TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pernah Alami Toxic Positivity? Ini 5 Cara Ampuh Menghindarinya!

Good vibes only?

unsplash.com/sydneysims

Pernah gak sih pas kamu lagi sedih dan curhat ke orang lain terus mereka bilang “lihat sisi positifnya dong” “kamu kurang bersyukur!” atau “banyak yang lebih tidak beruntung daripada kamu” ? Kalau pernah, hati-hati! jangan-jangan itu termasuk toxic positivity. Apa sih toxic positivity itu? Toxic positivity merupakan positivity yang dipaksakan, dimana kamu percaya secara berlebih pada pemikiran positif sampai menjadi denial terhadap perasaan yang sebenarnya sedang kamu rasakan. Nah, apa bedanya toxic positivity dengan empati? Kalau toxic positivity hanya berkata “lihat sisi positifnya, deh!” tanpa menghiraukan perasaan si empunya masalah, empati berarti mencoba mengerti dan memahami apa yang sedang dirasakan orang tersebut. Toxic positivity yang dibiarkan bisa berbahaya. Perasaan yang terlalu lama dipendam atau sering disangkal demi terlihat senang, lama kelamaan bisa menumpuk dan memicu stres, lho.

Nah, sudah tau kan apa yang dimaksud toxic positivity dan bahayanya? Sekarang simak cara berikut ini biar kamu bisa terhindar dari toxic positivity.

1. Terima perasaanmu

unsplash.com/frankmckenna

Mari kita sama-sama akui bahwa life can be sucks. Hidup nggak selamanya happy. Kadang kamu bisa merasa kecewa, sedih atau marah terhadap sesuatu. Dan yang terpenting yang harus kamu sadari adalah perasaan-perasaan tersebut itu wajar. Alih-alih menjadi denial, sadari dan terima perasaan tersebut dengan terbuka.

2. Kurangi membuka media sosial

unsplash.com/kevcostello

Terlepas dari semua keseruan dan manfaatnya, media sosial terkadang bisa menjadi toxic juga, lho. Semakin sedikit waktu yang kamu habiskan untuk media sosial, semakin sedikit juga kenegatifan dan perilaku toxic yang kamu terima.

Baca Juga: Sadari Segera! 5 Tanda Kamu Sedang Mengalami "Toxic Positivity"

3. Merasakan perasaan adalah bagian dari menjadi manusia

rawpixel.com/pai

Semua perasaan seperti senang, kecewa, sedih, gugup dan kesal, adalah perasaan-perasaan yang menjadikanmu manusia. Merasakan perasaanmu terhadap sesuatu adalah bagian dari menjadi manusia. Jadi merupakan suatu hal yang wajar kalau kamu terkadang gak merasa bahagia.

4. Tulis perasaanmu

pexels.com/@pixabay

Gak ada salahnya untuk mulai mencoba menulis tentang perasaanmu. Seperti kata seorang psikolog bernama Beth Jacobs, Ph.D, dalam bukunya yang berjudul Writing for Emotional Balance: A Guided Journal to Help You Manage Overwhelming Emotions, “Jurnal seperti sebuah checkpoint antara perasaanmu dengan dunia”. Apapun yang sedang kamu rasakan, coba deh, tuangkan kedalam tulisan. 

Baca Juga: Jangan Terjebak! Ini 7 Tanda Toxic Positivity Menurut Ahli 

Writer

Aphrodita

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya