TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Ini yang Memicu Rasa Kemanusiaan Seseorang Kian Memudar

Yuk jadi peka terhadap sesama!

Unsplash.com/Pawel Janiak

Rasa-rasanya hari-hari berganti menjadi minggu, bulan, hingga tahun begitu cepatnya. Sungguh bumi tempat kita berpijak ini kian memasuki usia senjanya. Namun demikian, manusia yang hidup di atas bumi belum semua kompak dalam menjalankan titah sebagai seorang insan. Alhasil, pertumpahan darah dan perpecahan kerap terjadi lantaran minusnya rasa kemanusiaan.

Lantas apa yang memicu rasa kemanusiaan memudar dalam dada seseorang? Berikut ini 5 hal yang memicunya, semoga dapat mencerahkanmu.

1. Karena tingginya rasa ego dalam setiap diri manusia, hingga akhirnya sibuk mementingkan diri sendiri

Pixabay.com/jwvein

Ego yang menggunung dalam diri seseorang dapat menjadi trigger untuk membuatnya bersikap melampaui batas. Akhirnya, menghalalkan segala cara hingga sibuk mementingkan diri sendiri dalam menjalani kehidupan. Ketahuilah, hidup di dunia ini haruslah saling mengayomi. Jangan sampai kita menjadi manusia yang larut mementingkan urusan perut sendiri tanpa mau mengulurkan tangan membantu orang lain.

2. Menjaga jarak dan abai terhadap kehidupan sosial

Pixabay.com/lechenie-narkomanii

Seseorang yang menutup diri dan abai dari dunia sosial lambat laun akan mempengaruhi dinamika kehidupannya. Salah satu efeknya, kepekaan sosial seseorang akan berkurang dan ia mudah untuk tidak peduli terhadap kehidupan di sekitarnya.

Menutup diri hanya akan membuat seseorang kehilangan waktu berharga dalam mengasah rasa kemanusiaannya pada orang lain. Untuk itu, jangan menutup mata terhadap orang-orang di sekitar kita.

Siapa pun mereka, bantulah dengan segenap jiwa dan tidak mengharap pamrih. Biarkan Sang Khalik saja yang menilai keikhlasan hatimu dalam berbuat kebaikan.

Baca Juga: 5 Zodiak dengan Rasa Kemanusiaan Tinggi yang Bakal Menginspirasimu

3. Merasa bisa melakukan setiap hal sendiri tanpa bantuan orang lain

Pixabay.com/Free-Photos

Manusia memang harus hidup mandiri, tapi mustahil jika hidup kita yang hanya sebentar ini tidak melibatkan orang lain dalam perjalanannya. Ingatlah, dalam melakukan amal baik seperti sedekah misalnya, kita tentu membutuhkan kaum papa sebagai sumber tujuan pemberian sedekah tersebut. Namun bayangkan jika kaum papa tidak ada di dunia ini?

Tentu orang-orang berdompet tebal akan kewalahan dalam berbagi lantaran tak ada lagi orang yang membutuhkan ulurang tangan.

Yuk, asah selalu kepekaan sosial pada sesama. Jangan merasa sombong seolah semua hal bisa kita lakuan sendiri tanpa perlu melibatkan orang lain.

4. Terlena dengan zona nyaman kehidupan sehingga lupa memerhatikan sesama

Unsplash.com /Alora Griffiths

Zona nyaman memang dapat memabukkan sekaligus melalaikan seseorang dalam menjalani kehidupan. Biasanya, mereka yang hidup pada comfort zone tidak merasakan pahit getir sulitnya kehidupan seperti yang dirasakan kaum papa atau mereka yang kini hidup dalam masa sulit di luar sana.

Alhasil, jika seseorang tidak mau menyadarinya, maka hidup dalam zona nyaman justru menjadi ancaman alias bumerang bagi seseorang, sebab dengan sendirinya ritme kehidupan tersebut dapat mematikan kepekaan sosialnya terhadap orang-orang di sekitar.

Cobalah memposisikan diri menjadi orang yang sedang memerlukan uluran tangan. Maka kamu tentu sangat membutuhkan sumbangsih dari orang lain sebagai bentuk rasa kemanusiaan. Namun bagaimana jika hati sudah lebih dulu mati hingga tak peka menanggapi sekitar? Jangan sampai kita lupa dengan saudara-saudara kita hingga menggadaikan rasa kemanusiaan hanya karena terlena dengan kehidupan yang nyaman.

Baca Juga: 5 Fakta Pendiri MER-C, Joserizal Jurnalis sang Pejuang Kemanusiaan

Verified Writer

Anggita Amelia

Writing is the way I share it, hopefully my writing will be useful to the reader

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya