dan memahami kondisi situasi sosial tertentu. 

Empati memang sangat dibutuhkan di dalam kehidupan agar kita dapat menjadi  pribadi yang baik. Namun, bagaimana jika seseorang memiliki empati yang berlebihan? Tentu saja hal itu akan menyebabkan ketidakseimbangan emosi. Untuk mendeteksinya, kamu bisa melihat tanda-tanda berikut.

1. Sensitif dengan emosi

4 Tanda Seseorang Miliki Empati Berlebihan, Sering Kelelahanilustrasi kelompok orang yang menenangkan seorang pria (freepik/freepik)

Orang dengan empati yang berlebihan akan sensitif dengan emosi orang-orang yang ada di sekitarnya. Ketika di sekitarnya orang-orang memiliki emosi yang positif maka seseorang dengan empati yang berlebih akan ikut merasakan senang dan bahagia. Begitu pula ketika orang-orang di sekitarnya memiliki emosi yang negatif, mereka akan seperti spons yang menyerap dan merasakan kesedihan serta perubahan mood yang drastis.

Hal ini terjadi karena seseorang dengan empati yang sangat tinggi akan secara natural membaca emosi maupun ekspresi orang-orang di sekitarnya. Normalnya empati akan sangat dirasakan ketika berhubungan dengan orang terdekat. Namun, seseorang dengan empati yang berlebihan akan berempati pada banyak orang, siapa pun itu, sekalipun orang yang tak dikenal.

2. Kesulitan memahami situasi sosial

4 Tanda Seseorang Miliki Empati Berlebihan, Sering Kelelahanilustrasi seorang wanita yang tengah bersedih dan sedang dihibur (pexels/liza summer)

Karena sensitif dengan emosi sekitarnya, seseorang dengan empati yang sangat tinggi kesulitan untuk memahami situasi sosial yang ada. Mereka merasa kesulitan untuk menghentikan empati yang mereka miliki. Tak jarang pula mereka akan lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri. 

Seseorang yang berempati sewajarnya akan secara natural menjadi pendengar yang baik, bahkan memberikan solusi. Sebaliknya, seseorang yang berempati secara berlebihan akan ikut larut dalam kesedihan yang dialami oleh orang lain. Hal itu pula yang menyebabkan mereka malah menarik diri dari situasi sosial yang ada. Mereka cenderung tidak dapat memberikan dukungan kepada orang yang mengalami kesulitan. Empati berlebihan yang dirasakan justru menguras energi dan membuat stres.

dm-player

Baca Juga: 5 Tanda Nyata Kamu Punya Kemampuan Empati Kuat

3. Labil secara moral

4 Tanda Seseorang Miliki Empati Berlebihan, Sering Kelelahanilustrasi kebingungan atau dilema secara moral (freepik/freepik)

Orang dengan empati yang berlebihan akan mudah terpengaruh. Dengan demikian mereka kesulitan dalam mengambil keputusan moral. Seharusnya empati dapat mendorong seseorang untuk memiliki perilaku sosial yang baik, bukan malah memberikan beban. Sayangnya hal ini jarang disadari oleh orang-orang dengan perasaan empati yang berlebihan.

Salah satu contoh keputusan moral adalah ketika dihadapkan dengan keadaan orang mengalami kesulitan dan kita perlu membantunya. Umumnya seseorang akan berpikir 'apa alasan  kita membantu orang tersebut', 'apakah kita memiliki kemampuan untuk membantu orang terebut'.

Sedangkan orang yang memiliki empati berlebihan akan mengutamakan perasaan moral dibandingkan memikirkan apa alasan membantu orang tersebut. Sehingga tak jarang mereka akan melakukan apa pun untuk membantu orang lain tanpa memikirkan kemampuannya sendiri. 

4. Mengalami stres hingga burnout

4 Tanda Seseorang Miliki Empati Berlebihan, Sering Kelelahanilustrasi perempuan yang sedang kelelahan (freepik/pressfoto)

Orang dengan perasaan empati yang berlebihan akan rentan mengalami stres. Hal ini dikarenakan mereka akan melakukan apa pun untuk membantu orang lain. Namun ketika tidak bisa melakukan apa-apa mereka akan merasa bersalah. Setelah merasa bersalah mereka cenderung akan menarik diri dari dan merasa kecewa.

Empati memang baik, namun, kita juga tidak bisa berempati kepada begitu banyak orang. Kesulitan yang dialami orang lain, tidak selalu menjadi kewajiban kita untuk bertanggung jawab. Kita juga perlu menilai situasi yang ada serta memahami kemampuan kita dalam membantu orang lain.

Baca Juga: 5 Bukti Kehidupan Sosialmu Dirusak Medsos, Empati Hilang!

Alifia Purnomo Photo Verified Writer Alifia Purnomo

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya