TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jangan Lakukan Hal-hal ini Saat Berinteraksi dengan Orang Lain

Salah satunya terlalu kepo akan kehidupan orang lain

ilustrasi berinteraksi (unsplash.com/unsplash+)

Seperti yang diketahui, interaksi sosial menjadi salah satu kebutuhan dasar setiap manusia. Dengan berinteraksi dengan orang lain, maka memungkinkan setiap individu bisa saling terhubung dan membangun hubungan yang sehat. Tentu, agar tercipta hubungan yang sehat tersebut perlu ada etika dan aturan yang penting untuk diperhatikan. 

Tanpa memperhatikan aturan tersebut, maka memungkinkan komunikasi yang terjalin  akan rentan terjadi kesalahpahaman atau ketidaknyamanan pada diri salah satu atau kedua belah pihak. Jadi untuk meminimalisir situasi tersebut, setidaknya ada tiga hal yang perlu berhenti dilakuin saat berinteraksi dengan orang lain. Selengkapnya ikuti daftarnya di bawah ini.

1. Tidak menghargai perbedaan

ilustrasi berkonflik (pexels.com/https://www.pexels.com/ rdne stock project)

Gak bisa dimungkiri perbedaan menjadi hal yang lumrah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Ibaratnya makan buah durian, seseorang yang hobi akan mengatakan bahwa durian itu enak. Sebaliknya bagi mereka yang tidak suka, bisa jadi ketika mencium baunya saja sudah mual. Dari hal tersebut, jika kita mencoba memaksakan kehendak atau kesukaan orang lain, justru bisa menimbulkan ketidaknyamanan atau bahkan pertengkaran, bukan?

Maka dari itu kita perlu mengendalikan diri untuk tidak menghakimi. Sebab setiap orang memiliki  prinsip, keyakinan, atau pola pikir yang tidak sama. Sehingga yang perlu dilakukan yaitu menghargai dan bertoleransi akan perbedaan tersebut.

Memang, menghargai perbedaan bukan perkara yang mudah. Maka dari itu, pertama kita perlu belajar untuk memosisikan diri sebagai orang lain atau memandang sesuatu dari sudut pandang berbeda, misalnya. Sehingga dari perbedaan tersebut nantinya tidak menimbulkan perpecahan, melainkan menjadi sarana belajar hal baru.

Baca Juga: 5 Tips Mengurangi Interaksi dengan Teman Toksik, Biar Lebih Tenang!

2. Terlalu kepo dengan hidup orang lain

ilustrasi wanita berbisik (unsplash.com/unsplash+)

Memiliki rasa ingin tahu tinggi atau kepo menjadi salah satu hal yang bermanfaat dalam hidup. Misalnya kita ingin tahu bagaimana sih cara menggunakan media sosial dengan baik, dari sini kita bisa belajar keahlian baru atau bahkan berempati dengan orang lain. Meskipun begitu jangan keliru, terlalu kepo dengan hidup orang lain sebaiknya juga perlu berhenti dilakuin saat berinteraksi. Sebab bukan hal sepele, kebiasaan ini bisa menimbulkan perasaan risih atau bahkan timbul salah paham yang berujung pada efek persekusi atau main hakim sendiri.

Namun bukan hanya bagi orang lain, hal tersebut juga bisa berdampak negatif bagi diri sendiri. Kamu jadi gak fokus pada kehidupan sendiri, karena terlalu sibuk ngurusin hidup orang lain. Lebih parahnya, ini bisa memicu kebiasaan bergosip  atau membicarakan kehidupan orang lain yang seharusnya bukan jadi urusan kamu. Maka dari itu kebiasaan ini juga perlu dikendalikan, ya.

3. Meminta orang lain untuk selalu berpikir positif dan melihat sisi baik dari setiap kesulitan

ilustrasi wanita sedih (pexels.com/liza summer)

Kamu pasti juga sepakat bahwa setiap masalah memang harus dihadapi dengan pikiran positif. Dengan berpikir positif maka kita bisa lebih kuat dalam menghadapi krisis. Meskipun begitu, meminta orang lain untuk selalu berpikir positif dan melihat sisi baiknya juga sebaiknya dihindari dalam berinteraksi.

Sebab meskipun tujuannya baik, meminta seseorang untuk berpikir positif saat dirundung masalah tidak sesederhana itu. Alih-alih membaik, justru bisa jadi mereka akan menganggap jika perasaan negatif yang dirasakan gak penting bagi orang lain.

Padahal, memang tidak semua orang membutuhkan kata penyemangat ketika memiliki masalah. Bisa jadi hal yang mereka butuhkan yaitu penerimaan akan perasaan negatifnya. Maka dari itu memberikan respons seperti  membalas dengan pelukan atau memaklumi situasi sulit, mungkin lebih dibutuhkan di situasi tersebut.

Baca Juga: Interaksi Sosial Asosiatif: Pengertian, Ciri, Bentuk, dan Contohnya!

Verified Writer

Aprilia Nurul Aini

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya