TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Strategi Lebih Santai Hadapi Stres di Fase Quarter Life Crisis

Lakukan lima strategi ini biar gak kehilangan jati diri!

ilustrasi lelaki yang sedang sendiri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di tengah rumitnya rintangan kehidupan, sebagian besar manusia pasti pernah merasa bingung dengan hidupnya. Banyaknya ekpektasi dan tekanan sosial di sekitarnya secara tidak langsung dapat mendatangkan beban yang harus dipikul. Fenomena itu biasa dirasakan oleh orang-orang dengan rentang usia 17-30 tahun yang sedang di tahap pencarian jati diri.

Fase yang biasa dikenal dengan fase quarter life crisis itu sering memperbesar rasa khawatir. Imbasnya, kekhawatiran itu dapat memperbesar peluang meningkatnya rasa depresi. Maka dari itu, simak lima strategi mengelola stress di fase quarter life crisis ini! Supaya kamu lebih santai menjalani setiap hari, tetapi tetap bisa mencapai mimpi-mimpi.

1. Mampu terapkan coping mechanism yang baik

ilustrasi perempuan yang sedang belajar daring (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Besarnya tanggung jawab dan kewajiban di usia dewasa, pasti pernah membuat merasa tertekan dan stres. Namun, kamu masih bisa mengendalikan semua itu. Cobalah untuk mengelola stres dengan menerapkan coping mechanism kesukaanmu.

Lakukan hal-hal yang kamu suka untuk meredakan hari-hari beratmu. Misal sehabis pulang kantor, kamu bisa melakukan hobi bermain musik atau berolahraga. Sebisa mungkin, hibur dirimu sendiri dengan hal-hal kecil yang bisa meringankan sedikit bebanmu.

2. Kurangi perbandingan sosial dengan kehidupan orang lain

ilustrasi seseorang yang sedang meratapi sesuatu (pexels.com/Liza Summer)

Sebenarnya melihat pencapaian orang lain justru bisa meningkatkan motivasi agar bisa bersinar di jalan sendiri. Namun, kadang saat melihat pencapaian orang, diri menjadi rentan untuk membanding-bandingkan. Padahal tiap orang memiliki keistimewaannya masing-masing yang tidak bisa disamaratakan.

Daripada waktumu habis untuk membandingkan, lebih baik manfaatkan waktu untuk mengembangkan diri lebih baik. Mulai sekarang, tanamkan mindset: "stop comparing and start doing the best thing”. Dengan begitu, kamu bisa mengelola stress dengan baik dan fokus pada dirimu sendiri.

Baca Juga: 5 Tips Memanfaatkan Teknologi untuk Atasi Quarter Life Crisis

3. Ikhlaskan apapun di masa lalu, fokus pada masa sekarang, dan kurangi khawatirkan masa depan

ilustrasi seorang high value single (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selesaikan luka-luka masa lalumu, berdamailah dengan rasa-rasa yang pilu. Sebab, semua itu yang bisa membuatmu lebih percaya diri untuk bisa fokus setiap waktu. Selain itu, kurangi juga mengkhawatirkan apa yang belum terjadi.

Hiduplah di hari ini, bukan di masa lalu atau masa depan. Jadi, hargai prosesnya dengan pasang ekspektasi yang sewajarnya, tapi eksekusi tetap yang sebaik-baiknya, ya? Jika semua itu sudah kamu lakukan, maka akan lebih mudah untukmu melewati fase quarter life crisis dengan baik.

4. Cari lingkungan suportif yang menghargai value-mu

ilustrasi orang-orang yang sedang fokus (pexels.com/Thirdman)

Putuskan semua hubungan toxic jika kamu tidak ingin memperberat fase quarter life crisis-mu. Rekatkan hubungan dengan orang-orang yang senantiasa mendukung dan mengajarkan banyak hal positif untukmu. Merekalah yang akan selalu menghargai value dirimu dan selalu percaya bahwa kamu bisa melewati segala sesuatunya dengan baik.

Sejauh ini, apakah kamu sudah menemukan lingkungan yang seperti itu? Kalau sudah, syukurlah. Kalau belum, carilah. Sebab, lingkungan terdekat sangat berpengaruh untuk kebiasaan baik yang akan terbentuk nantinya. 

Verified Writer

Adira Putri Aliffa

A full time learner and a part time overthinker in life

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya