TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Seseorang yang Berpendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral

Jangan terkecoh!

Unsplash.com/Cole Keister

Beberapa hari terakhir ini media internasional dan nasional ramai-ramai menyiarkan berita mengejutkan tentang sosok warga asal Indonesia yang tega melakukan kejahatan seksual di Inggris hingga ia divonis penjara seumur hidup oleh pengadilan setempat.

Peristiwa ini seolah memberi cambuk dan pelajaran bagi kita, bahwa sebenarnya seseorang yang sudah mengenyam pendidikan tinggi belum tentu memiliki akhlak atau moral yang baik, justru sebaliknya, bisa dengan mudah melakukan tindak amoral kepada sesama manusia.

Lantas, mengapa seseorang yang berpendidikan tinggi belum tentu bermoral baik dalam kehidupan sehari-harinya? Setidaknya berikut ini 5 alasan yang perlu kamu ketahui.

1. Karena moral baik itu bersumber dari bersihnya hati

Pixabay.com/TanteTati

Seseorang yang hatinya tidak bersih bahkan tidak takut kepada Sang Pencipta, maka ia akan mudah terjerumus perilaku amoral dan enggan menyesali hal tersebut dalam hidupnya.

Berbeda dengan seseorang yang memiliki hati bersih, sekalipun ia pernah tergelincir ke dalam perbuatan salah, maka ia segera menyesal dan berjanji untuk tidak melakukan hal yang sama di kemudian hari. Dengan demikian, seseorang yang hatinya bermasalah maka ia akan sulit untuk memiliki moral yang baik, sekalipun ia adalah seorang atau tokoh yang sudah mengenyam pendidikan tinggi.

Baca Juga: Benarkah Kesejahteraan Guru Pengaruhi Kualitas Pendidikan Indonesia?

2. Lingkungan yang tidak sehat dapat memicu seseorang mudah melakukan kejahatan

Unsplash.com/Chad Kirchoff

Lingkungan yang tidak kondusif kerap membuat seseorang bisa dengan mudah berbuat tidak baik, tak peduli seberapa tinggi pendidikan yang ia tempuh. Oleh karena itu, seseorang yang tidak bisa menjaga dirinya dari lingkungan yang buruk akan dengan cepat terpengaruh dan menjadi pribadi yang tidak baik, apalagi jika nilai-nilai budi pekerti sangat minim tertanam dalam diri seseorang. Alhasil ia akan mudah mengikuti arus perkembangan zaman hingga terkontaminasi lingkungan yang tidak sehat. 

3. Minimnya peran orangtua dan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak

Pixabay.com/tom9802

Peran orangtua dan keluarga sangat berarti dan vital dalam membentuk karakter seorang anak. Untuk itu, orangtua yang tidak mengedukasi anak-anaknya tentang moral yang baik dan buruk sejak usia dini, maka hal tersebut bisa menjadi bumerang ketika sang anak dewasa. Ini karena anak tidak punya pegangan dan pengawasan dari orangtuanya sehingga anak merasa bebas untuk berbuat sesuka hati di dalam hidupnya.

Jadi tidak heran,  jika anak tersebut menempuh pendidikan tinggi, belum menjamin sang anak memiliki budi pekerti yang baik.  Sebab ia belum mendapatkan pengajaran tersebut dari sekolah pertamanya, yakni orangtua dan keluarga sang anak. 

Jadi, sebagai orangtua, jangan alpa dan lengah mengawasi anak-anak,  jangan sampai orangtua hanya fokus terhadap jenjang pendidikan formal anak namun abai mengajarkan pendidikan moral kepada anak.

4. Renggangnya hubungan dengan Sang Maha Pencipta

Pixabay.com/whoismargot

Semakin jauh hubungan seseorang dengan Penciptanya, maka semakin tak karuan hidup yang ia jalankan. Ingat, jangan merasa sudah benar sendiri dalam mengambil sikap dan tindakan dalam hidup tanpa melibatkan empunya semesta dalam keseharian kita.

Tak peduli seberapa tinggi pendidikan yang seseorang tempuh dalam kehidupannya, selama ia enggan merekatkan hubungan dengan Sang Pemilik Jagat, maka kehancuran moral pun dapat terjadi.

Hidupnya akan dipenuhi ego dan tidak takut untuk berbuat amoral karena merasa diri hebat. Hati-hati ya, jangan bosan merenung dan memperbaiki diri agar kita semakin menyadari bahwa sebagai seorang manusia, kita tak akan pernah luput dari khilaf dan salah.

Dengan begitu kita akan sibuk memperbaiki akhlak diri sendiri, bukan malah bangga dan merasa baik-baik saja dengan perbuatan amoral yang kita lakukan.

Baca Juga: 5 Kebaikan yang Akan Kamu Dapat setelah Melalui Pengalaman Pahit 

Verified Writer

Anggita Amelia

Writing is the way I share it, hopefully my writing will be useful to the reader

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya