TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Alasan Orang Malas Merayakan Tahun Baru, Kamu yang Mana? 

Nomor empat adalah alasan paling umum 

ilustrasi perayaan tahun baru (freepik.com/wirestock)

Perayaan tahun baru selalu identik dengan kebahagiaan dan kebersamaan. Momen menyambut pergantian tahun ini dapat menghadirkan sukacita bagi sebagian besar orang. Namun, sebagian lainnya tidak menyambut hangat tahun baru.

Sejumlah orang cenderung enggan atau malas untuk merayakan pergantian tahun. Alasannya bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. Beberapa alasan paling umum mengapa orang malas merayakan tahun baru akan dibahas tuntas dalam artikel ini. Kira-kira, kamu termasuk yang mana? 

1. Merasa perayaan tahun baru hanya buang-buang waktu

ilustrasi merenung (freepik.com/drobotdean)

Bagi sebagian orang, merayakan tahun baru dianggap sebagai kegiatan yang hanya membuang-buang waktu tanpa memberikan manfaat konkret. Mereka mungkin merasa bahwa perayaan tersebut hanya bersifat seremonial dan hiburan semata. Pandangan ini diperkuat oleh persepsi bahwa resolusi atau janji untuk perubahan hidup sering kali hanya bertahan sebentar, sehingga membuat perayaan tahun baru sebagai upaya yang sia-sia.

Selain itu, ritual perayaan tahun baru yang identik dengan aspek konsumtif, seperti pesta, dianggap tidak berguna. Mereka lebih memilih untuk melakukan kegiatan reflektif untuk melihat kembali bagaimana perkembangan diri selama satu tahun terakhir. Mereka juga menyusun rencana strategis untuk mencapai tujuan pada tahun baru. Oleh karena itu, waktu dan energi mereka dialokasikan untuk aktivitas yang lebih bermakna atau untuk beristirahat.

2. Tidak siap menyambut tahun baru

ilustrasi sendiri (pexels.com/mikoto.raw Photographer)

Sejumlah orang mungkin malas untuk merayakan tahun baru karena mereka belum siap menghadapi perubahan dan tantangan pada tahun yang baru. Misalnya karena khawatir dengan ketidakpastian masa depan. Ketakutan ini umum terjadi terutama bagi mereka yang merasa belum mencapai tujuan atau pencapaian yang diinginkan selama tahun sebelumnya. Akhirnya, mereka terbebani dengan harapan tinggi yang ingin dicapai pada masa depan. 

Selain itu, ada juga orang yang merasa belum siap secara emosional untuk menyambut tahun baru. Mereka mungkin tengah mengalami perubahan besar dalam hidup, seperti kehilangan pekerjaan, perpisahan, atau perubahan besar dalam lingkungan sosial. Sehingga, sikap skeptis terhadap tahun baru muncul sebagai wujud perlindungan diri dari tekanan yang terjadi. 

3. Ingin hemat karena perayaan tahun baru membutuhkan pengeluaran besar

ilustrasi menabung (pexels.com/cottonbro studio)

Perayaan tahun baru terkadang membutuhkan pengeluaran yang cukup besar untuk pesta, hiburan, dan biaya perjalanan. Bagi seseorang yang memiliki gaya hidup hemat atau keterbatasan finansial, keinginan untuk menabung menjadi faktor mengapa mereka tidak ikut merayakan tahun baru. Mereka lebih memprioritaskan kestabilan keuangan daripada menghamburkan uang untuk perayaan yang bersifat sementara. 

Keinginan untuk hemat juga berkaitan dengan kesadaran akan pentingnya keuangan jangka panjang. Beberapa orang lebih memilih untuk mengalokasikan dana mereka untuk investasi, tabungan masa depan, atau membayar utang. Pandangan ini mencerminkan sikap bijak terhadap keuangan pribadi, di mana seseorang berpikir untuk lebih menjaga keseimbangan finansial daripada berfoya-foya. 

Baca Juga: 6 Negara Ini Kamu Gak Bakal Temukan Perayaan Tahun Baru

4. Tidak nyaman dengan keramaian

ilustrasi terganggu bising (freepik.com/freepik)

Ini adalah alasan umum yang menyebabkan orang malas merayakan tahun baru. Perayaan yang diiringi kerumunan orang, ingar-bingar pesta, serta kembang api yang spektakuler, menciptakan atmosfer bising yang mengganggu. Akibatnya, suasana ramai menjadi pemicu stres bagi seseorang yang lebih suka ketenangan. 

Tidak hanya itu, ada pula orang yang merasa canggung dalam lingkungan sosial yang ramai, entah karena kepribadian introvert atau memang preferensi pribadi. Mereka lebih suka merayakan tahun baru secara intim dengan orang terdekat atau justru beristirahat. Sehingga, mereka dapat merasakan kebahagiaan dalam kesederhanaan, dan jauh dari huru-hara pesta perayaan tahun baru. 

5. Memiliki kenangan buruk dengan perayaan tahun baru

ilustrasi sedih (pexels.com/DCStudio)

Bagi beberapa orang, malas merayakan tahun baru dapat dipengaruhi oleh kenangan buruk saat perayaan sebelumnya. Pengalaman traumatis, seperti kehilangan orang tersayang, kecelakaan, atau kejadian lain yang tidak menyenangkan, dapat meninggalkan luka batin mendalam. Mereka merasa bahwa perayaan tahun baru hanya menghidupkan kembali kenangan buruk.

Seiring datangnya momen perayaan, kenangan buruk tersebut mungkin membangkitkan kembali perasaan negatif, seperti sedih, kehilangan, atau cemas. Akibatnya, mereka memilih untuk menarik diri dari perayaan tahun baru sebagai bentuk perlindungan diri dari luka yang belum sembuh sepenuhnya. Oleh karena itu, mereka tidak merasakan kegembiraan yang seharusnya dirasakan selama pergantian tahun. 

6. Tradisi perayaan tahun baru tidak sesuai dengan nilai yang dianut

ilustrasi mabuk (freepik.com/DCStudio)

Ada beberapa orang yang memilih tidak merayakan tahun baru karena nilai yang bertentangan dengan keyakinan atau prinsip yang dianut. Misalnya, bagi agama tertentu, aktivitas perayaan tahun baru yang identik dengan konsumsi alkohol dan foya-foya, dianggap tidak sesuai dengan nilai agamanya. Akibatnya, mereka menolak atau menghindari perayaan tersebut. 

Dalam beberapa kasus, tradisi perayaan tahun baru juga bertentangan dengan nilai-nilai budaya atau etika pribadi. Sebagai contoh, penggunaan kembang api yang menyebabkan polusi atau kegiatan lain dianggap kurang bermoral. Baik itu terkait dengan agama, budaya, atau etika, dapat menjadi faktor penentu mengapa beberapa orang enggan merayakan tahun baru. 

Verified Writer

Annisa Isnaini H.

Creating the world with words

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya